Print

Alkitab dan Hanya Alkitab, Pengatur Iman dan Kewajiban

AlkitabKetika redaktur surat kabar Advent Review and Sabbath Herald  menempatkan ungkapan ini pada judul surat kabar itu di bulan Agustus 1854 sebagai prinsip utama dari doktrin yang diajarkan oleh surat kabar tersebut, ia tentunya tidak menyadari akan betapa terkenalnya Alkitab itu di 150 tahun kemudian. Saat ini tidak ada buku yang sepopuler Alkitab dalam penjualan. Alkitab diterjemahkan ke dalam 438 bahasa (Perjanjian Baru diterjemahkan ke dalam 1.168 bahasa) dan jumlah itu sudah ketinggalan sebelum mereka menulisnya. Pekerjaan penerjemahan dan penyaluran Alkitab adalah salah satu upaya terpadu manusia yang terbesar sepanjang masa.

Spesialisasi profesional dalam pengkajian dan penyebaran Alkitab merupakan dasar profesi terpelajar tertua yang paling besar ini. Pada masa skeptis zaman sekarang Alkitab masih tetap menempati urutan yang pertama. Tidak ada bidang pendidikan lain yang dapat bersaing dengan kajian-kajian terkait Alkitab melalui perkembangan gereja di setiap kota di seluruh dunia.

Alkitab adalah satu-satunya nilai keagamaan yang paling berharga yang telah lama dapat diakses oleh hampir seluruh penduduk  dunia. Fakta itu saja sudah merupakan alasan yang kuat untuk menyukainya. Jika ada Eloah yang menyatakan kehendak-Nya kepada manusia dalam sebuah buku, maka dapat dipastikan bahwa buku itu akan tersebar  luas. Bahkan tidak ada buku rohani lain yang mulai bersaing dengan Alkitab dalam hal kemudahan mendapatkannya.

Meskipun kitab-kitab rohani yang lain memiliki pengaruh yang berlangsung lama, tetapi buku-buku rohani yang lain ini kurang dalam hal kemudahan mendapatkannya. Buku klasik China sebagian besar hanya dikenal di China. Hal yang sama juga dapat dikatakan untuk kitab suci Weda, yang sebagian besar hanya dikenal oleh kasta imam dari India. Selain itu, buku-buku semacam ini, khususnya kitab Weda, sudah hampir mustahil untuk diterjemahkan, karena kitab-kitab ini sangat bergantung pada permainan kata-kata. Bahkan Al-Qur'an kehilangan sebagian daya tariknya dan kehilangan banyak artinya setelah diterjemahkan. Hanya Alkitab yang mudah untuk diterjemahkan secara jelas dan efektif ke dalam bahasa-bahasa yang lain, sehingga dapat diakses oleh semua orang.

Kajian sejarah terhadap teks-teks Alkitab telah menghasilkan sangat banyak rincian penelitian yang dijadikan senjata oleh mereka yang  ingin menyerang Alkitab dan menyatakan bahwa Alkitab telah rusak. Tetapi faktanya adalah bahwa banyaknya penelitian tersebut hanya membuktikan satu hal. Tidak ada buku kuno yang telah terpelihara dengan sangat baik seperti Alkitab, yang tersedia dalam ribuan naskah dan pecahan naskah kuno. Mereka yang mengkritik rincian-rincian tersebut hanya berfokus pada potongan-potongan gambar kecil dan telah gagal melihat gambar besarnya: keajaiban pemeliharaan Alkitab. Itulah hal yang paling langkah dalam sejarah.

Gulungan Laut Mati

Gulungan Laut Mati

Sejumlah pendapat bisa dibuat mengenai keabsahan Alkitab. Tetapi Arkeologi lagi-lagi telah membuktikannya di waktu yang tepat. Prasasti-prasasti Ebla, Nuzi, and Mari telah membungkam para kritiktikus Alkitab dalam hal masa para bapa leluhur. Perkembangan-perkembangan di dalam sejarah secara konsisten menunjukkan bahwa Alkitab adalah benar. Sargon, raja Asyur tidak dikenal, selain di dalam Alkitab, sampai istananya ditemukan di Khorsabad, Irak, yang bahkan menegaskan penaklukkannya terhadap Asdod seperti yang tertulis dalam Kitab Yesaya pasal 20. Penggenapan nubuatan-nubuatan yang tertulis di dalam Alkitab menambah keyakinan orang-orang percaya. Nubuatan yang telah meyakinkan banyak orang adalah prediksi kepulangan dari pembuangan di Babel setelah masa tujuh puluh tahun yang tertulis dalam kitab Yeremia 29: 9-12. Kitab Daniel didasarkan pada nubuatan ini dan secara luar biasa memprediksi urutan kejadian-kejadian dari zaman itu sampai pada zaman kita sekarang.

Tetapi arkeologi, sejarah dan nubuatan bukanlah sesuatu yang unik  bagi Alkitab dan itu juga bukanlah inti dari pesannya. Yang terpenting adalah bahwa Alkitab merupakan buku yang berisikan pemberitahuan kehendak Yahuwah untuk manusia. Alkitab memberitahukan kepada kita tentang apa yang perlu kita ketahui untuk hidup sesuai dengan kehendak Yahuwah.

