Print

Yahushua adalah Anak Allah, bukan Allah Anak

Artikel ini bukan buatan WLC. Saat menggunakan sumber dari penulis luar, kami hanya mempublikasikan konten yang 100% selaras dengan Alkitab dan selaras dengan keyakinan Alkitabiah WLC pada saat ini. Jadi artikel semacam ini bisa dianggap seolah-olah bersumber langsung dari WLC. Kami sangat diberkati oleh pelayanan banyak hamba-hamba Yahuwah. Tetapi kami tidak menyarankan anggota kami untuk mengeksplorasi karya lain dari para penulis ini. Karya lain yang mengandung kesalahan tidak akan kami publikasikan. Sayangnya, kami belum menemukan pelayanan yang bebas dari kesalahan. Jika Anda dikejutkan oleh beberapa konten terbitan yang bukan buatan WLC [baik artikel maupun episode radio], ingatlah kitab Amsal 4:18. Pemahaman kita tentang kebenaran-Nya akan berkembang, seiring bertambah banyaknya terang yang dicurahkan di jalan kita. Kita harus menghargai kebenaran lebih dari hidup itu sendiri, dan mencarinya di mana pun itu dapat ditemukan.

Yahushua adalah Anak Allah, bukan Allah Anak

Pendahuluan

Alkitab mengajarkan bahwa terdapat satu Elohim, yaitu Sang Bapa, dan satu Mesias sekaligus Tuan, Yahushua Kristus, yang adalah Anak Yahuwah yang dikandung secara ilahi. Kedua hal tersebut merupakan kebenaran yang mendasar, dan artikel ini akan memberikan bukti untuk mendukungnya. Sejalan dengan itu, artikel ini juga akan menunjukkan bahwa Yahushua Kristus adalah “Anak Yahuwah” yang sepenuhnya manusia, bukan “Allah Anak.” Dengan demikian, artikel ini akan memberikan bukti bahwa Alkitab tidak mengajarkan doktrin Tritunggal.

Alkitab mengajarkan bahwa terdapat satu Elohim, yaitu Sang Bapa, dan satu Mesias sekaligus Tuan, Yahushua Kristus, yang adalah Anak Yahuwah yang dikandung secara ilahi.

Untuk memperjelas, penting untuk memahami apa itu Tritunggal. Doktrin ortodoks Tritunggal menyatakan bahwa Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah, dan ketiganya setara, kekal, memiliki hakikat yang sama, serta bersama-sama merupakan satu Allah yang esa dalam tiga pribadi; juga, Yahushua adalah 100% Allah dan 100% manusia, dan kedua kodratnya — kodrat ilahi dan kodrat manusia — berada bersama dalam tubuh jasmaninya. Meskipun banyak dipercayai, doktrin Tritunggal tidak pernah secara eksplisit dinyatakan di dalam Alkitab.

Artikel ini tidak dimaksudkan untuk menyerang atau membuat permusuhan dengan siapa pun, tetapi artikel ini disajikan karena kami percaya bahwa pemeriksaan yang jujur dan cermat terhadap bukti-bukti Alkitab akan menunjukkan bahwa hanya Sang Bapa yang adalah Elohim dan Yahushua adalah Anak yang diciptakan oleh-Nya. Lebih jauh, penting bagi umat percaya untuk mengetahui kebenaran tentang Yahuwah, Yahushua, dan Roh Kudus.

Kebenaran memiliki nilai yang besar, dan Yahuwah serta Yahushua layak dikenal sebagaimana adanya. Mengetahui bahwa hanya ada satu Elohim, yang tidak bersifat Tritunggal dan tidak berbagi identitas-Nya dengan dua pribadi lain, meninggikan Dia pada posisi yang sepantasnya sebagai satu-satunya Allah dalam Alkitab, Pencipta alam semesta, dan Pribadi yang harus kita kasihi dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan. Demikian pula, mengetahui bahwa Tuan Yahushua adalah sebagaimana yang dikatakan Petrus, “seorang [manusia] yang telah ditentukan oleh Yahuwah” (Kisah Para Rasul 2:22), menempatkan dia pada posisi yang tepat. Ia adalah satu-satunya Anak yang diperanakkan oleh Yahuwah, yang begitu mengasihi sehingga Ia menjalani hidup tanpa dosa, taat sepenuhnya, dan mati di kayu salib untuk kita, yang kemudian dibangkitkan oleh Yahuwah dari kematian dan kini duduk di sebelah kanan Yahuwah sebagai wakil utama-Nya, mengelola perkara-perkara Yahuwah.

Hal yang secara terbuka diakui oleh para teolog tetapi jarang diketahui oleh banyak umat Kristen adalah bahwa doktrin Tritunggal tidak pernah dinyatakan di dalam Alkitab, melainkan “dibangun” dengan menggabungkan berbagai pernyataan yang dianggap mendukungnya. Hal yang umumnya diyakini oleh umat Kristen adalah bahwa Tritunggal merupakan suatu misteri. Tidak seorang pun dapat memahaminya secara tuntas, sehingga diskusi doktrinal sering dihindari atau diabaikan. Lebih buruk lagi, ajaran bahwa Tritunggal adalah “misteri” sering digunakan sebagai alat untuk menekan pihak yang meragukan atau menentang, yang kemudian diberi label “bidat” dan perannya dalam Kekristenan diminimalkan.

Dengan demikian, Tritunggal berdiri sebagai benteng yang tidak dapat diganggu gugat, tetapi tidak pernah sepenuhnya dipahami, di pusat ajaran Kristen. Padahal, umat Kristen seharusnya membangun doktrin mereka berdasarkan Alkitab. Bagaimana jika kajian yang seksama terhadap Alkitab menunjukkan bahwa Tritunggal tidak ada? Bagaimana jika studi tersebut mengungkap bahwa Yahuwah adalah satu-satunya Allah dalam Alkitab, dan Yahushua adalah, seperti kata Petrus, “seorang manusia yang ditentukan oleh Yahuwah,” bukan “Allah-manusia”? Bagaimana jika “misteri” Tritunggal ternyata bukan misteri, melainkan suatu kekeliruan yang terbentuk seiring waktu? Kajian ini akan menunjukkan bahwa Yahushua memang sepenuhnya manusia yang ditentukan oleh Yahuwah.

Masalah-Masalah Dasar dalam Doktrin Tritunggal

Kata “Tritunggal” tidak terdapat di dalam Alkitab. Meskipun hal itu tidak secara otomatis meniadakan kemungkinan keberadaannya, fakta ini menjadi salah satu bukti yang mendukung bahwa doktrin tersebut tidak bersifat alkitabiah.

Kajian sejarah Gereja Kristen menunjukkan perkembangan yang jelas dalam doktrin Tritunggal selama berabad-abad.

