Print

Kunci Utama Dalam Membaca Kitab Wahyu

Artikel ini bukan buatan WLC. Saat menggunakan sumber dari penulis luar, kami hanya mempublikasikan konten yang 100% selaras dengan Alkitab dan selaras dengan keyakinan Alkitabiah WLC pada saat ini. Jadi artikel semacam ini bisa dianggap seolah-olah bersumber langsung dari WLC. Kami sangat diberkati oleh pelayanan banyak hamba-hamba Yahuwah. Tetapi kami tidak menyarankan anggota kami untuk mengeksplorasi karya lain dari para penulis ini. Karya lain yang mengandung kesalahan tidak akan kami publikasikan. Sayangnya, kami belum menemukan pelayanan yang bebas dari kesalahan. Jika Anda dikejutkan oleh beberapa konten terbitan yang bukan buatan WLC [baik artikel maupun episode radio], ingatlah kitab Amsal 4:18. Pemahaman kita tentang kebenaran-Nya akan berkembang, seiring bertambah banyaknya terang yang dicurahkan di jalan kita. Kita harus menghargai kebenaran lebih dari hidup itu sendiri, dan mencarinya di mana pun itu dapat ditemukan.

Saya ingat pertama kali saya berbicara dengan seorang pengembang perangkat lunak tentang pekerjaan mereka sehari-hari. Saya mengingatnya karena saya tidak mengerti satu kata pun yang keluar dari mulut mereka.

Pernahkah Anda mengalami pengalaman seperti itu dengan seseorang? Hal ini biasanya terjadi ketika kita berbicara dengan orang-orang dengan pekerjaan yang memerlukan banyak pendidikan dan pelatihan - dokter, teknisi listrik, insinyur kimia, penasihat keuangan, dll.

Mereka mulai memberi tahu Anda tentang apa yang mereka lakukan pada hari-hari khusus dan setelahnya Anda meninggalkan percakapan tanpa mengetahui apa yang mereka mereka lakukan pada hari-hari biasa. Mengapa? Karena mereka mungkin juga berbicara dengan pengertian yang berbeda.

Mempelajari Bahasa

Banyak orang Kristen mempunyai pengalaman serupa saat mencoba membaca kitab Wahyu. Bagi kebanyakan dari kita, tidak ada bedanya tulisan Yohanes telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Inggris, kemudian ke bahasa Indonesia. Meskipun secara teknis dapat dibaca, kata-kata sebenarnya di dalam terjemahan yang kita baca, tampaknya sulit dimengerti. Terdapat tambahan keterbatasan bahasa untuk kita para pembaca modern, yang tidak dapat diselesaikan oleh terjemahan-terjemahan bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia kita. Kita bisa membaca istilah-istilah seperti “keempat penunggang kuda”, “cawan murka”, atau “binatang yang ke luar dari dalam laut ”, namun tahukah kita apa maksudnya? Pernahkah Anda merasa seperti ini?

Nah, jika Anda merasa membaca “bahasa” yang berbeda ketika Anda membaca kitab Wahyu, itu karena memang demikian adanya. Itu adalah bahasa “Alkitab, bahasa yang paling dikuasai Yohanes (selain bahasa Yunani).”

Para penulis kitab-kitab Perjanjian Baru – seperti Yohanes – adalah spesialis dalam bidangnya, sama seperti dokter, insinyur, dan akuntan. Namun pendidikan dan pelatihan mereka bukan dalam hal yang berupa data online spreadsheet, pembedahan, atau saham. Melainkan pada Alkitab. Sulit bagi kita untuk membayangkannya saat ini, namun seorang penulis seperti Yohanes pasti sudah menghafal sebagian besar isi Alkitabnya (yang kita sebut “Perjanjian Lama”).

Di zaman ketika “kertas” belum ada, apalagi penerbitan massal, kata-kata dalam Kitab Suci secara teratur dibacakan dengan lantang dan kemudian akan diingat oleh komunitas-komunitas Yahudi dan Kristen. Keluarga-keluarga ini tidak memiliki salinan Alkitab di rumah mereka seperti kita. Jika Anda ingin mengetahui Alkitab, Anda harus menghafalkannya ketika Anda mendengarnya saat dibaca dengan lantang.

