Binatang dari kitab Wahyu pasal 13, Tandanya & Kuda Troyanya
Mitos tentang siklus mingguan yang bersiklus terus menerus tanpa jeda adalah tempat di mana "tanda binatang itu" di dasarkan. Yakin hari Sabtu adalah hari Sabat yang dikuduskan oleh Adam, Nuh, para leluhur, Musa, para Nabi, Yahushua, dan para Rasul? Pikirkanlah lagi! Waktunya singkat, saudara kekasih Yahuwah. Belajarlah untuk melihat apa yang sudah anda terima. |
Siapakah
"binatang" terkenal yang tertulis di dalam kitab Wahyu
itu?
Dalam kitab Wahyu pasal 13, kita menemukan dua binatang: (1) seekor binatang yang keluar dari dalam laut; (2) seekor binatang yang keluar dari dalam bumi. Kali ini kita akan fokus untuk membicarakan tentang binatang yang pertama, karena itulah tandanya yang ingin kita singkap lebih jauh. Untuk informasi lebih lanjut tentang binatang yang keluar dari dalam bumi, lihat: Amerika Serikat dalam Nubuatan Alkitab.
![]() |
Siapakah binatang di dalam Kitab Wahyu? |
Binatang pertama dalam kitab Wahyu pasal 13 dengan tak terbantahkan lagi adalah Roma dan, lebih dalam, itu adalah Gereja Katolik
Roma (GKR). Bila
atribut dan sejarah Gereja Katolik disandingkan dengan karakteristik binatang yang keluar dari dalam laut
yang diberikan oleh Yohanes
Sang Pewahyu, maka kita
akan menemukan sebuah
kecocokan yang luar biasa.
Ketika kita menambahkan penjabaran
Yohanes tentang "pelacur" dalam kitab Wahyu pasal
17 dan penggambaran Daniel tentang kuasa antikristus di dalam kitab Daniel pasal 7, maka kita tidak akan menemukan lagi ruang keraguan pada
peran yang telah dijalankan oleh GKR di dalam nubuatan Alkitab.
Gereja Katolik Roma adalah cocok secara sempurna dengan setiap detail gambaran dalam nubuatan.
GKR adalah "binatang" itu.
- GKR adalah sebuah Gereja dan sekaligus sebuah Kota.
- GKR duduk di atas Tujuh Gunung.
- GKR berpakaian dengan warna ungu dan merah tua, dan dihiasi dengan emas dan batu mulia.
- GKR menegaskan kekuasaan atas SEMUA penghuni Bumi.
- GKR muncul di daerah padat penduduk dengan keragaman budaya.
- GKR benar-benar memberantas tiga kerajaan lainnya saat naik ke tampuk kekuasaan.
- GKR memerangi orang-orang kudus.
- GKR memiliki satu orang yang bertindak dan berbicara untuk mewakili semuanya.
- Paus meninggikan dirinya setinggi Yahuwah.
- Paus telah diidentifikasi dengan nomor "666".
- GKR mengucapkan kata-kata yang sombong dan penghujatan.
- GKR telah berusaha mengubah Kalender dan Hukum Yahuwah.
- GKR telah memegang kekuasaan tertinggi selama 1.260 tahun.
- GKR telah dilucuti otoritasnya oleh kekuatan sipil dan dibawa ke "pembuangan".
- GKR terluka parah (tapi pada akhirnya akan pulih).
Untuk mendapatkan penjelasan terperinci mengenai pemenuhan sempurna dari pokok-pokok di atas pada Gereja Katolik, silahkan baca: Siapakah Binatang dalam Kitab Wahyu?
Apa "tanda" binatang itu?
Kita tahu dengan pasti bahwa Roma adalah "binatang" itu. Jadi, daripada mengeneralisasi tentang apa "tanda binatang itu", mari kita dengan spesifik menanyakan apa "tanda Roma" itu. Untuk menemukan jawabannya, kita tidak perlu melihat jauh. GKR, dalam keangkuhannya yang brutal dan dalam kesombongannya seperti Lusifer, tanpa malu-malu menunjukkan bahwa "tanda" otoritasnya adalah peninggian hari Minggu. Ini, katanya, adalah bukti bahwa dia "lebih tinggi dari Alkitab."
