Artikel ini bukan buatan WLC. Saat menggunakan sumber dari penulis luar, kami hanya mempublikasikan konten yang 100% selaras dengan Alkitab dan selaras dengan keyakinan Alkitabiah WLC pada saat ini. Jadi artikel semacam ini bisa dianggap seolah-olah bersumber langsung dari WLC. Kami sangat diberkati oleh pelayanan banyak hamba-hamba Yahuwah. Tetapi kami tidak menyarankan anggota kami untuk mengeksplorasi karya lain dari para penulis ini. Karya lain yang mengandung kesalahan tidak akan kami publikasikan. Sayangnya, kami belum menemukan pelayanan yang bebas dari kesalahan. Jika Anda dikejutkan oleh beberapa konten terbitan yang bukan buatan WLC [baik artikel maupun episode radio], ingatlah kitab Amsal 4:18. Pemahaman kita tentang kebenaran-Nya akan berkembang, seiring bertambah banyaknya terang yang dicurahkan di jalan kita. Kita harus menghargai kebenaran lebih dari hidup itu sendiri, dan mencarinya di mana pun itu dapat ditemukan. |
“Adakah Elohim benar-benar berfirman —?” (Perkataan Setan dalam Kejadian 3:1)
Apabila kita jujur terhadap diri kita sendiri, Alkitab menampilkan pandangan geosentris tentang bumi datar, dan tidak ada keraguan mengenai hal itu. Persoalan ini sepenuhnya terselesaikan jika kita juga mempertimbangkan Kitab Henokh. Memang kitab Henokh tidak secara langsung membuktikan bumi datar, tetapi kitab ini memberikan bukti bahwa Alkitab mengajarkan perspektif tersebut. Oleh karena itu, tidaklah berdosa untuk percaya bahwa Bumi menjadi pusat ciptaan Yahuwah, bahwa Bumi tidak bergerak, berdiri di atas empat tiang, memiliki empat penjuru, menyerupai bangku bundar yang berkaki, dan memiliki cakrawala di atasnya yang berisi bintang-bintang, matahari, dan bulan, serta hal-hal lainnya.
Sebuah tumpuan di bawah kaki Yahuwah atau sebuah BOLA yang terus bergerak?
Beberapa ayat di bawah ini bersifat puitis, tetapi hal ini tidak berarti bahwa kita dapat mengganggap ayat-ayat itu tidak memiliki makna atau pesan bagi kita. Ayat-ayat tersebut dapat menyampaikan realitas dalam pengertian figuratif. Dalam Alkitab, kita menjumpai puisi, penglihatan, mimpi, perumpamaan, analogi, bahasa kiasan, nubuat, mazmur, hiperbola, dan lain sebagainya; oleh karena itu, kita harus membaca teks dengan pemahaman demikian. Para penulis dapat bermaksud mengekspresikan sudut pandang tertentu mengenai penggunaan teks, yang sering kali mencerminkan realitas. Selain itu, sangat penting agar kita tidak memilih-milih ayat dengan cara mengeluarkannya dari konteks dan menafsirkannya secara harfiah (misalnya, kita menerima: “dalam dosa ibuku mengandung aku,” yang ditulis oleh Raja Daud dalam Mazmur 51:7), sementara pada saat yang sama kita menolak ayat-ayat lain dalam kitab yang sama dengan alasan, “itu hanya puisi sehingga tidak berarti apa-apa!” ketika pesannya tidak sesuai dengan agenda tertentu.
Sebagai contoh, Alkitab mengatakan bahwa bumi adalah seperti tumpuan kaki bagi Yahuwah, yang berfungsi sebagai analogi bagi kita untuk direnungkan. Apakah kita membayangkan Yahuwah duduk dengan sebuah bola yang terus bergerak dan berputar di bawah kaki-Nya, ataukah kita melihat Dia mengistirahatkan kaki-Nya di atas sesuatu yang menyerupai bangku, seperti yang tampak pada gambar di atas? Sebuah bangku kaki [yang menjadi tumpuan] tampaknya merupakan representasi yang tepat dari model bumi datar. Selain itu, bangku kaki menarik karena itu bukanlah sesuatu yang esensial. Sebuah kursi (atau, dalam kasus Yahuwah, sebuah takhta) jauh lebih penting daripada bangku kaki, dan seseorang yang duduk di kursi tidak akan selalu merasa perlu untuk meletakkan kakinya di atas bangku kaki. Menggunakan bangku kaki sebagai metafora bagi bumi tidak menggambarkan Yahuwah sebagai Sang Raja Agung yang angkuh yang memandang kita dengan hina; sebaliknya, hal ini memberikan kita sebuah perspektif mengenai hubungan antara Sang Pencipta dan ciptaan-Nya. Bandingkan dengan firman-Nya kepada Ayub, di mana kekuatan besar Yahuwah ditekankan, menyampaikan bahwa Ayub dan teman-temannya sama sekali tidak layak untuk memberikan nasihat atau kritik kepada Sang Pencipta.