Para penganut Tritunggal sendiri memiliki perbedaan yang kadang signifikan dalam mendefinisikan Tritunggal. Gereja Ortodoks Timur berbeda dengan Gereja Barat mengenai hubungan Roh Kudus dengan Bapa dan Anak. Selain itu, penganut Tritunggal “klasik,” yang meyakini bahwa Yahushua adalah 100% Allah dan 100% manusia selama di bumi, berbeda pandangan dengan penganut Kenotik, yang meyakini bahwa Yahushua melepaskan keilahiannya ketia dia berada di bumi sebagai manusia. Kaum Pentakosta Oneness menolak formula klasik Tritunggal sepenuhnya. Namun, semuanya mengklaim bahwa Kristus adalah Allah dan bahwa Alkitab mendukung posisi mereka.

Kajian sejarah Gereja Kristen menunjukkan perkembangan yang jelas dalam doktrin Tritunggal selama berabad-abad. Sebagai contoh, Pengakuan Iman Rasuli dalam bentuk awalnya, yang diyakini berasal tak lama setelah masa para rasul, tidak menyebut Tritunggal atau dua kodrat Kristus. Pengakuan ini hanya menyatakan, “Aku percaya kepada Roh Kudus,” yang sama mungkin merujuk pada karunia Roh Kudus seperti halnya pada Pribadi ketiga Tritunggal. Pengakuan iman Nicea yang ditulis pada tahun 325 M dan kemudian diubah, menambahkan pernyataan tentang Yahushua Kristus sebagai “yang diperanakkan sejak kekal” dan “Allah yang sejati,” serta menyebut Roh Kudus sebagai “Tuhan.” Namun, Pengakuan Iman Athanasius, yang kemungkinan besar disusun pada akhir abad ke-5 atau awal abad ke-6 M, merupakan pengakuan iman pertama yang secara eksplisit menyatakan doktrin Tritunggal dan menyertakan peringatan bahwa siapa pun yang tidak mempercayainya akan binasa selamanya. Pernyataan itu tampaknya bertentangan dengan Alkitab, karena ketika Petrus berbicara kepada orang-orang Yahudi pada Hari Pentakosta, ia tidak menyebut Tritunggal atau bahwa Yahushua adalah Allah dalam daging, namun sekitar 3.000 orang yang mendengarnya menerima keselamatan (Kisah Para Rasul 2:41).

Oleh karena itu, jika doktrin Tritunggal memang asli dan menjadi pusat keyakinan Kristen, apalagi jika diyakini bahwa keselamatan bergantung padanya sebagaimana diajarkan banyak penganut Tritunggal, seharusnya ajaran itu dinyatakan secara jelas dalam Alkitab dan dalam kredo-kredo Kristen paling awal.

Tidak Ada Tritunggal dalam Perjanjian Lama

Yahuwah memberikan Kitab Suci kepada bangsa Yahudi, dan agama serta tata ibadah Yahudi yang berasal dari wahyu tersebut tidak memuat referensi atau ajaran tentang Allah yang bersifat Tritunggal.

Yahuwah memberikan Kitab Suci kepada bangsa Yahudi, dan agama serta tata ibadah Yahudi yang berasal dari wahyu tersebut tidak memuat referensi atau ajaran tentang Allah yang bersifat Tritunggal. Karena Yahuwah memberikan Perjanjian Lama kepada orang Yahudi, tentu mereka memiliki kapasitas untuk membacanya dan memahaminya, namun mereka tidak pernah melihat adanya doktrin Tritunggal di dalamnya; bahkan sebaliknya. Sepanjang sejarahnya, bangsa Yahudi dengan tegas mempertahankan keyakinan bahwa hanya ada satu Allah.

Yahushua sendiri mengaitkan perintah terbesar dalam Taurat dengan pengakuan bahwa hanya ada satu Allah. Seorang ahli Taurat bertanya kepada Yahushua mengenai perintah mana yang paling utama. Yahushua menjawab, “Perintah yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Dan engkau harus mengasihi Tuhan, Allahmu…” (Markus 12:29-30). Sang ahli Taurat, sesuai dengan ajaran para rabi serta wahyu dan praktik yang diwariskan kepada bangsa Yahudi, meyakini bahwa Yahuwah adalah satu-satunya Allah yang benar. Yahushua tidak membantah atau mengubah keyakinan ini, melainkan menegaskannya, bahwa hanya Yahuwah yang adalah Allah.

Perjanjian Lama menubuatkan bahwa Yahushua yang akan datang adalah manusia

Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama mengenai Mesias yang akan datang menyatakan bahwa dia adalah manusia. Ia akan berasal keturunan Hawa (Kej. 3:15); keturunan Abraham (Kej. 12:3; 18:18; 22:18), keturunan Yehuda (Kej. 49:10); seorang nabi seperti Musa (Ul. 18:15); anak Daud (2 Sam. 7:12-13; Yes. 11:1); seorang raja yang memerintah di bawah otoritas Yahuwah (Mzm. 110:1); dan seorang pemimpin dari antara bangsa Israel (Yer. 30:21). Inilah sebabnya mengapa orang-orang Yahudi menantikan seorang Mesias yang manusiawi.

Bahkan Maria, ibu Yahushua, mengharapkan Mesias yang adalah manusia, dan ia heran bagaimana ia dapat melahirkan Mesias tanpa bersetubuh dengan seorang pria (Luk. 1:34-35). Meskipun beberapa penganut Tritunggal mengklaim bahwa nubuat-nubuat seperti Yesaya 9:6 dan Mikha 5:2 menunjukkan bahwa Yahushua adalah Allah, penting untuk dicatat bahwa orang-orang Yahudi pada zaman nubuat itu diberikan tidak pernah memahaminya sebagai pernyataan bahwa Mesias akan menjadi Allah sekaligus manusia. Nubuat-nubuat tersebut dapat diterjemahkan dan dipahami secara konsisten dengan pandangan Unitarian Alkitabiah.

Mazmur 110:1 layak mendapat perhatian khusus karena sangat jelas namun sering disalahpahami.

Mazmur 110:1 layak mendapat perhatian khusus karena sangat jelas namun sering disalahpahami. Alkitab Bahasa Indonesia menyatakan: “Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku…” Kata “TUHAN” di sini adalah Yahuwah, tetapi banyak komentator dari para penganut Trinitas yang berpendapat bahwa “tuanku” dalam ayat ini adalah kata Ibrani adonai, yang juga digunakan untuk Yahuwah, sehingga dianggap sebagai bukti keilahian Mesias. Namun, teks Ibrani tidak menggunakan adonai, melainkan adoni (dibaca “a-do-ni”), yang selalu digunakan dalam Alkitab untuk menyebut tuan atau pemimpin manusia, dan tidak pernah digunakan untuk Yahuwah.

Kata Ibrani adoni dan adonai memang memiliki akar yang sama, adon, yang tercatat dalam kamus konkordansi dan sebagian besar kamus leksikon, dan inilah sebabnya kita perlu merujuk pada teks Ibrani asli untuk memahami arti Mazmur 110:1. Perbedaan antara adon (kata dasar), adoni (“tuan,” selalu digunakan untuk manusia atau malaikat), dan adonai (yang digunakan untuk Yahuwah) sangat penting untuk memahami ayat ini. Fakta bahwa teks Ibrani menggunakan adoni untuk Mesias dalam Mazmur 110 merupakan bukti yang mendukung bahwa Mesias bukanlah Yahuwah, dan menjelaskan mengapa orang Yahudi mengharapkan Mesias sebagai penguasa manusia seperti raja-raja lain yang memerintah di bawah Yahuwah.