Hari Minggu adalah tanda otoritas kita . . . Gereja lebih tinggi dari Alkitab, dan pemindahan pemeliharaan hari Sabat ini adalah bukti dari fakta itu. (Catholic Record of London, Ontario, tanggal 1 September 1923).
![]() |
|
Pernyataan tercela semacam itu adalah hal biasa bagi GKR. "Binatang" itu cukup bangga dengan upayanya untuk meninggikan hari Minggu kafir, sambil menginjak-injak firman Yahuwah di bawah kakinya:
- "Hari Minggu ... adalah murni ciptaan
Gereja Katolik." (American Catholic
Quarterly Review, Januari 1883.)
- "Hari Minggu ... adalah hukum Gereja Katolik sendiri ..." (American Sentinel (Catholic),
Juni 1893.)
- "Hari Minggu adalah sebuah ketetapan Katolik dan pengakuan
untuk mentaatinya hanya dapat dipertahankan dengan menggunakan prinsip-prinsip
Katolik." (Catholic Press,
Sydney, Australia, Agustus 1900.)
- "Mereka [umat Protestan] menganggap kewajiban
mereka untuk menjaga kekudusan hari Minggu. Mengapa? Karena Gereja Katolik
memberitahu mereka untuk melakukannya. Mereka tidak memiliki alasan lain. . .
pengudusan hari Minggu menjadi sebuah aturan gerejawi yang sama sekali berbeda dengan
hukum Sabat Ilahi . . . Pembuat hukum
hari Minggu . . . adalah Gereja
Katolik". (Ecclesiastical Review, Februari 1914).
- "Bukankah setiap orang Kristen wajib untuk
menguduskan hari Minggu dan tidak melakukan pada hari itu pekerjaan berat yang
tidak perlu? Bukankah ketaatan hukum ini adalah salah satu yang paling menonjol
dari tugas suci kita? Tapi anda dapat membaca Alkitab dari Kejadian sampai
Wahyu, dan anda tidak akan menemukan satu barispun yang membenarkan pengudusan
hari Minggu".
(James Cardinal Gibbons, The Faith of Our Fathers
(edisi 1917), halaman 72-73 (Edisi 16, hal 111; Edisi 88, hal 89).)
- "Hal ini juga untuk mengingatkan orang-orang Presbiterian,
Baptis, Metodis, dan semua denominasi Kristen lainnya, bahwa Alkitab tidak
mendukung mereka sama sekali dalam menguduskan hari Minggu. Hari Minggu adalah ketetapan
Gereja Katolik Roma, dan mereka yang menguduskan hari ini melakukan perintah
dari Gereja Katolik".
(Pastor Brady, dalam sebuah pidato yang dilaporkan di The News, Elizabeth, New Jersey, 18 Maret 1903.)
- "Siapa yang Kita Hormati dan Kepada Siapa
Kita Menyatakan Kesetiaan dengan Menguduskan Hari Minggu? Dari sini kita dapat memahami betapa
besar kewenangan gereja dalam menafsirkan atau menjelaskan kepada kita
perintah-perintah Allah – otoritas yang diakui oleh praktek universal
seluruh dunia Kristen, bahkan orang-orang dari sekte yang mengaku menjadikan
Kitab Suci sebagai satu-satunya pengatur iman mereka, merekapun memelihara hari
istirahat yang bukan hari ketujuh dalam sebuah minggu seperti yang dituntut
oleh Alkitab, tetapi hari pertama. Yang kita tahu bahwa itu harus dikuduskan,
hanya dari tradisi dan ajaran Gereja Katolik". (Henry Gibson, Catechism Made Easy,
edisi # 2, edisi 9, jilid 1, hal 341-342.)
- "Gereja Katoliklah yang . . . telah memindahkan
hari istirahat ini ke hari Minggu untuk memperingati kebangkitan Tuhan kita.