Selain dari daftar di bawah ini, para penganut bumi datar Kristen berpendapat bahwa salah satu poin terkuat bagi pandangan geosentris adalah ketiadaan ayat Alkitab yang menyatakan bahwa bumi berbentuk bulat, terus bergerak atau berotasi, mengelilingi matahari, serta berada di dalam alam semesta yang luas dengan bintang-bintang dan galaksi yang berjarak triliunan mil, dan sebagainya.
Banyak dari orang-orang yang meyakini kisah pencitptaan berpendapat bahwa akan sangat mudah bagi Yahuwah untuk menyatakan bahwa “hari” (bahasa Ibrani yom) dalam kisah penciptaan memiliki makna yang berbeda dari apa yang kita pahami sebagai satu hari (misalnya, menyiratkan bahwa satu hari dapat berlangsung jutaan tahun); namun, Yahuwah tidak pernah menyatakan hal itu. Kemungkinan besar hal ini karena “hari” adalah, dan tetap, hari normal 24 jam, karena jika tidak maka Yahuwah tentu akan menjelaskannya kepada kita. Demikian pula, para penganut bumi datar berpendapat bahwa jika Yahuwah bermaksud menyatakan model heliosentris, mak Dia dapat dengan mudah menjelaskannya agar tidak terjadi kesalahpahaman, tetapi Dia tidak melakukannya. Sebaliknya, kita diberitahu hal yang sebaliknya. Dengan demikian, kita seharusnya menghormati orang-orang Kristen yang percaya pada model geosentris, karena mereka yakin bahwa mereka memperoleh model tersebut langsung dari Alkitab.
Ayat-ayat Alkitab menurut urutan kronologis (sesuai urutan Kitab)
Komentar: Berdasarkan kisah penciptaan dalam Alkitab, kita belajar bahwa bumi diciptakan lebih dahulu daripada matahari. Ada cakrawala dengan air di bawah dan di atasnya, dan matahari, bulan, serta bintang-bintang ditempatkan di dalam cakrawala itu (bukan di atasnya), memberikan terang dari sudut pandang bumi. Mereka juga diciptakan untuk menandai musim, hari, dan tahun (yang dapat diilustrasikan melalui gerhana matahari dan bulan). Menariknya, ketika kita mengamati bintang-bintang melalui teleskop, bintang-bintang tampak berada di balik suatu lapisan air. Matahari dan bulan digambarkan seolah-olah keduanya memancarkan cahaya masing-masing, tanpa menyatakan bahwa salah satunya hanya memantulkan cahaya dari yang lain. Cahaya yang lebih besar dimaksudkan untuk menguasai siang, sedangkan cahaya yang lebih kecil menguasai malam.
Kejadian 8:2 Mata air samudera raya tertutup, demikian juga tingkap-tingkap langit; dan hujan dari langit ditahan.
Komentar: Tentu saja, kita tidak berasumsi bahwa terdapat jendela-jendela secara harfiah di langit, tetapi ada sesuatu yang terbuka di langit, sehingga sejumlah besar air tercurah ke bumi. Biasanya hujan tidak turun selama itu, jadi dari manakah datangnya air yang sedemikian banyak dari atas? Adanya bukaan pada cakrawala dapat menjelaskannya.
Komentar: Kisah ini akan mustahil terjadi di bumi berbentuk bola, tetapi lebih masuk akal dalam model bumi datar dengan cakrawala sebagai batas maksimum, terlebih jika raksasa seperti Goliat terlibat dalam pembangunan. Namun, pembangunan menara yang menjulang hingga mendekati cakrawala (meskipun tidak sampai sepenuhnya) menyiratkan bahwa menara itu akan mencapai ketinggian di mana bernapas dan bergerak menjadi sulit. Yahuwah menghentikan mereka untuk melanjutkan, tetapi Dia sendiri menyatakan bahwa mereka akan berhasil mencapai ketinggian yang signifikan jika mereka meneruskan: “Tidak ada yang mereka rencanakan akan mustahil bagi mereka.”
Jalur-jalur itu menyebabkan terjadinya perubahan musim dengan bergerak lebih dekat ke pusat lalu menjauh kembali.