Perjanjian Baru Mengajarkan bahwa Yahushua Adalah seorang Manusia

Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Yahushua adalah seorang manusia. Yahushua sendiri menyatakannya, misalnya dalam Yohanes 8:40, Ia berkata bahwa Ia adalah “seorang manusia yang mengatakan kebenaran kepada mereka.” Pernyataan ini bukanlah penyamaran atau pengaburan “kodrat ilahi”-nya, melainkan pernyataan faktual yang menegaskan harapan orang Yahudi bahwa Mesias akan sepenuhnya seorang manusia.

Para rasul juga mengajarkan bahwa Yahushua adalah manusia. Dalam khotbahnya pada Hari Pentakosta, Rasul Petrus menyatakan dengan tegas bahwa Yahushua adalah seorang manusia yang telah ditentukan oleh Allah: “Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yesus dari Nazaret, seorang manusia yang telah ditentukan Allah di hadapanmu dengan mukjizat, tanda-tanda, dan kuasa, yang dilakukan Allah melalui Ddia di tengah-tengah kamu…” (Kis. 2:22). Petrus dengan jelas menyatakan bahwa Yahushua adalah manusia, dan bahwa Yahuwah melakukan mukjizat “melaluinya”.

Jika memang ada Tritunggal, maka momen ketika Petrus berbicara kepada seluruh bangsa Yahudi yang berkumpul pada Hari Pentakosta adalah saat yang tepat untuk memperkenalkannya. Namun, Petrus justru memberitakan bahwa Yahushua adalah Mesias yang telah lama mereka nantikan: seorang manusia yang telah ditentukan oleh Yahuwah.

Jika memang ada Tritunggal, maka momen ketika Petrus berbicara kepada seluruh bangsa Yahudi yang berkumpul pada Hari Pentakosta adalah saat yang tepat untuk memperkenalkannya. Namun, Petrus justru memberitakan bahwa Yahushua adalah Mesias yang telah lama mereka nantikan: seorang manusia yang telah ditentukan oleh Yahuwah.

Demikian pula, Paulus juga mengajarkan bahwa Yahushua adalah seorang manusia. Ketika berada di Atena, Paulus memberitakan kepada orang-orang kafir bahwa Allah akan menghakimi dunia “oleh seorang manusia yang telah ditentukan-Nya” (Kis. 17:31). Paulus tidak pernah mengatakan atau mengisyaratkan bahwa Yahushua adalah sesuatu selain seorang ‘manusia’. Namun, mengingat bahwa audiens Yunani yang dihadapi Paulus bersifat politeistik, tampaknya jika memang ada doktrin Tritunggal, Paulus tentu akan mengajarkannya kepada mereka. Sementara orang-orang Yahudi kemungkinan besar akan sangat terganggu jika seseorang mengajarkan adanya Tritunggal, orang-orang Yunani yang terbiasa dengan banyak dewa hampir pasti tidak akan merasa keberatan. Karena itu, situasi tersebut sebenarnya merupakan kesempatan yang sangat tepat untuk memperkenalkan ajaran tersebut kepada mereka. Namun, sebaliknya, Paulus justru menyatakan bahwa Yahushua adalah seorang manusia yang telah ditetapkan oleh Yahuwah.

Ada beberapa ayat lain dalam Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa Yahushua adalah seorang manusia. Sebagai contoh, kitab Roma menyatakan bahwa seorang manusia, yaitu Adam, menyebabkan dosa masuk ke dalam dunia, dan juga bahwa seorang manusia harus menebusnya dari dosa. Roma 5:15 menyebutkan: “Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Yahuwah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yahushua Kristus.” Beberapa teolog mengajarkan bahwa hanya Yahuwah yang dapat membayar harga dosa umat manusia, namun Alkitab secara tegas menyatakan bahwa yang harus melakukannya adalah seorang manusia.

1 Timotius 2:5 secara eksplisit menyebut Yahushua sebagai “manusia” bahkan setelah kebangkitannya: “Karena hanya ada satu Allah, dan satu pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yahushua.” Ayat ini menyebut Yahushua Kristus sebagai seorang ‘manusia’ bahkan setelah kebangkitannya.

Doktrin Trinitarian berusaha menjelaskan ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yahushua adalah seorang manusia dengan mengatakan bahwa Ia memang seorang manusia, namun sekaligus 100% adalah Tuhan. Akan tetapi, terdapat permasalahan dengan pandangan tersebut. Pertama, tidak ada satu pun ayat yang secara eksplisit menyatakan bahwa Yahushua adalah Tuhan sekaligus manusia. Doktrin “Allah-manusia” dibangun dari penggabungan banyak ayat. Selain itu, para sarjana mengakui bahwa hanya sekitar delapan ayat di seluruh Perjanjian Baru yang dapat dipahami seolah-olah menyatakan bahwa Yahushua adalah Tuhan. Namun, setiap ayat tersebut dapat diterjemahkan dengan cara yang mendukung posisi Biblical Unitarian, atau dapat diperdebatkan secara tekstual, atau dapat dijelaskan melalui pemahaman penggunaan kata “Tuhan” dalam konteks budaya. Sebaliknya, ayat-ayat yang secara jelas menyatakan bahwa Yahushua adalah seorang “manusia” — seperti ketika Petrus atau Paulus mengajarkan kepada audiens mereka bahwa Yahushua adalah manusia yang diangkat oleh Yahuwah — tidak diperselisihkan, dan dalam konteksnya, tidak ada alasan yang kuat bagi mereka untuk tidak mengatakan bahwa Yahushua adalah “Allah-manusia” jika memang demikian adanya.

Sesungguhnya, kitab Ibrani tampaknya memperjelas persoalan ini ketika menyatakan bahwa ketika Yahushua berada di bumi, Ia dijadikan sama seperti kita dalam segala hal: “Karena itu, Ia [Yahushua] harus disamakan dengan saudara-saudaranya dalam segala hal, supaya Ia menjadi Imam Besar yang penuh belas kasihan dan setia dalam pelayanan kepada Yahuwah” (Ibr. 2:17). Ayat ini menunjukkan bahwa Yahushua tidaklah sekaligus sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Tuhan pada saat yang sama. Sebab, jika demikian adanya, Ia tidak akan benar-benar sama seperti kita dalam segala hal. Jika kita meyakini bahwa Yahushua adalah sepenuhnya manusia, maka ayat ini dapat dipahami secara utuh dan konsisten. Namun, jika Yahushua dianggap sepenuhnya Tuhan sekaligus sepenuhnya manusia, maknanya menjadi membingungkan, setidaknya. Tidak seorang pun di antara kita akan mengalami keraguan, kekhawatiran, dan ketakutan seperti yang kita alami sekarang apabila kita adalah Tuhan. Kitab Suci menyatakan bahwa Yahushua dijadikan sama seperti kita dalam segala hal, dengan cara yang lugas, dan bahwa Yahushua bukanlah “Tuhan sekaligus manusia”.