Jadi pengudusan hari Minggu yang dilakukan oleh umat Protestan adalah memberikan
penghormatan mereka, meskipun berat bagi mereka, kepada otoritas Gereja
[Katolik Roma]".
(Monsignor Louis Segur, Plain Talk About the Protestantism of Today,
1868, hal 213).
- "Umat Protestan ... menerima hari Minggu dan
bukannya hari Sabtu sebagai hari untuk ibadah umum setelah Gereja Katolik
membuat perubahan ... Tapi pikiran umat Protestan tampaknya tidak menyadari
bahwa ... dengan menguduskan hari Minggu, mereka menerima otoritas juru bicara
gereja, yaitu Paus". (Our Sunday Visitor,
15 Februari 1950.)
- "Gereja [Katolik Roma] mengubah hari Sabat ke hari Minggu dengan hak ilahi, otoritas mutlak diberikan kepadanya oleh pendiri-Nya, Yesus Kristus. Umat Protestan mengklaim Alkitab menjadi satu-satunya pedoman iman, yang tidak memiliki surat perintah untuk menguduskan hari Minggu". (The Catholic Universe Bulletin, 14 Agustus 1942, hal 4.)
Satu hal yang sering diabaikan di sini adalah bahwa bukan hanya perubahan hari-hari yang disombongkan oleh GKR, tapi juga sebuah perubahan kalender. Walaupun banyak ilmuwan, bahkan di dalam GKR sendiri, tampaknya tidak mengetahui fakta ini, sejarah mewariskannya dengan sangat meyakinkan. Kita akan memperluas lebih banyak hal ini nanti. |
Kesombongan Gereja Katolik dengan berkata bahwa dia memiliki kuasa untuk mengubah Hari-hari Raya Surgawi adalah hasil dari tujuan lama Setan untuk menerima penyembahan – dengan menetapkan kapan harus beribadah.
![]() |
|
"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Lusifer, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang El, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan [H4150 – mo’ed], jauh di sebelah utara.
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! (Yesaya 14: 12-14)
"Pertemuan" dalam ayat di atas diterjemahkan dari kata Ibrani, yaitumo’ed, yang "digunakan dalam pengertian luas untuk semua pertemuan rohani, terkait erat dengan kemah suci itu sendiri."1 Tujuan setan dari sejak awal adalah untuk menetapkan kapan harus beribadah, dan berdasarkan hak atas kuasa itu, dia merebut hak untuk disembah. Gereja Katolik Roma, sebagai agen duniawinya, telah membantu dan mendukung dalam setiap langkahnya.
. . . dan naga [Satan2] itu memberikan kepadanya [Roma] kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. (Wahyu 13: 2)
Betapa menyedihkan melihat begitu banyak orang yang mengaku sebagai orang Kristen saat ini bersikap acuh tak acuh terhadap kesaksian Kitab Suci dan klimaks zaman yang terungkap di hadapan mereka. Sungguh menyedihkan jika melihat begitu banyak orang yang mengaku sebagai umat Yahuwah duduk dengan puas di atas bungkusan tradisi sementara firman-Nya yang hidup, yang ditutupi oleh debu pengabaian, berteriak memanggil anak-anak-Nya.
Apa lawan dari "tanda" binatang itu?
Dalam Kitab Suci, kita menemukan bahwa bukan hanya Roma yang memiliki "tanda," tapi Surga juga memilikinya. Kadang-kadang disebut sebagai "meterai", tanda Surga ini adalah lawan, atau kebalikan langsung, dari tanda Roma.