Komentar: Penulis kitab ini seharusnya dapat dengan mudah menyatakan bahwa bumi berhenti jika memang demikian halnya, tetapi teks itu menyebutkan bahwa baik matahari maupun bulan berhenti, dengan matahari lebih lanjut menunda penurunannya (matahari terbenam baik dalam model bumi bulat maupun model bumi datar). Jika bumi menghentikan rotasi dan orbitnya mengelilingi matahari, manusia di bumi akan binasa. Yosua tampaknya memandang matahari dan bulan sebagai sepasang benda yang harus diperlambat secara bersama-sama agar misi itu berhasil. Menurut Kitab Henokh, bulan bergerak sedikit lebih lambat daripada matahari, dan secara khusus, teks dalam kitab Yosua mendukung hal ini dengan dua kata kerja yang berbeda: “matahari berhenti, dan bulan tetap,” menunjukkan bahwa matahari benar-benar berhenti sepenuhnya. Sebaliknya, bulan hampir mencapai hal yang sama dengan sangat melambat. Batu-batu yang dilemparkan oleh Yahuwah tampaknya menegaskan bahwa takhta-Nya ditempatkan dekat di atas cakrawala, karena batu-batu itu dilemparkan dengan ketepatan yang luar biasa. Jika takhta Yahuwah berada miliaran tahun cahaya jauhnya, batu-batu itu akan jatuh di sembarang tempat alih-alih di sebuah lembah tertentu di bumi. Yahuwah Mahakuasa dan dapat melakukan mukjizat apa pun yang dikehendaki-Nya. Sungguh, dari sudut pandang itu, Yahuwah bahkan tidak membutuhkan batu sama sekali; Ia dapat mengambil nyawa kapan saja Ia mau. (Kitab Yaser disebutkan dua kali dalam Alkitab, sehingga tidak dapat begitu saja diabaikan.) Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa Yahuwah (melalui Musa) menyampaikan pesan-Nya dengan cara yang dapat dipahami umat, sebab Alkitab ditulis dari sudut pandang mereka. Namun, seberapa sulitkah untuk menyatakan, “bumi berhenti”? Mereka memahami arti kata “bumi” dan “berhenti,” dan kisah ini adalah sebuah peristiwa sejarah, bukan puisi. Dapatkah kita mempercayai pernyataan Yahuwah, ataukah kita harus melakukan perubahan? Menurut kisah ini (yang juga disahkan dalam Kitab Yaser dan Habakuk 3:11), matahari dan bulan bergerak. Jika kita tidak dapat mempercayai bahwa Yahuwah dapat menyatakan diri-Nya dengan efektif dalam kisah ini (tetapi maksudnya sesuatu yang sama sekali berbeda), kisah-kisah apa lagi yang bisa kita abaikan karena dianggap mustahil? Kisah salib? Apakah Yahuwah adalah pencipta kebingungan? Apakah Ia tidak mampu melihat bahwa pembaca Alkitab Kristen yang jujur akan menerima firman-Nya apa adanya dan percaya pada apa yang dinyatakan-Nya?
Komentar: Bintang-bintang dipandang sebagai makhluk hidup.
Komentar: Tiang-tiang yang sering disebutkan menopang dunia, sebab dunia ditempatkan di atas tiang-tiang tersebut. Mengingat bumi juga digambarkan memiliki empat penjuru, maka logis jika ditempatkan satu tiang di setiap penjuru. Bersama dengan cakrawala, hasilnya menyerupai bangku kaki.
Komentar: Bumi sering digambarkan sebagai benda yang tetap dan tidak bergerak, seperti itulah keadaan normalnya, tetapi Raja Daud menggambarkan murka Yahuwah sehingga dasar-dasar langit bergoyang dan bergetar. Hal ini terdengar sebagai sesuatu yang luar biasa, tetapi jika keadaan normalnya adalah bumi selalu bergerak dan bergetar karena rotasi dan kecepatannya yang tinggi, lalu apa bedanya?
Komentar: Keadaan yang ideal tampaknya adalah dunia yang stabil dan tidak bergerak. Dalam model heliosentris, dunia (dan/atau bumi) selalu bergerak tanpa henti.
Komentar: Skenario biasa bagi bumi adalah tetap tidak bergerak (dalam model bumi datar), tetapi di sini kita membaca deskripsi tentang kuasa Yahuwah yang dapat mengguncangkan bumi “dari tempatnya,” dan tiang-tiang di bawahnya bisa bergoyang. Jika bumi biasanya berotasi dan bergerak lebih cepat daripada peluru mengelilingi matahari, tidaklah logis untuk menyatakan bahwa tiang-tiang di bawahnya bisa bergerak dan bumi bisa terguncang dari tempatnya. Kita juga membaca tentang perintah kepada matahari untuk tidak terbit, yang menunjukkan bahwa matahari bergerak saat terbit (jadi bukannya bumi yang bergerak). Penyegelan bintang-bintang bisa menggambarkan bagaimana mereka disegel di dalam cakrawala.
Komentar: Posisi Yahuwah berada tepat di atas cakrawala; karena awan berada tepat di bawahnya, maka awan-awan itu mungkin juga “menutupi” pandangan-Nya.