Orang seperti Yohanes pasti hidup, bernafas, dan bahkan bermimpi Alkitab.

Inilah mengapa hal ini sangat penting dalam kaitannya dengan cara Anda dan saya membaca kitab Wahyu: Jika Yohanes mengetahui Alkitabnya dengan baik, dan jika Yohanes menulis kepada komunitas yang juga pasti mempelajari Alkitab mereka dengan baik, menurut Anda, apa yang dia harapkan dari para pembaca modern? Benar. Kenali Alkitab Anda dengan baik!

Alat yang paling membantu dalam menafsirkan Kitab Wahyu bukanlah portal berita seperti New York Times, Fox News, The Economist, atau (pilih media pilihan Anda); itu adalah Alkitab Anda.

Alat yang Paling Membantu untuk Memahami Alkitab adalah Alkitab itu sendiri.

Biarkan saya membuktikannya kepada Anda dengan beberapa perhitungan matematika. Secara total terdapat 404 ayat dalam Kitab Wahyu. Sekarang, dari 404 ayat tersebut, coba tebak berapa banyak referensi yang dibuat Yohanes dari Perjanjian Lama…

Saya serius; coba pikirkan jumlahnya. Sudah dapat?

Para ahli berbeda pendapat mengenai jumlah pastinya, namun semuanya sepakat bahwa setidaknya ada 500 referensi Perjanjian Lama yang terdapat dalam Kitab Wahyu.

Jika Anda masih menghitungnya di rumah, itu lebih dari satu referensi per ayat. Ketika saya mengatakan Yohanes hidup, bernafas, dan bermimpi Alkitab, saya bersungguh-sungguh. Dia seperti teman yang tidak bisa berhenti mengutip film favoritnya.

Kalimat-kalimat dari film tersebut tertanam begitu dalam dalam benak mereka sehingga kutipan dan referensinya secara alami tercetus ke dalam percakapan sehari-hari. Yohanes sangat mirip dengan teman seperti itu, bedanya dia tidak memberikan kutipan langsung dari Perjanjian Lama. Dia menggunakan kata-kata, frasa-frasa, dan petunjuk-petunjuk. Dia seorang komposer yang cerdik, selalu mengarahkan perhatian kita kembali ke drama besar yang dibahas di dalam Kitab Wahyu. Dan dia mengharapkan kita mengenal sumber materinya, kitab-kitab Perjanjian Lama. Misalnya:

Apa artinya ini bagi kita, para pembaca abad ke-21?

Apa artinya ini bagi para pembaca yang tidak mengetahui kitab-kitab Perjanjian Lama sebaik orang-orang Kristen pertama yang menerima surat dari Yohanes?

Sebagai permulaan, ini berarti kita harus mengenal kitab-kitab Perjanjian Lama kita dengan baik. Sayangnya, sebagian orang Kristen melihat – dan bahkan diajari bahwa – kitab Perjanjian Lama hanyalah sebagai sebuah pendahuluan panduan ketaatan yang panjang dan membosankan dari kitab Perjanjian Baru yang lebih menarik dan penuh rahmat. Itu sepenuhnya salah. Lihat saja apa yang Yahushua katakan tentang hal itu (Matius 5:17).

Jauh dari sekedar sebuah pendahuluan yang membosankan, kitab Perjanjian Lama memuat tokoh-tokoh, latar, dan alur cerita dari drama besar yang Yahushua lihat akan dipenuhi oleh dirinya sendiri. Dan Wahyu adalah babak pamungkas dari drama ini.

Di dalamnya, Yohanes memperkenalkan kembali tokoh-tokoh utama dalam tampilan-tampilan yang baru, menambahkan beberapa musik pada bagian jembatan lagu, dan bahkan membuat pengaturan terakhir dalam Kitab Wahyu ayat 21-22: langit dan bumi yang baru.

Semua ini mengasumsikan bahwa pembaca sudah familiar dengan beberapa babak pertama dari drama tersebut.

Jadi, dari mana kita mulai?