- Tanda Roma = Peninggian
hari Minggu dan penetapan
waktu ibadah melalui kalender palsu moderen (bertentangan dengan hukum ilahi)
- Meterai/Tanda Surga = Ketaatan penuh kasih kepada hukum ilahi, termasuk pengudusan Sabat hari ketujuh, Bulan Baru, dan hari-hari raya tahunan (yang kesemuanya ditetapkan oleh kalender Surga)
Sungguh menyedihkan jika melihat begitu banyak orang yang mengaku sebagai umat Yahuwah duduk dengan puas di atas bungkusan tradisi sementara firman-Nya yang hidup, yang ditutupi oleh debu pengabaian, berteriak memanggil anak-anak-Nya. |
Catatan: Ketika berbicara tentang meterai/tanda Surga di sini, kita mengatakan "ketaatan penuh kasih" kepada hukum ilahi karena kita tidak dapat memperoleh perkenaan Surga melalui usaha atau seremonial duniawi. Kita semua, tanpa kecuali, tidak layak mendapat kasih dan cinta Bapa. "Kebenaran kita seperti kain kotor"3 di hadapan Surga, dan satu-satunya pengharapan kita adalah Yahushua dan kebenaran-Nya. Menaati perintah Bapa adalah buah dari keselamatan kita, bukan akarnya. Semua orang yang sungguh-sungguh berada di dalam hubungan keselamatan dengan Bapa, dan yang memiliki hubungan yang hidup dengan Dia, dengan sukacita akan mematuhi perintah-perintah-Nya dan akan hidup sesuai dengan semua terang yang ada.4 Di sinilah meterai/tanda Yahuwah itu diterima, karena oleh ketaatan penuh kasih kita itulah yang mengungkapkan bahwa Roh-Nya yang bekerja di dalam kita.
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Yahuwah, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. (Mazmur 1:1-2)
Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, nabi Yehezkiel menuliskan sebuah penjabaran nubuatan tentang perbedaan kalender yang sekarang kita saksikan. Gambarannya sudah sangat pasti karena, sekarang, jutaan orang yang mengaku Kristen telah berdiri kokoh membelakangi hukum Yahuwah sambil mengagungkan kalender matahari palsu milik Roma.
![]() |
Natal: Asal Mula, Sejarah & Tradisi-tradisi |
Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat? Engkau masih akan melihat perbuatan-perbuatan kekejian yang lebih besar lagi dari pada ini." Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran dalam rumah Yahuwah; sungguh, dekat jalan masuk ke bait Yahuwah, di antara balai Bait Suci dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait Yahuwah dan menghadap ke sebelah timur sambil sujud pada matahari di sebelah timur. (Yehezkiel 8:15-16, penekanan diberikan)
Tentu, ketika kita memahami
betapa pentingnya hari-hari raya Surga (yang ditentukan oleh kalender Surga),
kita menjadi semakin bingung atas orang-orang yang secara sadar atau tidak
sadar mengabaikannya demi hari-hari binatang itu, misalnya hari Sabtu/hari Minggu, hari Natal, dan Paskah Easter.
Penyesalan yang tulus akan
diketahui oleh Bapa
Yahuwah, seperti juga setiap pikiran, emosi, motif, dan niat hati. Dengan kasih, Dia menempatkan tanda-Nya (atau meterai-Nya) pada semua orang yang berkeluh kesah dan menangis
karena pelanggaran hukum yang tak berujung dan karena kekejian yang besar.
Firman Yahuwah kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan buatlah sebuah tanda pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana". (Yehezkiel 9:4, penekanan diberikan)
Yahuwah kemudian memerintahkan utusan-utusan-Nya untuk membunuh setiap orang yang tidak memakai tanda-Nya. (Ingatlah bahwa meterai/tanda Yahuwah adalah kebalikan dari tanda binatang itu. Pada akhirnya, setiap orang yang hidup akan memiliki salah satu dari dua tanda itu; tidak akan ada yang berada di pihak netral).
Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: "Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan. … Tetapi semua orang yang telah ditandai itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci. (Yehezkiel 9:5-6, penekanan diberikan)
Tanda itu: Nyata Terlihat atau Kiasan?