Yahushua Sama Seperti Adam

Yahushua disebut sebagai “Adam yang terakhir” (1 Kor. 15:45), tetapi tampaknya sebutan tersebut tidaklah tepat jika Yahushua tidak sepenuhnya manusia dalam pengertian yang sama seperti Adam.

Adam, manusia pertama, adalah sepenuhnya manusia dan, melalui dosanya, membawa dosa ke dalam dunia. Yahushua disebut sebagai “Adam yang terakhir” (1 Kor. 15:45), tetapi tampaknya sebutan tersebut tidaklah tepat jika Yahushua tidak sepenuhnya manusia dalam pengertian yang sama seperti Adam. Selain itu, Adam disebut sebagai “bayangan” Yahushua Kristus (Roma 5:14). Kata yang diterjemahkan sebagai “bayangan” dalam banyak versi bahasa merupakan terjemahan dari kata Yunani tupos (#5179 τύπος), yang dapat didefinisikan sebagai “suatu tipe, pola, model, atau contoh dari sesuatu yang lain.” Adam adalah suatu tipe, prototipe, atau pola dari Kristus karena ia sepenuhnya manusia dan dimulai tanpa sifat dosa—dan Yahushua adalah sama: sepenuhnya manusia dan dijadikan tanpa sifat dosa. Alasan mengapa tidak ada manusia laki-laki lain setelah Adam yang dapat menjadi “bayangan” Kristus adalah karena kita semua dilahirkan dengan sifat dosa. Namun, jika Yahushua adalah 100% manusia dan 100% Tuhan, maka Adam tidak dapat menjadi “bayangan” Kristus karena Adam tidak memiliki “kodrat ketuhanan.”

Yahushua Memiliki Tuhan

Alkitab mengatakan dalam banyak ayat bahwa hanya ada satu Tuhan, dan “Tuhan” tidak memiliki Tuhan. Sebagai contoh, dalam Yesaya 44:6, Yahuwah berfirman, “…tidak ada Tuhan selain Aku.” Sebaliknya, Yahushua memiliki Tuhan. Ketika Yahushua berada di kayu salib, Ia berseru, “Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Ia juga berbicara tentang Tuhannya kepada Maria Magdalena, dengan mengatakan, “…Aku akan naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, dan kepada Tuhanku dan Tuhanmu” (Yohanes 20:17).

Bahkan setelah Ia berdiri di sebelah kanan Yahuwah dan mengatur hal-hal yang berasal dari Tuhan, Yahushua tetap menyebut Tuhan sebagai “Tuhanku.” Dalam Kitab Wahyu, Yahushua berkata tentang mereka yang menang bahwa Ia akan “menuliskan kepadanya nama Tuhanku” dan “nama kota Tuhanku” yang turun dari surga dari “Tuhanku” (Wahyu 3:12). Bahwa Yahushua memiliki Tuhan merupakan bukti yang kuat bahwa Ia bukanlah “Tuhan” yang setara dan kekal dalam suatu Tuhan Tritunggal.

Yahushua Menyebut Yahuwah “Satu-Satunya Tuhan yang Benar”

Yahushua menyebut Bapa sebagai “satu-satunya Tuhan” (Yohanes 5:44). Demikian pula, pada malam ketika Ia ditangkap, Yahushua berdoa kepada Yahuwah agar orang-orang “mengenal Engkau, satu-satunya Tuhan yang benar” (Yohanes 17:3). Akan menjadi tidak jujur, atau setidaknya membingungkan, apabila Yahushua menyebut Bapanya sebagai “satu-satunya Tuhan yang benar” jika Ia mengetahui bahwa baik dirinya maupun “Roh Kudus” juga merupakan “Pribadi” dalam Tuhan Tritunggal, dan bahwa Bapa berbagi kedudukan-Nya sebagai “Tuhan” dengan mereka. Akan jauh lebih mungkin bahwa Yahushua mengucapkan kebenaran yang sederhana ketika Ia menyebut Bapanya “satu-satunya Tuhan yang benar.”

Akan menjadi tidak jujur, atau setidaknya membingungkan, apabila Yahushua menyebut Bapanya sebagai “satu-satunya Tuhan yang benar” jika Ia mengetahui bahwa baik dirinya maupun “Roh Kudus” juga merupakan “Pribadi” dalam Tuhan Tritunggal, dan bahwa Bapa berbagi kedudukan-Nya sebagai “Tuhan” dengan mereka.

Yahushua Merupakan Bagian dari Ciptaan Yahuwah

Kolose 1:15 menyebut Yahushua “yang sulung dari segala ciptaan.” Para sarjana berbeda pendapat mengenai arti frasa ini, tetapi hal itu terutama disebabkan karena doktrin Tritunggal mengaburkan makna sederhananya. Doktrin Tritunggal menyatakan bahwa Yahushua adalah “kekal,” tetapi jika demikian maka Ia tidak dapat menjadi yang sulung “dari segala ciptaan,” karena hal itu berarti Ia adalah bagian dari ciptaan—Yahushua adalah makhluk ciptaan. Namun, pembacaan sederhana Kolose 1:15 tampak jelas: Yahushua adalah makhluk ciptaan. Kamus Leksikon Yunani–Inggris [keterangan di bawah kata “ciptaan”] menjelaskan kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “ciptaan” sebagai “sesuatu yang diciptakan… mengenai benda atau makhluk tertentu yang diciptakan, makhluk ciptaan.” Tidak hanya Yahushua adalah makhluk ciptaan, Ia juga disebut “yang sulung” dari antara orang mati karena Ia adalah yang pertama dalam ciptaan Tuhan yang dibangkitkan dari kematian kepada kehidupan kekal—sebuah poin yang juga disebutkan dalam Kolose 1:18 dan Wahyu 1:5.

Yahuwah Kekal, tetapi Yahushua Memiliki Permulaan

Yahuwah tidak dilahirkan; Ia kekal. Berbeda dengan Yahuwah yang kekal, Kristus itu “diperanakkan,” artinya dilahirkan. Yahushua Kristus memiliki permulaan. Yahushua tidak pernah disebut “Allah Anak” dalam Alkitab, tetapi Ia disebut “Anak Allah” lebih dari 50 kali, dan seorang “anak” memiliki permulaan. Fakta bahwa Yahushua adalah “Anak Allah” menunjukkan bahwa Ia memiliki permulaan. Doktrin Tritunggal menyangkal hal ini dan menciptakan frasa “diperanakkan secara kekal.” Namun, “diperanakkan secara kekal” tidak terdapat dalam Alkitab; frasa tersebut diciptakan untuk membantu menjelaskan Tritunggal tetapi sebenarnya merupakan frasa yang tidak masuk akal; kata-kata tersebut saling meniadakan. “Kekal” berarti tanpa permulaan atau akhir, sedangkan sesuatu yang “diperanakkan,” berdasarkan definisinya, memiliki permulaan.