Komentar: “Membentangkan utara” bisa merujuk pada keseluruhan struktur bintang kutub di utara dan cakrawala luas yang mengelilinginya. “Menggantungkan bumi pada kehampaan”? Apakah ini gambaran yang sesuai untuk bumi yang berdiri kokoh di atas tiang-tiang? Setidaknya ini memberi gambaran yang lebih dekat dengan model bumi datar daripada model bola bumi yang selalu berputar dan bergerak cepat mengelilingi matahari. Ketika Anda menggantung sesuatu, seperti gambar di dinding, Anda mengharapkan benda itu tetap diam di tempatnya. Anda tidak mengharapkannya bergerak mengelilingi dinding. Model bumi datar, berbentuk seperti bangku kaki, masih dapat digambarkan sebagai “digantung pada kehampaan.” Batas-batas menahan air (seperti samudra) agar tidak melampauinya, yang bisa merujuk pada Antartika sebagai cincin luar dalam model bumi datar. Tiang-tiang langit gemetar, kemungkinan mengacu pada tiang-tiang di setiap penjuru bumi yang juga terhubung dengan cakrawala.
Komentar: Bumi memiliki ujung-ujung, yang sesuai dengan model bumi datar tetapi tidak dengan model bola bumi. Yahuwah dapat melihat segala sesuatu di bawah kolong langit, dan hal ini benar baik bumi itu datar maupun bulat. Jika seseorang cukup tinggi, ia juga dapat melihat seluruh bumi (segala sesuatu) di bawahnya, yang sangat mungkin menjadi poin yang dibuat di sini – untuk menggambarkan keagungan Yahuwah.
Komentar: Bumi memiliki “ujung-ujung,” dan dalam Alkitab, kata “langit” juga dapat diterjemahkan sebagai “bentangan,” begitu juga dengan “cermin tuangan,” terkadang diartikan sebagai “cermin keras.” Dalam versi lain diterjemahkan sebagai “cermin logam tuangan.” Ini dapat disebut sebagai cakrawala langit, yang kuat dan padat.
Komentar: Sebuah dasar yang dipasang dan batu penjuru lebih sesuai sebagai deskripsi untuk model bumi datar, terutama jika memungkinkan untuk membentangkan tali ukur di atasnya. Lebih sulit untuk menarik tali ukur terentang di atas sebuah bola, terlebih jika Gunung Everest dan gunung-gunung lainnya harus berada di bawah tali tersebut. Jika tali itu dibayangkan melengkung di atas Gunung Everest dan mengelilingi bola (sambil mempertahankan jarak yang sama antara tali dan permukaan), maka pengukuran bola itu tidak akan akurat. Namun, jika sebuah tali dibentangkan di atas permukaan datar, maka pengukuran permukaan itu akan benar meskipun tali diletakkan sedikit di atas permukaan.
Bintang-bintang sekali lagi digambarkan sebagai makhluk hidup, sama seperti anak-anak Yahuwah (malaikat), karena mereka dapat bernyanyi. Laut (samudra) didefinisikan telah dibendung dengan pintu-pintu (palang dan pintu). Tentu saja ini bukan pintu-pintu nyata, tetapi bisa menjadi deskripsi tentang Antartika. Terlebih karena kita membaca: “Sampai di sini engkau boleh datang, dan tidak boleh lebih jauh; dan di sinilah gelombangmu yang congkak akan dihentikan.” Perbandingan dibuat dengan rahim (bandingkan juga dengan Yunus di dalam perut ikan dalam Yunus 2:6), yang juga memiliki batas luarnya. Tidaklah asing jika perahu dan gelombang dibatasi oleh daratan besar maupun kecil (benua dan pulau-pulau kecil), tetapi di sini kita membaca tentang sebuah batas luar yang mewakili batas maksimum terjauh.
Ayat-ayat di atas dan ayat-ayat lain dalam Alkitab menjelaskan bahwa bumi memiliki batas, pintu, palang, dan sebagainya. Dalam model bola bumi heliosentris NASA, bumi tidak memiliki batas mutlak karena Anda dapat mengelilinginya ke segala arah di air dan daratan tanpa hambatan ke mana pun Anda pergi (dengan syarat menggunakan teknik perjalanan yang tepat). Hal ini tidak demikian dalam model bumi datar geosentris, di mana Antartika akan membatasi perjalanan secara horizontal, dan cakrawala membatasi perjalanan secara vertikal. Menurut model bumi datar, tidak ada cara bagi manusia untuk menemukan celah melalui batas/palang tersebut. Menurut NASA, bahkan bumi itu sendiri tidak dapat digambarkan memiliki batas karena bumi selalu bergerak mengelilingi matahari di alam semesta. Demikian pula manusia tidak dibatasi untuk bepergian ke luar bumi bulat, sebab manusia dapat pergi ke bulan dan, menurut pernyataan dari juru bicara NASA, juga memungkinkan untuk pergi ke Mars dan tempat-tempat lain.