Orang-orang Kristen Katholik, Ortodoks dan Kristen dari Timur menggunakan Alkitab, bersama dengan tradisi, sebagai sumber pengajaran dan cara hidup. Mereka mengaku bahwa Alkitab hanya dapat ditafsirkan oleh gereja, dan mengharuskan jemaat untuk menyesuaikan diri dengan pembacaan Alkitab gereja tersebut. Menurut sejarah, mereka sangat bergantung pada pembacaan-pembacaan kiasan, yang tentunya tidak ada seorangpun yang dapat mengerti kecuali jika gereja menuntun mereka. Tetapi siapapun yang membaca Alkitab dapat melihat bahwa Alkitab adalah buku yang konsisten sehingga dapat dimengerti oleh sebagian besar orang bahkan yang hanya berpendidikan dasar.

Prinsip utama Protestanisme telah menolak tradisi dan hanya menerima Alkitab sebagai sumber pengajaran dan cara hidup. Tetapi Protestanisme berhenti hanya pada perubahan beberapa pelanggaran yang paling mencolok dari Kekristenan. Di dalam tradisi masih terdapat banyak pengajaran-pengajaran yang tidak Alkitabiah yang berdasarkan pada tradisi-tradisi manusia, seperti beribadah di hari Minggu dan perayaan-perayaan tahunan gereja, kepercayaan pada doktrin tritunggal, dan keyakinan bahwa Penebusan telah selesai di kayu salib. Semua kepercayaan-kepercayaan ini memiliki persamaan yang luar biasa sama dengan penyembahan berhala kuno dan disebut berasal dari Alkitab hanya jika ayat-ayat dipaksakan. Kegagalan Protestan menggunakan Alkitab sebagai satu-satunya patokan, dan menolak unsur-unsur berhala dalam gereja, telah mengakibatkan kebingungan dalam Kekristenan saat ini.

Wanita dengan AlkitabBanyak orang telah putus asa karena kebingungan ini. Tetapi kebingungan ini dapat dihilangkan dengan membaca Alkitab secara sistematis dan cermat. Dengan menggunakan aturan penafsiran yang rasional, sistematis, dan harfiah, pesan utama dari berita Alkitab menjadi jelas. Namun, itu bukan sesuatu yang dapat diselesaikan oleh satu orang saja. Mudahnya, sistem kepercayaan Alkitab yang logis dan sistematis telah dicapai oleh sekelompok mahasiswa Alkitab di tahun 1848 dan di tahun-tahun berikutnya dengan menerapkan aturan penafsiran khusus disertai dengan doa yang sungguh-sungguh dan puasa, dan diperkuat dengan kesaksian Ellen White, yang visi-visinya menuntun dan menghibur orang-orang percaya setelah Kekecewaan Besar di tahun 1844. Empat belas aturan penafsiran yang digunakan oleh William Miller telah diterapkan dalam Pertemuan Sabat pada waktu itu dan pada waktu setelahnya. Prinsip-prinsip dalam membaca Alktab ini  sangat bernilai. Prinsip-prinsip itu masuk akal dan dapat dipahami. Mereka yang setuju untuk menerapkannya akan menemukan bahwa semua pertentangan besar tentang Alkitab dan apa artinya akan lenyap.

Tetapi fitur unik dari Alkitab adalah fakta bahwa Alkitab sendiri menegaskan bahwa Yahuwah telah berbicara kepada manusia dengan nyaring, secara langsung, dan secara terbuka kepada banyak orang. Saat Alkitab dipenuhi dengan penampakkan  para malaikat, mimpi-mimpi, dan penglihatan-penglihatan, seperti para nabi dan pemimpin yang mengaku berbicara atas nama Yahuwah , kita tidak perlu ragu lagi. Tidak ada keagamaan klasik lain yang mengaku memuat kata-kata Yahuwah yang berbicara secara langsung dan terbuka kepada jutaan orang sehingga setiap orang dapat mendengar dan mengetahui pesan itu untuknya sendiri. Yahushua disebut Anak Terkasih yang disenangi Yahuwah sebanyak tiga kali. Tetapi saksi-saksi sedikit pada saat itu. Tidak ada yang menandingi pemberian Sepuluh Perintah di Gunung Sinai, ketika jutaan orang yang berasal dari peradaban terbesar saat itu, Mesir, mendengar dan mengerti suara Yahuwah yang nyaring dan diperdengarkan secara langsung.

Sejak Alkitab memuat sepuluh perintah, itu menjadi sebuah kitab yang unik. Tidak ada kitab klasik agama lain yang menyatakan hal-hal seperti ini, yang menyatakan pewahyuan secara langsung dan terbuka di depan umum. Sehingga Alkitab tidak memiliki tandingan. Berdasarkan kriteria yang paling obyektif yang ditemukan, layaklah Alkitab menjadi dasar terhadap apa yang kita percaya dan lakukan.