Kita tidak dapat mendekati Alkitab dengan hikmat dan “berbantah-bantahan” dengan Yahuwah (Yesaya 1:18), jika kita harus menciptakan dan menggunakan frasa non-alkitabiah untuk mendukung teologi kita. Bukti tambahan bahwa Yahushua memiliki permulaan terdapat dalam ayat-ayat seperti Matius 1:18, yang berbicara tentang “permulaan” Yahushua Kristus, dan Kolose 1:15 (dibahas di atas), yang mengatakan bahwa Yahushua adalah bagian dari ciptaan Tuhan. Alkitab menyebut Yahushua “Anak” Allah karena alasan sederhana bahwa Ia memiliki permulaan. Yahushua telah menjadi bagian dari rencana Yahuwah sejak dunia diciptakan, tetapi dia memulai kehidupannya yang sesungguhnya ketika Yahuwah “menjadi Bapa” baginya dan Maria mengandungnya dalam rahimnya.

Alkitab Mengajarkan bahwa Yahushua dan Yahuwah adalah Dua Pribadi yang Berbeda

Terdapat banyak ayat di mana Yahushua dan Yahuwah digambarkan sebagai dua pribadi yang terpisah. Terlalu banyak untuk disebutkan, tetapi sebagai contoh, dalam Markus 10:18, Yahushua berkata kepada orang muda kaya bahwa Ia tidak baik, tetapi “Yahuwah” baik; dalam Lukas 2:52, Yahushua bertumbuh dalam kasih karunia kepada “Yahuwah” dan manusia; Yahushua berkata kepada orang-orang Yahudi bahwa Ia adalah “seorang manusia yang telah mengatakan kebenaran yang didengarnya dari Yahuwah” (Yohanes 8:40); dan Ia berkata kepada murid-muridnya, “Percayalah kepada Yahuwah; percayalah juga kepadaku” (Yohanes 14:1).

Terdapat banyak ayat di mana Yahushua dan Yahuwah digambarkan sebagai dua pribadi yang terpisah.

Selain itu, Surat-Surat kepada Jemaat telah ditulis dengan awalan yang menyebut baik Yahuwah maupun Kristus. Sebagai contoh, 1 Korintus 1:3 berkata, “Kasih karunia bagimu dan damai sejahtera dari Yahuwah Bapa kita dan Tuan Yahushua Kristus.” Kitab Wahyu menunjukkan bahwa baik Yahuwah maupun “Anak Domba” memerintah di kota kekal itu (Wahyu 22:1, 3). Dalam semua contoh ini, Yahushua ditunjukkan terpisah dan berbeda dari “Yahuwah,” sebagaimana yang diyakini dan diharapkan oleh orang-orang pada waktu itu.

Penjelasan Trinitarian atas ayat-ayat ini adalah bahwa Yahushua adalah Yahuwah, sehingga ketika Yahushua berbicara tentang dirinya dan “Tuhan,” maka “Tuhan” berarti “Bapa.” Tetapi Alkitab tidak pernah mengatakan hal itu. Hanya karena doktrin Tritunggal menyatakan bahwa Yahushua adalah Tuhan, maka dibuatlah asumsi bahwa ketika Yahushua dan Tuhan muncul bersama, “Tuhan” berarti “Bapa.” Namun, pembacaan langsung dari Kitab Suci menunjukkan bahwa ada Yahushua dan ada “Yahuwah,” sehingga Yahushua bukanlah Yahuwah.

Yahushua dan Yahuwah memiliki kehendak yang berbeda. Yahushua berdoa kepada Yahuwah, “bukan kehendakku, tetapi kehendak-Mu yang jadi” (Lukas 22:42; bandingkan dengan Yohanes 5:30). Jika Yahushua dan Bapa adalah “satu Tuhan,” maka mereka akan memiliki satu kehendak. Doktrin Tritunggal mengklaim bahwa Lukas merujuk pada kehendak manusia Yahushua, bukan kehendak ilahinya, yang merupakan pernyataan bermasalah. Untuk satu hal, Alkitab tidak pernah mengatakan hal semacam itu; itu adalah penjelasan yang dibuat-buat. Hal itu juga berarti bahwa Yahushua memiliki dua kehendak yang saling bertentangan di dalam dirinya, satu kehendak manusia dan satu kehendak ilahi. Namun, hal itu tentu tidak mungkin: Yahushua mengajarkan bahwa kerajaan yang terpecah melawan dirinya sendiri tidak dapat bertahan (Markus 3:24).

Alkitab mengatakan bahwa Yahushua adalah “ahli waris” Yahuwah (Ibrani 1:2), dan “ahli waris bersama kita” (Roma 8:17). Tetapi jika Kristus adalah “Pribadi” yang setara dan kekal dalam “Ketuhanan,” maka Ia tidak dapat menjadi ahli waris “dari Yahuwah” karena, sebagai Yahuwah, Ia akan menjadi pemilik penuh dari segala sesuatu dan tidak ada yang dapat Ia “warisi.” Yahushua tidak dapat menjadi Yahuwah dan ahli waris Yahuwah secara bersamaan.

Alkitab mengatakan bahwa Yahushua Kristus adalah “gambar Yahuwah” (Kolose 1:15; 2 Korintus 4:4). Tetapi jika Kristus adalah gambar Yahuwah, maka Ia tidak dapat menjadi Yahuwah, karena seseorang tidak dapat menjadi dirinya sendiri dan gambar dirinya sendiri pada saat yang sama. Yahushua dapat disebut sebagai “gambar” Yahuwah karena Ia selalu melakukan kehendak Yahuwah dan bertindak seperti yang akan dilakukan Yahuwah sendiri. Fakta bahwa Yahushua adalah gambar Yahuwah adalah alasan mengapa Yahushua dapat mengatakan bahwa jika seseorang telah melihatnya, maka ia telah melihat Bapa.

Yahushua dapat disebut sebagai “gambar” Yahuwah karena dia selalu melakukan kehendak Yahuwah dan bertindak seperti yang akan dilakukan Yahuwah sendiri.

Efesus 4:4-6 diakui oleh banyak orang Kristen sebagai daftar dari tujuh doktrin yang paling esensial dalam Iman Kristen. Ayat tersebut mengatakan bahwa ada satu Tuhan dan satu Tuan dan satu roh. Ayat ini mengajarkan dengan tepat apa yang diharapkan oleh orang Yahudi berdasarkan Perjanjian Lama dan apa yang diajarkan Yahushua, Petrus, Paulus, dan yang lainnya: bahwa ada satu Tuhan, satu Tuan, Mesias, dan satu roh Yahuwah. Ada tiga hal yang terpisah yang dibicarakan di sini, tetapi bukan “satu Tuhan” yang terdiri dari baik Yahushua dan Tuhan, dan juga “Roh Kudus.”