Banyak yang berpendapat bahwa "tanda binatang" itu haruslah sebuah tanda yang nyata terlihat (misalnya sebuah chip komputer, tato, dll.) yang dapat dilihat/dikenali oleh manusia. Dalam kitab Yehezkiel pasal 9 (di atas), kita mendapati sebuah contoh yang jelas tentang sebuah "tanda" yang tampaknya hanya dilihat oleh Bapa dan malaikat-Nya. Selanjutnya, ayat-ayat di dalam kitab Wahyu yang memperkenalkan "tanda binatang" dalam kitab Wahyu pasal 13 dikelilingi oleh lambang-lambang. Contohnya, binatang yang keluar dari dalam laut, tidak dimaksudkan untuk melambangkan hewan yang secara nyata keluar dari dalam air. Walaupun bahasa yang digunakan menggunakan ungkapan nyata, namun secara konteks maknanya harus ditafsirkan secara simbolis. Poin ini selanjutnya diilustrasikan dengan lokasi di mana tanda binatang itu ditempatkan:
Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Yahuwah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya . . . (Wahyu 14: 9-10, penekanan diberikan).
![]() |
|
Dahi digunakan secara kiasan di sepanjang Perjanjian Lama untuk mewakili benak, pikiran, atau keyakinan:
Sebab itu dirus hujan tertahan dan hujan pada akhir musim tidak datang. Tetapi dahimu adalah dahi perempuan sundal, engkau tidak mengenal malu. (Yeremia 3:3)
Lihat, Aku meneguhkan wajahmu melawan wajah mereka dan menguatkan dahimu melawan dahi mereka. Seperti batu intan, yang lebih keras dari pada batu Kuteguhkan dahimu; janganlah takut kepada mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah kaum pemberontak". (Yehezkiel 3:8-9, penekanan diberikan)
Tangan digunakan di sepanjang Perjanjian Lama untuk menunjukkan tindakan atau perbuatan seseorang.
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi. (Pengkhotbah 9:10, penekanan diberikan)
Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu. Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu. (Amsal 7:3, penekanan diberikan)
Hal itu bagimu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi peringatan di dahimu, supaya hukum Yahuwah ada di bibirmu; sebab dengan tangan yang kuat, Yahuwah telah membawa engkau keluar dari Mesir. (Keluaran 13:9, penekanan diberikan)
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. (Ul 6:6-8, penekanan diberikan)
Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. (Ulangan 11:18)
Catatan: Lambang itu ditempatkan di dahi. MenurutTheological Wordbook of the Old Testament, pembuatan tanda pada dahi dan tangan "memiliki arti utama ... sebagai ‘lambang’ dalam persamaan kiasan dengan perintah Yahuwah. . . dan keseluruhan ketentuan dari perjanjian Musa (Ul. 6: 8; 11:18) [yang mencakup pengudusan hari-hari Sabat dan hari-hari raya lainnya]. 'Lambang' ini menjadi 'peringatan' di dahi ... dan mengingatkan orang Israel untuk memikirkan perintah-perintah Tuhan dan memeliharanya. Orang-orang Yahudi menggunakan 'lambang' ini dengan cara yang sangat mencolok dan Yesus perna menyinggung cara mereka memakainya. (Mat. 23:5)".5
Memakai sesuatu sebagai tanda di dahi berarti mempercayai atau mendukung hal tersebut secara mental. Memakai sesuatu sebagai tanda di tangan berarti mendukung hal tersebut melalui tindakan atau perbuatan.
Ingatlah bahwa Yohanes adalah orang yang mempelajari Kitab Suci. Dia sangat mengenal tulisan-tulisan Musa dan para nabi. Gambaran yang dia lihat dalam penglihatannya dan bahasa yang dia gunakan saat mengkomunikasikannya adalah tidak asing baginya. Dia dapat mengerti segala sesuatu dalam konteks Kitab Suci Perjanjian Lama. Dia berharap agar para pembaca menafsirkan semua yang dia sudah tuliskan dengan cara ini.
Peran apa yang dimainkan siklus mingguan moderen dalam semua ini?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kalender moderen adalah sebuah tipuan. Kalender Masehi yang digunakan hari ini di seluruh dunia adalah hasil puncak dari penipuan dan kompromi yang dilakukan selama ratusan tahun. Ini bukan kalender yang ditetapkan pada masa Penciptaan dan ini bukan kalender yang digunakan oleh para leluhur, nabi, dan rasul.