Komentar: Sekali lagi kita membaca tentang ujung-ujung bumi. Kita juga mendapatkan gambaran bahwa Yahuwah dapat memegang ujung-ujung bumi dan mengebaskan orang fasik dari sana. Hal ini mudah dibayangkan apabila digunakan perumpamaan kain atau selimut yang memiliki empat penjuru. Seperti dalam ayat ini: “Kisah Para Rasul 10:11 Dan ia melihat langit terbuka, dan suatu benda turun ke arahnya, seperti sehelai kain lebar yang diikat pada keempat ujungnya, lalu diturunkan ke bumi” + Kis. 11:5. Mengubah bumi “seperti tanah liat yang dimeteraikan” sulit dibayangkan pada sebuah bola, tetapi dapat dipahami dengan baik pada permukaan datar. Jika kita membuat segel dari tanah liat, hasilnya akan sesuai seperti itu, yang merupakan gambaran baik bagi model bumi datar dengan batas luarnya.
Komentar: Jika cakrawala tidak lebih dari sekadar udara atau ruang hampa, sulit untuk melihat mengapa justru udara ini dipandang sebagai contoh mulia dari pekerjaan tangan Yahuwah. Namun jika cakrawala adalah sesuatu yang padat, bercahaya, dan dibentangkan di atas bumi, lebih mudah untuk memahami mengapa objek ini dijadikan contoh ciptaan agung Yahuwah. Kita membaca tentang ujung-ujung dunia, dan (seperti dalam Kitab Henokh) kita melihat bahwa matahari memiliki kemah dan diibaratkan seperti seorang mempelai laki-laki. Matahari itu melakukan perjalanan dengan keluar dari ujung langit dan putarannya (berbentuk lingkaran) sampai ke ujung-ujungnya. Ini berarti matahari bergerak mengelilingi bumi, bukan bumi yang bergerak mengelilingi matahari.
Komentar: Batas seperti apakah yang ditetapkan Yahuwah di bumi? Menurut Alkitab, kata “batas” biasanya dipakai untuk menggambarkan batas luar fisik dari bangsa-bangsa (atau batas luar benda-benda fisik), yang biasanya dibuat oleh manusia dan dapat berubah seiring waktu. (Contoh pemakaian: Yes. 60:18, Yer. 15:13, Yeh. 27:4, Yeh. 45:1, Mik. 5:6, Mat. 4:13). Ketika Yahuwah “mencerai-beraikan” manusia setelah peristiwa Babel, Ia tidak menetapkan batas baru bagi mereka untuk tinggal, melainkan mereka sendiri yang menentukannya sesuai tempat tinggal mereka. Sebuah bola tidak memiliki jenis batas lain (selain yang dibuat manusia), sebab manusia dapat berjalan di darat maupun laut, bahkan ke Gunung Everest, menyeberangi Gurun Sahara, hingga ke bulan dan lebih jauh. Berdasarkan Ayub 38, batas-batas ini berfungsi sebagai palang dan pintu yang membatasi manusia untuk tidak dapat melampauinya. Secara alami, orang menyeberangi batas negara setiap hari, jadi pembatas apa yang dimaksud dalam mazmur ini? Dalam model bumi datar, Antartika di sekeliling bumi berfungsi sebagai batas luar yang tidak dapat dilampaui manusia, dan cakrawala membatasi manusia untuk bepergian ke atas dan melampauinya. Mazmur ini juga berbicara tentang musim panas dan musim dingin yang dibuat oleh Yahuwah, yang semakin menegaskan bahwa penulis melihat batas ini sebagai sesuatu yang dibuat Yahuwah dan tidak dapat dilampaui (Ayub 38).
Komentar: Penghuni bumi nyata adanya, maka tiang-tiang bumi pun demikian nyata adanya.
Komentar: Jendela dan pintu dipandang sebagai sesuatu yang dapat dibuka – dan mungkin juga cakrawala adalah padat dan dapat memiliki bukaan yang Yahuwah pilih untuk dibuka.
Komentar: Frasa yang sering diulang “tidak bergerak” tidak sesuai dengan model heliosentris, di mana bumi berotasi pada porosnya dengan kecepatan sekitar 1675 km/jam (±1.000 mil/jam) serta bergerak mengelilingi matahari dengan kecepatan sekitar 28.000 km/jam. Dengan kata lain: “Setiap detik, Anda bergerak hampir setengah kilometer di ruang angkasa, dan Anda bahkan tidak merasakannya.” Dengan kata lain, bumi dalam model heliosentris senantiasa bergerak dan justru merupakan kebalikan dari tidak bergerak.
Komentar: Frasa “tidak akan bergerak” sering diulang, yang menjadi penanda ini merupakan informasi penting.
Komentar: Jika “langit” tidak lebih dari sekadar udara atau ruang hampa, maka itu bukanlah contoh mengagumkan dari sesuatu yang dapat Yahuwah ciptakan dengan tangan-Nya.