Alkitab Mengajarkan bahwa Bapa adalah Tuhan

1 Korintus 8:6 dimulai dengan, “bagi kita hanya ada satu Tuhan,” dan jika doktrin Tritunggal benar, kita akan mengharapkan ayat ini berakhir dengan cara yang khas Trinitarian, seperti “Bapa, Anak, dan Roh Kudus.” Kita tentu tidak akan mengharapkan hanya Bapa yang disebut sebagai “Tuhan” dan “Roh Kudus” dihilangkan sama sekali.

Tuhan Lebih Besar daripada Kristus

Yahushua berkata: “…Bapa lebih besar daripada aku” (Yohanes 14:28). Sebaliknya, rumusan ortodoks Tritunggal mengatakan bahwa Bapa dan Anak adalah “setara.” Jadi lihat, tidak ada alasan untuk tidak mempercayai pernyataan sederhana Yahushua ini.

Alkitab mengajarkan bahwa Yahuwah adalah “kepala” Kristus, karenanya, Dia adalah pemimpin Kristus: “Tetapi aku mau kamu mengetahui hal ini: kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah suaminya, dan kepala dari Kristus ialah Yahuwah” (1 Kor. 11:3). Penjelasan dari para penganut Trinitas untuk ayat ini adalah bahwa Yahuwah adalah kepala Kristus hanya ketika dia berada di bumi, tetapi Alkitab tidak pernah mengatakan demikian. Bahkan, Alkitab menunjukkan sebaliknya: Yahuwah masih terus menjadi kepala Kristus dan masih terus mengarahkan Kristus bahkan setelah Kristus naik ke surga (Wahyu 1:1; 14:14-15).

Yahuwah “menjadikan” Yahushua sebagai Tuan. Dalam pengajaran Petrus kepada orang-orang Yahudi pada Hari Pentakosta, dia mengajarkan bahwa “Yahuwah telah membuat dia menjadi Tuan dan Kristus, yaitu Yahushua yang kamu salibkan itu” (Kis. 2:36). Untuk menjadikan Yahushua sebagai Tuan, Yahuwah pasti memiliki otoritas yang lebih besar daripada Yahushua. Lebih jauh lagi, jika Kristus adalah Tuhan, maka dia sudah menjadi “Tuan” — yang berarti Tuhan tidak perlu “menjadikan” dia Tuan lagi.

Juga telah diajarkan bahwa karena Yahushua disebut “Tuan,” maka dia pasti adalah Tuhan. Tetapi “Tuan” (kata Yunani kurios) adalah gelar maskulin yang menunjukkan rasa hormat dan kemuliaan, dan banyak orang selain Yahuwah dan Yahushua juga disebut “Tuan.” Namun, hal itu sulit dilihat dalam Alkitab bahasa Indonesia karena sering kali kurios tidak diterjemahkan sebagai “Tuan”, tetapi “Tuhan”, dan hal ini membingungkan.

  1. Pemilik lahan disebut Tuan (Mat. 20:8, kurios = “pemilik”)
  2. Kepala rumah tangga disebut Tuan (Mrk. 13:35, pemilik rumah = kurios)
  3. Pemilik budak disebut Tuan (Mat. 10:24, tuan = kurios)
  4. Suami disebut Tuan (1 Ptr. 3:6, tuan = kurios)
  5. Seorang anak menyebut ayahnya Tuan (Mat. 21:30, bapak = kurios)
  6. Kaisar Romawi disebut Tuan (Kis. 25:26, Yang Agung = kurios)
  7. Pejabat Romawi disebut Tuan (Mat. 27:63, pak = kurios)

Orang Kristen menerima Yahushua sebagai “Tuan”-nya, tetapi itu tidak sama dengan mengatakan bahwa dia adalah “Tuhan”.

Orang Kristen menerima Yahushua sebagai “Tuan”-nya, tetapi itu tidak sama dengan mengatakan bahwa dia adalah “Tuhan”.

Alkitab mengatakan bahwa Anak akan tunduk kepada Bapa bahkan di masa depan. “Dan apabila segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah kakinya, maka Anak itu sendiri akan menaklukkan dirinya kepada Dia [Yahuwah] yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawahnya, supaya Yahuwah menjadi semua di dalam semua” (1 Kor. 15:28). Jika Yahushua tunduk kepada Bapa dalam kekekalan masa depan, maka tampaknya ajaran bahwa keduanya “setara” adalah keliru.

Yahushua telah dikuduskan oleh Yahuwah. Yohanes 10:36 mengatakan: “Bagaimana kamu berkata kepada dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena aku telah berkata: Aku adalah Anak Allah?” (Yoh. 10:36). Fakta bahwa Yahushua dikuduskan, atau seperti diterjemahkan dalam versi lain, “disucikan,” oleh Yahuwah menunjukkan bahwa dia bukan Tuhan, karena Yahuwah tidak perlu dikuduskan.

Filipi 2:6 mengatakan bahwa Kristus “tidak menganggap kesetaraan dengan Yahuwah sebagai milik yang harus dipertahankan.” Ada perbedaan pendapat di kalangan sarjana tentang cara menerjemahkan teks Yunani ini, sehingga versi bahasa lainnya menerjemahkannya dengan agak berbeda. Namun demikian, inti ayat ini adalah bahwa Yahushua Kristus sangat ditinggikan oleh Yahuwah karena diaa rendah hati dan tidak mencari kesetaraan dengan Yahuwah. Jika Yahushua adalah Tuhan, maka dia tidak pernah perlu mencari kesetaraan dengan Yahuwah sejak awal — karena hal itu sudah akan melekat pada dirinya.

Yahushua menerima arahan dan ajaran dari Bapanya, Yahuwah. Dalam Yohanes 5:19, dia berkata: “Anak tidak dapat berbuat sesuatu dari dirinya sendiri, dia hanya dapat melakukan apa yang dilihatnya dilakukan oleh Bapa.” Yahushua mengulangi hal itu dalam beberapa cara berbeda. “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar… karena aku tidak mencari kehendakku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku” (Yoh. 5:30). “Ajaranku bukanlah dariku, melainkan dari Dia yang mengutus aku” (Yoh. 7:16). “Aku tidak berbuat apa-apa dari diriku sendiri, tetapi aku berkata sebagaimana apa yang Bapa ajarkan kepadaku” (Yoh. 8:28). “Sebab aku tidak berkata-kata dari diriku sendiri, tetapi Bapa yang mengutus aku, Dialah yang memberikan perintah kepadaku — apa yang harus aku katakan dan apa yang harus aku ucapkan” (Yoh. 12:49). Jika Yahushua adalah Tuhan, setara dan kekal dengan Bapa, maka dia tidak perlu diarahkan oleh Bapanya.