Sejarah singkat
kalender moderen:
- Sebelum
penetapan kalender
Julian, kalender Republik Romawi adalah sebuah kalender lunar yang menggunakan mingguan yang panjangnya terdiri dari 8 hari.
- Tahun
45 SM. - Kalender Julian ditetapkan. Kalender Julian membuang perhitungan lunar yang ada pada kalender
sebelumnya6, namun terus memanfaatkan mingguan yang panjangnya 8 hari.
- Abad
ke-1 Masehi - Kalender Julian beralih ke mingguan planetary dengan panjang
7 hari, yang dimulai
pada hari Sabtu dan berakhir pada hari Jumat.
- Tahun
321-325 M.
(Konsili Nicaea) - Konstantinus secara formal membentuk mingguan planet dengan panjang 7 hari, yang dimulai pada hari Minggu dan
berakhir pada hari Sabtu.
-
Tahun
1582 - Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian atau kalender Masehi. Saat
beralih ke kalender Masehi,
10 hari (5-14 Oktober) telah dihapus untuk membuat kalender selaras dengan
musimnya. Mingguan
planet 7 hari yang Konstantinus ditetapkan di Konsili
Nicaea tidak terpengaruh oleh transisi tersebut.
- Tahun 1927 - Dunia bersatu dalam menggunakan kalender Masehi. (Turki adalah negara terakhir yang secara resmi melakukan perubahan itu7.)
![]() |
|
Konten Terkait: Kekeliruan siklus mingguan yang tidak
terputus
Sejarah memperjelas bahwa mingguan dengan nama-nama planet dengan panjang 7 hari (dimulai
pada hari Minggu dan berakhir pada hari Sabtu) yang digunakan oleh dunia saat ini baru berumur sekitar 1.700
tahun. Inilah inti masalahnya. Waktu yang ditentukan Sang Pencipta tidak dapat
ditemukan dengan menggunakan kalender [binatang] Romawi yang baru berusia 1.700 tahun! Mereka
yang bersikeras berpegang teguh pada paradigma siklus mingguan yang tidak terputus, dimulai pada
hari Minggu dan berakhir pada hari Sabtu, melakukannya dengan mengesampingkan
kesaksian yang Alkitabiah
dan bukti-bukti
sejarah. Siapapun yang masih membabi
buta merangkul doktrin siklus mingguan tidak terputus, biarlah dia mempertimbangkan juga bahwa Garis Tanggal Internasional
yang mengatur siklus mingguan moderen dirancang oleh sebuah komite di Washington DC kurang dari 200
tahun yang lalu, pada tahun
1884. (HARUS BACA: Penipuan Garis Tanggal: Apa itu & Mengapa itu penting!)
Kalender Sang Pencipta:
Kalender Sang Pencipta adalah sebuah kalender luni-solar, bukan kalender matahari Romawi.
Berfirmanlah Elohim: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa [waktu ibadah8] yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun. (Kejadian 1:14, penekanan diberikan)
Dalam Kitab Suci, setiap bulanan dimulai dengan merayakan hari ibadah khusus: Hari Bulan Baru. Karena itu adalah hari ibadah, itu tidak dihitung sebagai bagian dari 6 hari kerja di minggu pertama setiap bulannya. Hari Bulan Baru dimulai dengan fajar pertama setelah bulan baru astronomi yang juga dikenal sebagai konjungsi. Enam hari kerja mengikuti dan kemudian Sabat hari ketujuh pada tanggal delapan bulan itu. Tiga minggu lagi mengikuti, berakhir pada tanggal 29. Melalui pengukuran dan perhitungan pada hari-hari menjelang tanggal 29, waktu konjungsi terungkap sehingga orang dapat menentukan apakah bulan tersebut memiliki 29 atau 30 hari. Tidak ada bulanan yang lebih dari 30 hari. Kalender luni-solar yang benar sangat mudah digunakan. Hari dalam sebuah minggu selalu jatuh pada tanggal yang sama setiap bulannya. Setiap kali Sabat hari ketujuh dalam Kitab Suci diberi tanggal, itu selalu jatuh pada hari ke 8, 15, 22 dan 29 setiap bulannya. (Kalender Sang Pencipta). |
Ingat, sekali lagi, perbedaan yang jelas antara tanda binatang dan tanda Surga:
- Tanda Roma = Peninggian
hari Minggu dan penetapan
waktu ibadah melalui kalender palsu moderen (bertentangan dengan hukum ilahi)
- Meterai/Tanda Surga = Ketaan penuh kasih kepada hukum ilahi, termasuk pengudusan Sabat hari ketujuh, Bulan Baru, dan hari-hari raya tahunan (yang kesemuanya ditetapkan oleh kalender Surga)
Mereka yang dengan gigih bertahan dalam menggunakan kalender binatang itu untuk menetapkan waktu ibadah pada akhirnya akan memakai tanda ("tanda binatang itu"), sedangkan mereka yang dengan senang hati mematuhi panggilan untuk "keluar dari padanya" dan memilih untuk beribadah sesuai dengan kalender surga pada akhirnya akan menerima meterai Yahuwah.