Komentar: Tirai yang dibentangkan mengelilingi bola tidak terdengar seperti tirai. Namun pada model bumi datar, analogi ini sesuai dengan baik. Kita membaca tentang kamar-kamar loteng-Nya di dalam air. (Jika Anda melihat gambar di atas, di manakah matahari itu? Tepat di belakang awan, memancarkan sinar ke air bagi orang yang melihatnya, atau dari jarak miliaran tahun cahaya jauhnya?). Yahuwah meletakkan dasar bumi sehingga tidak akan dipindahkan untuk selama-lamanya. Ayat 5-9 menggambarkan penciptaan dan pemisahan antara daratan dan lautan. Sekali lagi kita membaca tentang batas bagi samudra, yang bisa merujuk pada Antartika. “Engkau menetapkan batas, sehingga mereka tidak boleh melampauinya; supaya mereka tidak kembali menutupi bumi.” Kedengarannya air pernah menutupi seluruh bumi, termasuk gunung-gunung, sebab kita membaca bahwa batas itu ditetapkan agar air tidak menutupi bumi lagi.
Komentar: Air selalu mencari kedatarannya dan tidak dapat melengkung mengelilingi sebuah bola. Pada mulanya, Yahuwah membentangkan bumi (daratan) di atas air. Matahari memerintah pada siang hari, dan bulan serta bintang-bintang memerintah pada malam hari. Hal ini meneguhkan deskripsi dalam Kejadian 1 bahwa benda-benda langit ini diciptakan demi bumi dan untuk melaksanakan tugasnya dari sudut pandang bumi. Dalam model heliosentris, bumi berada jauh dari pusat dan tidak memiliki peran dalam benda-benda alam semesta.
Komentar: Bintang-bintang bukanlah benda mati, melainkan hidup dan memiliki nama.
Komentar: Ketika mazmur ini ditulis (lama setelah air bah), tampaknya air masih ada di atas langit.
Komentar: Jika langit tidak lebih dari udara atau ruang hampa, maka tidak banyak yang dapat disebut sebagai “mempersiapkan.” Menggambar lingkaran pada sebuah bola terdengar janggal dan tidak logis, tetapi menggambar lingkaran pada permukaan datar lebih mudah dibayangkan.
Komentar: Mataharilah yang di sini “terbenam” dan “terbit” dan bukan bumi. Matahari (disebut DIA) kembali ke tempat dari mana dia datang. Deskripsi ini tidak sesuai dengan model bola dunia.
Komentar: Jika bumi memiliki empat penjuru dan juga memiliki ujung-ujung, maka dapat diduga bahwa pilar-pilar di bawahnya berjumlah empat.
Komentar: Pada akhirnya, keadaan akan berubah secara dramatis. Antara lain, bulan tidak akan lagi memancarkan cahayanya sendiri. Karena sekarang bulan memiliki cahayanya sendiri. Langit akan berguncang dan bumi akan digeser dari tempatnya. Dalam model heliosentris, hal ini terjadi setiap hari.
Komentar: Hal ini tidak dapat dijelaskan dengan model bola dunia. Kita membaca bahwa matahari mundur sepuluh derajat. Jika bumi yang berhenti untuk berbalik, manusia di bumi akan binasa. Matahari berhenti atau mundur beberapa derajat tidak akan berbahaya dalam model bumi datar.
Komentar: “Bulatan” dalam ayat di atas adalah terjemahan dari kata benda Ibrani *chug* (Strong’s 2329), yang berarti lingkaran, kubah, atau cakrawala. (Perhatikan bahwa kata itu tidak diterjemahkan sebagai bola atau bulatan tiga dimensi). Selain dalam ayat ini, kata tersebut ditemukan dua kali di Alkitab. Dalam Ayub 22:14, kita membaca tentang Yahuwah berjalan pada lingkaran/kubah langit (berjalan di cakrawala langit), dan dalam Amsal 8:27 kita membaca bahwa lingkaran ini digoreskan pada permukaan samudra raya. Versi NKJV merumuskannya sebagai: “Ketika Ia membuat lingkaran pada permukaan samudra raya.” Sulit (atau lebih tepatnya mustahil) menggambar bola tiga dimensi pada sesuatu, tetapi memungkinkan untuk menggambar/menggoreskan lingkaran. Sementara *chug* bukan terjemahan untuk bola, terdapat kata untuk “bola” yang bisa saja digunakan oleh Yesaya jika ia ingin menyatakannya, namun ia tidak menggunakannya dalam ayat di atas. Ia memang menggunakannya dalam Yesaya 22:18, di mana kata bola diterjemahkan dari *dur* (Strong’s 1754). Analogi digunakan tentang langit yang dibentangkan seperti kain dan dipasang seperti kemah kediaman – di mana para penghuninya yang tampak seperti belalang. Hampir mustahil membayangkan gambaran sebuah kemah yang dipasang pada bola dunia tempat semua penghuni tinggal di dalamnya. Analogi ini sangat tepat jika kita membayangkan bumi datar dengan cakrawala di atasnya, khususnya jika kita juga membayangkan Kemah Suci pada zaman Keluaran.
Komentar: Jika langit tidak lebih dari sekadar udara atau ruang, tidak ada hal yang mengagumkan tentang membentangkan udara ini, baik seorang diri maupun dengan bantuan.