Perjanjian Lama menyebut Mesias sebagai hamba Yahuwah. Sebagai contoh, dalam Yesaya 52 dan 53, yang berbicara tentang penderitaan dan kematian Mesias, Alkitab menyebut Mesias sebagai “hamba” Tuhan (Yes. 52:13). Ketika para murid berdoa kepada Tuhan dalam Kisah Para Rasul, mereka menyebut Raja Daud sebagai “hambamu” (Kis. 4:25), dan kemudian dalam doa yang sama mereka menyebut Yahushua sebagai “hamba-Mu yang kudus” (Kis. 4:30 CSB). Mereka menyamakan Mesias sebagai hamba Yahuwah, seperti Daud — bukan menyebut Yahushua seolah-olah Ia adalah Tuhan sendiri (bandingkan Mat. 12:18; Kis. 3:26). Yahushua bukan Tuhan, tetapi hamba Tuhan, sebagaimana dikatakan Alkitab.

Banyak ayat menunjukkan bahwa kuasa dan otoritas Yahushua diberikan oleh Bapa. Jika Yahushua adalah Tuhan yang kekal, Ia akan selalu memiliki semua hal yang Kitab Suci katakan “diberikan” kepadanya. Kristus:

Ayat-ayat ini dan yang serupa dengannya tidak masuk akal jika Kristus “setara” dengan Bapa. Jika dibaca secara langsung, ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Yahushua adalah manusia yang disetujui oleh Yahuwah.

Seorang pemuda kaya datang kepada Kristus dan menyebutnya, “Guru yang baik” (Luk. 18:18). Yahushua menjawab, “Mengapa engkau mengatakan aku baik? Tidak ada seorang pun yang baik kecuali Yahuwah saja” (Luk. 18:19). Jika Yahushua sedang mengajarkan kepada orang-orang bahwa dia adalah Tuhan, mengapa dia tidak memuji pemuda ini dengan menyebutnya “baik?” Bahwa Yahushua menegur orang itu dan berkata bahwa tidak ada seorang pun yang baik kecuali “Tuhan” adalah bukti bahwa Yahushua tidak mengajarkan orang bahwa dia adalah Tuhan. Yahushua dengan cepat membedakan dirinya dari Yahuwah, dan dengan melakukan itu dia menegaskan apa yang sudah diyakini oleh orang Yahudi ini: bahwa hanya ada satu Tuhan, dan Yahushua tentu bukan Tuhan itu.

Meskipun istilah “Keilahian Kristus” populer, frasa tersebut tidak pernah muncul dalam Alkitab, dan Kristus tidak pernah disebut “Ilahi” dalam Alkitab. “Ilahi” berasal dari bahasa Latin Deus, yang berarti “Tuhan,” dan frasa “Keilahian Kristus,” sebagaimana digunakan secara populer (tetapi tidak secara alkitabiah), berarti “ketuhanan” Kristus.

Kolose 2:9 mengatakan bahwa dalam Kristus “berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keilahian.” Ayat ini menyatakan bahwa Tuhan (Keilahian) menempatkan seluruh kepenuhan-Nya di dalam Kristus, yang sangat berbeda dari mengatakan bahwa Kristus sendiri adalah Keilahian itu. Sebelumnya dalam Kolose, konsep ini dijelaskan dengan jelas: “Karena Yahuwah berkenan bahwa seluruh kepenuhan-Nya tinggal di dalam dia” (Kol. 1:19). Itu benar. Namun fakta bahwa Kristus memiliki “seluruh kepenuhan” Yahuwah tidak menjadikan dia Tuhan. Efesus 3:19 mengatakan bahwa orang Kristen harus dipenuhi dengan “seluruh kepenuhan Yahuwah,” tetapi itu tidak berarti orang Kristen akan menjadi Yahuwah.

Perbedaan Utama antara Yahushua dan Yahuwah

Yahushua bertumbuh dalam hikmat, tetapi Yahuwah adalah Mahabijaksana. Alkitab mengatakan, “Dan Yahushua makin bertambah besar dan bertambah hikmatnya” (Lukas 2:52). Juga, Yahushua “belajar taat” (Ibr. 5:8). Yahuwah tidak perlu belajar.

Hikmat

Yahushua bertumbuh dalam hikmat, tetapi Yahuwah adalah Mahabijaksana. Alkitab mengatakan, “Dan Yahushua makin bertambah besar dan bertambah hikmatnya” (Lukas 2:52). Juga, Yahushua “belajar taat” (Ibr. 5:8). Yahuwah tidak perlu belajar. Kaum Trinitarian menegaskan bahwa bagian manusia dari Yahushua-lah yang bertumbuh dan belajar, tetapi tidak ada satu ayat pun yang membuat pembedaan tersebut.

Pengetahuan

Yahushua memiliki pengetahuan yang terbatas, sedangkan Yahuwah tidak. Markus 13:32 mengatakan: “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, Anak pun tidak, hanya Bapa saja.” Bahkan setelah kebangkitannya, Yahushua masih menerima pengetahuan dari Yahuwah: “Wahyu dari Yahushua Kristus, yang diberikan kepadanya oleh Tuhan” (Wahyu 1:1).

Kesempurnaan/Pertumbuhan

Kitab Suci mengajarkan bahwa adalah layak “bagi Yahuwah” untuk menjadikan Yahushua “sempurna melalui penderitaan” (Ibrani 2:10). Yahuwah adalah, dan selalu, “sempurna,” tetapi Yahushua perlu mencapai kesempurnaan melalui penderitaannya.

Untuk menaati Yahuwah dengan sempurna sepanjang pelayanannya, Yahushua memerlukan karunia Roh Kudus, dan diia menerimanya pada saat baptisan (Mat. 3:16; Mrk. 1:10; Luk. 3:22) dan memilikinya ketika dia memulai pelayanannya (Luk. 4:18). Jika Yahushua adalah Tuhan, dia tidak akan memerlukan Roh Kudus, yang merupakan hakikat dari Yahuwah itu sendiri. Tuhan memberikan karunia Roh Kudus kepada para pemimpin dan nabi Perjanjian Lama agar mereka memiliki kuasa rohani dan dapat mendengar dari-Nya melalui Roh yang ada atas mereka (yaitu, Bil. 11:17-29; Hak. 3:10; 6:34; 11:29; 1 Sam. 10:6, 10; 16:13; 1 Taw. 12:18; 2 Taw. 15:1; Mikha 3:8). Lebih lanjut, nubuat Perjanjian Lama, seperti dalam Yesaya 11:2; 42:1; dan 61:1, menunjukkan bahwa Yahuwah akan menaruh Roh-Nya atas Mesias, yang menunjukkan bahwa ia belum sepenuhnya diperlengkapi tanpa Roh tersebut. Yahushua memerlukan karunia Roh Kudus untuk memiliki kuasa rohani, sebagaimana nabi-nabi lainnya. Kisah Para Rasul 10:38 mengatakan: “Yahushua, orang Nazaret — bagaimana Yahuwah mengurapi dia dengan Roh Kudus dan dengan kuasa, dan dia berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai oleh Iblis, sebab Tuhan menyertai dia.”