Dalih yang Mematikan: Kuda Troya dari Binatang itu
Keyakinan yang keliru pada sebuah siklus mingguan yang tidak terputus adalah sebuah kuda Troya di benak orang banyak; keyakinan inilah yang dapat memungkinkan tanda binatang itu mudah diterima tanpa disadari dan tanpa penolakan, bahkan oleh banyak orang yang mengaku bersemangat dalam memelihara hari Sabat dan hari-hari raya Yahuwah yang lain - karena mereka dengan gigih berpegang pada paradigma hari Sabtu lawan hari Minggu.
Baiklah setiap orang mempelajari apa yang mereka terima. Dalam terang kesaksian Kitab Suci dan melimpahnya bukti sejarah, tidak ada alasan bagi siapa pun yang berkeras bahwa mingguan planet 7-hari moderen ini adalah bagian dari siklus yang tak terputus yang membentang dari minggu pada masa Penciptaan. Hanya saja tidak begitu. Ini adalah asumsi dan tradisi belaka yang mendukung doktrin salah ini. Tolong jangan langsung menerima kata-kata WLC mengenai semua hal ini. Sambil berdoa, lakukanlah penelitian ini untuk dirimu sendiri. Kebenaran tidak pernah takut pada penyelidikan yang menyeluruh.
Baiklah setiap orang mempelajari apa yang mereka terima. Dalam terang kesaksian Kitab Suci dan melimpahnya bukti sejarah, tidak ada alasan bagi siapa pun yang berkeras bahwa mingguan planet 7-hari moderen ini adalah bagian dari siklus yang tak terputus yang membentang dari minggu pada masa Penciptaan. |
Waktu sudah hampir habis!
Waktu sudah singkat, sahabatku. Dunia sudah rentan. Kita dengan cepat akan mendekati puncak zaman dan segera setiap orang di Bumi (termasuk ANDA) akan membuat keputusan tetap mereka untuk menerima undangan Bapa untuk hidup selamanya atau menolaknya. Pada akhirnya, setiap orang yang hidup akan memakai meterai Yahuwah atau tanda Roma ("tanda binatang itu"). Sekarang bukanlah waktu di mana kita terus acuh pada doktrin yang kita pegang, termasuk kalender yang kita ikuti dan hari-hari raya yang kita kuduskan. Pilihan yang kita buat hari ini akan menentukan masa depan kita, dan akhirnya keabadian kita.
Sejarah telah memperjelas dengan tak terbantahkan, bahwa:
- Mingguan 7 hari moderen bukanlah bagian dari siklus tak terputus yang membentang dari sejak masa Penciptaan.
- Hari Sabtu bukan Sabat hari ketujuh dari Alkitab.
- Tak satu pun dari hari-hari raya Surga yang dapat ditentukan dengan menggunakan kalender Romawi/binatang itu.
- Kalender moderen adalah sebuah tipuan yang lahir dari Roma.
Banyaknya bukti Alkitab dengan jelas mengungkap, bahwa:
- Siklus mingguan Alkitab dimulai ulang pada setiap Bulan Baru.