Komentar: Sekali lagi, terdapat penekanan besar tentang membentangkan langit dengan satu tangan. Jika langit hanyalah udara atau ruang, hal ini tidak mengagumkan. Namun, jika kita mencakup seluruh cakrawala/kubah, hal ini menakjubkan dan menggetarkan.
Komentar: Sekali lagi, disebutkan bahwa bulan memberikan terang, dan sekali lagi, matahari disebut sebagai benda yang bergerak di bumi — di sini dengan gambaran “terbenam.”
Komentar: Bumi adalah tumpuan kaki Yahuwah. Apakah itu akan tampak seperti tumpuan kaki yang berdiri tegak di atas empat penopang, ataukah tampak seperti sebuah bola yang terus bergerak?
Komentar: Cakrawala tampak seperti kristal, dan makhluk-makhluk aneh yang dibicarakan teks itu berada tepat di bawahnya. Yehezkiel masih dapat mendengar mereka dan melihat mereka dalam penglihatannya. Tepat di atas cakrawala itu, Yehezkiel melihat takhta dan seseorang yang rupanya seperti manusia berada di atasnya.
Komentar: Sekali lagi, kita membaca bahwa bulan memiliki cahayanya sendiri.
Komentar: Sebatang pohon di bumi, cukup tinggi untuk mencapai langit dan dapat dilihat dari seluruh bumi? Seseorang mungkin berpendapat bahwa ini hanyalah sebuah mimpi, dan kita bahkan dapat membaca dalam ayat 22 bahwa pohon itu adalah Raja Belsyazar. Namun, mimpi tidak harus bersifat tidak logis hanya karena itu adalah mimpi. Lebih masuk akal jika sebuah mimpi ilahi memiliki sifat yang logis dan berfungsi sebagai perbandingan yang wajar dengan sang raja. Daniel memiliki beberapa mimpi dan penglihatan lain, dan meskipun tidak ada satupun dari semuanya itu benar-benar “nyata,” semuanya tetap sangat masuk akal.
Komentar: Bulan sekali lagi disebutkan memiliki cahayanya sendiri [sekalipun ini hanya simbolisme profetis].
Komentar: Bintang-bintang dapat menjadi berhala, seolah-olah mereka adalah pribadi.
Amos 9:6 (NASB) Dialah yang membangun kamar-kamar-Nya di langit dan mendirikan kubah-Nya di atas bumi.
Komentar: “Permukaan bumi” dapat menandakan satu sisi tertentu, dan ada banyak ayat yang berbicara tentang wajah bumi. Sebuah kubu atau kubah yang melengkung berada di atas bumi.
Musa dikatakan berbicara kepada Yahuwah muka dengan muka (Kel. 33:11). Kata pānîm (Strong’s 6440), yang di sini diterjemahkan sebagai “muka,” juga dapat diterjemahkan sebagai “kehadiran” atau “berada di hadapan seseorang,” dan sebagainya. Namun, dalam ayat 11, Musa menekankan bahwa ia berbicara kepada Yahuwah “muka dengan muka, seperti seseorang berbicara kepada temannya.” Teman-teman yang berbicara satu sama lain (tanpa menghitung teknik modern) berada di tempat yang sama dan tidak berbicara satu sama lain dengan saling membelakangi. Duduk berdampingan, mereka akan mengarahkan wajah mereka satu sama lain selama percakapan, berusaha untuk berada “di hadapan” yang lain. Meskipun Yahuwah dan Musa berbicara muka dengan muka, kita membaca dalam ayat 20 bahwa tidak mungkin melihat wajah Yahuwah dan tetap hidup. Yahuwah berkata: “Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat tetap hidup.” Yahuwah tidak saling bertentangan dengan diri-Nya, tetapi mungkin wajah Yahuwah dengan suatu cara tersembunyi dari Musa ketika mereka berbicara berhadapan, kecuali jika itu merupakan pernyataan dari Malaikat Yahuwah. Posisi mereka tetaplah “berhadap-hadapan” karena mereka berbicara muka dengan muka (yang juga berarti depan-depanan). Dalam ayat 23 persoalan itu diselesaikan dengan Yahuwah membiarkan Musa melihat bagian belakang-Nya, bukan wajah-Nya: “Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku, dan engkau akan melihat belakang-Ku; tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan.” Jelas bahwa Yahuwah menggambarkan diri-Nya (setidaknya dalam manifestasi ini) memiliki bagian belakang dan bagian depan dengan wajah.
Jadi, ketika kita membaca tentang “wajah bumi,” tampaknya ada satu sisi tertentu dari bumi yang sedang dijelaskan. Sisi yang manakah itu pada sebuah bola? Bola tidak memiliki sisi. Sekali lagi, kaum penganut bumi datar tidak mengubah apa yang dikatakan Alkitab.
Komentar: Yunus membandingkan keadaannya di dalam perut ikan besar itu dengan batang-batang bumi — yang mungkin merupakan acuan pada batas-batas cakrawala bumi dan lingkaran luarnya.