Jika kita tidak menghafal kitab Perjanjian Lama dan merasa seperti kita mulai dari titik nol, apakah ada langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk memahami peristiwa-peristiwa dalam drama yang terjadi sebelum kitab Wahyu? Ya. Bacalah seluruh Alkitab Anda sebelum membaca Kitab Wahyu.

Baiklah, jika Anda tidak punya waktu untuk itu, berikut adalah dua referensi Perjanjian Lama favorit Yohanes yang, jika Anda mempelajarinya, akan membantu Anda memahami penutupan yang agung dan epik yaitu Kitab Wahyu.

Referensi-referensi Perjanjian Lama

Keluaran pasal 7-11: Sepuluh tulah adalah latar belakang sebagian besar penghakiman yang kita temukan dalam kitab Wahyu. Saat Anda kembali dan mempelajari wabah tersebut, tanyakan pada diri Anda, “Apa tujuannya? Apa yang Yahuwah ingin capai, dan apakah Dia berhasil mencapainya?” Kemudian, saat Anda membaca siklus penghakiman di Kitab Wahyu ayat 6-16 (ada banyak penghakiman), tanyakan pada diri Anda pertanyaan yang sama: “Apa tujuannya? Apa yang Yahuwah ingin capai? Dan apakah dia mencapainya?”

“Anda Akan Mendapatkan Sesuai Dengan yang Anda Usahakan,” dan hal ini tidak berbeda dengan pembelajaran Alkitab kita.

Daniel pasal 7: Kitab Daniel mungkin adalah kitab favorit Yohanes, dan memuat salah satu pasal paling penting dalam kitab Perjanjian Lama: Kitab Daniel pasal 7. Di dalamnya, kita melihat penglihatan tentang binatang buas, kerajaan, dan penguasa yang jahat di bumi. Yohanes menelusuri semua ini ketika dia menulis tentang binatang raksasa di Kitab Wahyu pasal 13. Jika Anda hanya akan membaca satu kitab Perjanjian Lama yang akan membantu Anda memahami Kitab Wahyu, bacalah Kitab Daniel. Saat Anda membaca, tanyakan pada diri Anda, “Apa yang dilambangkan dengan binatang?”

Anda Akan Mendapatkan Sesuai Dengan yang Anda Usahakan

Ketika untuk pertama kalinya saya berbicara dengan seorang pengembang perangkat lunak itu bukanlah kali terakhir saya berbicara dengan salah satu dari mereka. Saya bekerja pada sebuah posisi yang mengharuskan saya berbicara dengan para pengembang secara rutin. Tahukah Anda apa yang akhirnya terjadi? Saya dapat mendengar salah satu dari mereka mengatakan sesuatu seperti "JavaScript" dan langsung mengerti tanpa perlu mencarinya di Google. Istilah mereka sudah (seolah-olah) menjadi istilah saya.

Saya berharap, saat Anda menyelami pasal-pasal Perjanjian Lama ini, Kitab Wahyu akan semakin tidak terasa seperti bahasa asing dan semakin terasa seperti bahasa kedua Anda. Ada pepatah lama yang mengatakan, “Anda Akan Mendapatkan Sesuai Dengan yang Anda Usahakan,” dan hal ini tidak berbeda dengan pembelajaran Alkitab kita.

Percayalah, saya menyadari – dan mengakui – bahwa ini adalah kerja keras. Namun kerja keras ini, saya yakin, akan menuntun kepada pembacaan yang bermanfaat dan partisipasi yang baik dalam drama besar ini, yaitu kisah Alkitab.


Artikel ini bukan buatan WLC yang ditulis oleh Blake Zimmerman.

Kami telah mengeluarkan nama-nama dan gelar-gelar umum dari Bapa dan Anak yang ada di dalam artikel ini, dan menggantinya dengan nama-nama dan gelar-gelar asli yang sudah diberikan. Kami juga melakukan hal yang sama pada kutipan-kutipan Alkitab yang ada, dengan mengganti nama-nama dan gelar-gelar yang ada dengan nama-nama dan gelar-gelar asli sebagaimana yang dituliskan oleh para penulis Alkitab yang terilhami. -Tim WLC