- Hari Bulan Baru adalah hari pertama dari bulan lunar dan diikuti oleh enam hari kerja dan kemudian Sabat hari ketujuh. Enam hari kerja lagi menyusul dan kemudian Sabat hari ketujuh lainnya. Pola ini berulang selama empat minggu di setiap bulan lunar Alkitab.
- Sabat hari ketujuh selalu jatuh pada hari ke 8, 15, 22, dan 29 bulan lunar.
- Sabat hari ketujuh Alkitab dan hari-hari raya tahunan hanya dapat ditentukan dengan menggunakan kalender Surga.
![]() |
Tinggalkan jemaat Laodikia: |
Apa yang akan anda lakukan sekarang?
Maukah anda terus tunduk
setia pada kalender binatang itu? Maukah anda menerima tandanya
tanpa protes atau tanpa kekhawatiran?
Atau apakah anda, sama seperti orang-orang Berea yang setia,
mau menyelidiki perihal ini
untuk memastikan kebenarannya?
Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan
Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat
orang Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota
itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena
mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka
menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.
(Kisah Para Rasul 17:10-11)
Keabadian bisa diraih. Pilihlah hari ini siapa yang akan kamu layani. Jangan mau dikeraskan melalui tipu
daya asumsi dan tradisi, tapi carilah kebenaran
dengan segenap hatimu.
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada
lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan
penghargaan dalam pandangan Elohim
serta manusia. Percayalah kepada Yahuwah dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri. Akuilah Dia
dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (Amsal 3:3-6)
Semua kutipan Kitab Suci diambil dari KJV atau NKJV, kecuali jika disebutkan lain. Nama Bapa dan Anak yang benar telah dipulihkan dalam ayat-ayat Alkitab yang dikutip.
1 "Lexical Aids to the Old Testament," Hebrew-Greek Key Word Study Bible, p. 1626.
2 Naga di dalam Wahyu 13:2 merujuk pada Satan. “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”. (Wahyu 12:9)
3 Yesaya 64:6
4 Banyak dari para pengikut setia Yahuwah yang telah meninggal sebelum zaman kita yang tidak mengetahui terang yang kita terima hari ini. Mereka telah setia dengan apa yang mereka miliki, dan sekarang adalah tanggung jawab kita untuk memeluk semua yang telah Yahuwah ungkap pada generasi kita.
5 Harris, R. Laird., Archer, Gleason L., Waltke, Bruce K., Theological Wordbook of the Old Testament, Moody Publishers, 1980, Entry 804a, hal. 348, penekanan diberikan.
6 "Pada pertengahan abad pertama sebelum masehi, Kaisar Julius mengundang Sosigenes, seorang ahli Astronomi dari Alexandria, untuk memberikan masukan kepadanya mengenai reformasi kalender, dan Sosigenes memutuskan bahwa satu-satunya langkah yang praktis untuk dilakukan adalah dengan mengabaikan kalender yang berdasarkan bulan di langit. Bulanan harus diatur berdasarkan musim, dan sebuah tahun matahari kemudian digunakan, sama seperti pada kalender orang Mesir . . . ." ("The Julian Calendar," Encyclopædia Britannica.)
7 https://www.timeanddate.com/calendar/julian-gregorian-switch.html
8 Kata yang diterjemahkan sebagai “musim” di dalam Kejadian 1:14 adalah mo’ed. “Mo’ed digunakan secara luas pada semua pertemuan rohani. Itu dikaitkan dengan erat pada kemah suci itu sendiri. . . . [Yahuwah] bertemu dengan orang Israel pada waktu-waktu tertentu untuk mengungkapkan kehendak-Nya. Mo’ed adalah sebuah istilah umum mengenai pertemuan ibadah para umat . . . [Yahuwah's]”. ("Lexical Aids to the Old Testament," Hebrew-Greek Key Word Study Bible, p. 1626). Untuk mengetahui lebih banyak mengenai perihal yang penting ini, silahkan klik : Kalender Sang Pencipta