Komentar: Matahari dan bulan berhenti di tempatnya. Dapatkah kita memilih untuk tidak mempercayainya hanya karena itu tidak sesuai dengan suatu model tertentu?
Komentar: Mengapa perlu membawa Yahushua ke sebuah gunung yang tinggi jika Ia tidak dapat melihat semuanya selain dari sebuah wilayah kecil? Dalam model bumi datar, jika Ia dibawa dekat dengan cakrawala, Ia dapat melihat seluruh bumi.
Komentar: Sekali lagi diisyaratkan bahwa bulan memiliki cahayanya sendiri.
Komentar: Planet-planet tidak disebutkan dalam Alkitab, tetapi bintang-bintang disebutkan — termasuk bintang-bintang pengembara seperti Venus.
Komentar: “Bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi” dapat saja merupakan ungkapan untuk “segala bangsa,” tetapi ini tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa ungkapan ini juga secara harfiah benar bahwa bangsa-bangsa itu berada pada empat penjuru bumi — terutama jika kita juga menambahkan informasi bahwa akan ada empat malaikat yang berdiri di penjuru-penjuru itu menahan angin-angin bumi. Kata “permukaan” di atas menggambarkan dataran bumi, bukan bagian-bagiannya. Kata ini merupakan terjemahan dari kata benda Yunani πλάτος/platos (Strong’s 4114) yang dapat diterjemahkan sebagai lebar atau dataran luas. Kata sifat yang bersesuaian adalah πλατύς/platus (Strong’s 4116), yang dapat dipakai sebagai deskripsi sebuah jalan, seperti dalam Matius 7:13 (datar dan terbentang). Kata kerja yang berhubungan adalah πλάσσω/plassó (Strong’s 4111), yang dapat diterjemahkan sebagai membentuk/memahat. Kata Prancis plateau berarti bagian datar (atau hampir datar) dari permukaan bumi. Kata ini berasal dari platel, sebuah deskripsi dari benda datar, seperti piring. Dalam bahasa Swedia, kata untuk “datar” adalah platt (mirip dengan bahasa-bahasa Jermanik lainnya).
Bandingkan dengan Efesus 3:18, “Betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” yang mencakup semua ukuran, di mana “lebar” secara alami dikontraskan dengan “panjang.”
Bandingkan juga dengan Wahyu 21:16, yang berkaitan dengan pengukuran kota Yerusalem. Sekali lagi, lebar dikontraskan dengan panjang, dan hal ini tidak mungkin diukur mengenai pintu-pintu gerbang dan tembok jika mereka tidak datar. Perhatikan: “panjangnya sama dengan lebarnya” dan “panjangnya, lebarnya dan tingginya sama.”
Wahyu 21:15 Dan malaikat yang berbicara dengan aku itu mempunyai buluh pengukur dari emas untuk mengukur kota itu dan pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. 16 Kota itu berbentuk persegi empat dan panjangnya sama dengan lebarnya. Ia mengukur kota itu dengan buluh itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama. 17 Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia yang adalah juga ukuran malaikat.
***
Lebih lanjut, kira-kira 35 ayat masing-masing menyebut tentang ujung-ujung bumi. Secara alami, mustahil menemukan “ujung-ujung” pada sebuah bola, dan sama mustahilnya untuk menentukan sisi mana dari sebuah bola yang dianggap sebagai “wajah” (bagian depan dari sesuatu). Keberadaan ujung-ujung dan wajah bumi berfungsi secara sempurna dalam model bumi datar.
Setan bertujuan untuk mengaburkan ciptaan Yahuwah dari kita (untuk menyembunyikan Yahuwah), dan ia merasa puas dengan ajaran Evolusi yang bercampur dengan miliaran tahun di dalam sebuah model heliosentris – yang merendahkan Yahuwah dan pentingnya kita dalam ciptaan-Nya:
Yohanes 3:12 Kamu tidak percaya, waktu aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi?
Roma 1:19 Sebab apa yang dapat mereka ketahui tentang Yahuwah nyata bagi mereka, karena Yahuwah telah menyatakannya kepada mereka. 20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
Artikel ini bukan buatan WLC ditulis oleh Annika Björk. Artikel ini dirangkum dari sumber berikut: https://bjorkbloggen.com/2018/10/20/list-of-bible-verses-that-show-a-flat-Earth-with-a-firmament/
Kami telah mengeluarkan nama-nama dan gelar-gelar umum dari Bapa dan Anak yang ada di dalam artikel ini, dan menggantinya dengan nama-nama dan gelar-gelar asli yang sudah diberikan. Kami juga melakukan hal yang sama pada kutipan-kutipan Alkitab yang ada, dengan mengganti nama-nama dan gelar-gelar yang ada dengan nama-nama dan gelar-gelar asli sebagaimana yang dituliskan oleh para penulis Alkitab yang terilhami. -Tim WLC