Pencobaan

Yahushua adalah “yang telah dicobai, sama seperti kita, namun tanpa dosa” (Ibr. 4:15), namun Alkitab jelas bahwa Yahuwah tidak dapat dicobai: “Sebab Tuhan tidak dapat dicobai oleh yang jahat” (Yak. 1:13).

Pada saat-saat lemah atau sulit, malaikat melayani dan menguatkan Yahushua. Lukas 22:43 mengatakan: “Maka seorang malaikat dari surga menampakkan diri kepadanya untuk memberi kekuatan kepadanya” [di taman Getsemani]. Manusia perlu dikuatkan; Yahuwah tidak perlu dikuatkan oleh malaikat atau siapa pun atau apa pun (bandingkan juga Mat. 4:11, Mrk. 1:13).

Kematian

Kitab Suci mengatakan dengan sangat jelas bahwa Yahushua mati. Yahuwah tidak dapat mati. Roma 1:23 dan ayat-ayat lainnya mengatakan bahwa Yahuwah adalah tidak fana. Doktrin Kristen ortodoks adalah bahwa hanya sisi kemanusiaan Yahushua yang mati, tetapi pernyataan itu didasarkan pada asumsi. Tidak ada ayat Kitab Suci yang mengatakan sesuatu seperti, “Hanya kodrat manusia Yahushua yang mati.”

Keluarga

Ibrani 2:10-11 mengajarkan bahwa kita adalah “saudara-saudara” Yahushua dan “anak-anak Tuhan,” dan Yahushua tidak pernah malu untuk menyebut kita demikian.

Ibrani 2:10-11 mengajarkan bahwa kita adalah “saudara-saudara” Yahushua dan “anak-anak Tuhan,” dan Yahushua tidak pernah malu untuk menyebut kita demikian. Kitab Ibrani membuat pembedaan antara Tuhan dan Yahushua yang sangat penting dan yang akan hilang jika kita berpikir Yahushua adalah Tuhan. Jika itu benar, kita akan menjadi “saudara-saudara Tuhan,” tetapi jelas kita bukan saudara dari Tuhan. Penjelasan Trinitarian adalah bahwa kita adalah saudara dari bagian manusia Yahushua, tetapi itu adalah penambahan pada teks. Alkitab tidak pernah mengatakan atau menyiratkan hal itu; itu adalah asumsi untuk mendukung doktrin Trinitas.

Pekerjaan

Kita ditugaskan untuk melakukan “pekerjaan yang lebih besar” daripada Yahushua. Dalam Yohanes 14:12, Yahushua berkata kepada murid-muridnya bahwa “barangsiapa percaya kepadaku, ia juga akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang aku lakukan; bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu akan ia lakukan.” Jika Yahushua adalah Tuhan, maka pernyataannya akan menjadi penugasan bagi kita untuk melakukan pekerjaan yang lebih besar daripada Tuhan — dan itu Adalah sesuatu yang mustahil.

Jika Yahushua Kristus adalah Yahuwah, Ia harus memiliki sifat-sifat Yahuwah. Kebanyakan teolog sepakat bahwa beberapa sifat Yahuwah adalah tidak berawal, ada dengan sendirinya, tidak fana, Mahabijaksana, Mahabaik, Mahakuasa, dan Mahahadir. Tetapi Yahushua tidak memiliki sifat-sifat tersebut.

Yahuwah adalah Roh, tetapi Yahushua adalah daging dan tulang

Yahuwah adalah Roh (Yoh. 4:24) namun bahkan setelah kebangkitannya, Yahushua berkata tentang dirinya bahwa dia bukan roh, melainkan daging dan tulang. Ketika Yahushua menampakkan diri kepada rasul-rasulnya, Ia berkata, “Lihatlah tanganku dan kakiku: Aku sendirilah ini. Rabalah aku dan lihatlah, karena roh tidak mempunyai daging dan tulang, seperti yang kamu lihat ada padaku” (Luk. 24:39). Bahwa Yahushua masih daging dan tulang hingga hari ini adalah tepat seperti yang kita harapkan jika Yahushua adalah “seorang manusia yang ditetapkan oleh Yahuwah.” Bagian dari pengharapan besar yang kita miliki sebagai orang Kristen adalah bahwa di masa depan Yahushua “akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuhnya yang mulia” (Flp. 3:21). Jadi, di masa depan, kita akan memiliki tubuh seperti tubuh Yahushua, tetapi itu tampaknya tidak tepat jika Yahushua adalah Tuhan dalam daging.

Yahushua Tidak Pernah Mengajarkan Tritunggal

Yohanes 1:18 mengatakan bahwa Yahushua telah “menyatakan Yahuwah” kepada manusia. Namun, jika “Yahuwah” adalah Tuhan Tritunggal yang terdiri dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus, maka Yahushua tidak benar-benar memperkenalkan Yahuwah. Yahushua tidak pernah mengajarkan doktrin Tritunggal, bahkan ketika Ia memiliki kesempatan yang baik untuk melakukannya. Misalnya, ketika Yahushua bertemu dengan perempuan Samaria di sumur (Yoh. 4:1-42), Ia memberitahu perempuan itu bahwa Ia adalah Mesias (Yoh. 4:26), tetapi tidak mengatakan hal lain. Demikian pula, ketika Yahushua bertanya kepada para rasul siapa dirinya menurut mereka, dan Petrus berkata bahwa Yahushua adalah Kristus, Yahushua tidak menggunakan kesempatan itu untuk mengajarkan Tritunggal (Mat. 16:17-20). Juga, ketika Yahushua menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, Ia memberitahunya bahwa Ia adalah Mesias, namun tidak berkata sepatah kata pun tentang Tritunggal (Yoh. 9:35-38). Ketika seorang pemuda kaya menyebut Kristus “Guru yang baik,” Yahushua tidak hanya menahan diri untuk tidak mengajarkan Tritunggal kepadanya, tetapi Ia juga menegurnya dan berkata bahwa hanya Tuhan yang baik (Mrk. 10:17-18).

Yahushua memiliki kesempatan untuk mengajarkan Tritunggal, tapi dia tidak pernah melakukannya. Hal ini mengejutkan jika doktrin Tritunggal benar, karena orang-orang pada saat itu mengharapkan Mesias manusia, bukan “Tuhan dalam daging".

Contoh-contoh lain dapat diberikan, tetapi intinya adalah bahwa bahkan ketika Yahushua memiliki kesempatan untuk mengajarkan Tritunggal, Ia tidak pernah melakukannya. Hal ini mengejutkan jika doktrin Tritunggal benar, karena orang-orang pada saat itu mengharapkan Mesias manusia, bukan “Tuhan dalam daging.” Jadi ketika Yahushua memberitahu mereka bahwa Ia adalah Mesias tetapi tidak mengatakan apa pun tentang adanya Tritunggal, Ia hanya meneguhkan apa yang sudah mereka yakini. Tidak tampak ada alasan yang meyakinkan untuk tidak mengambil perkataan Yahushua secara harfiah: bahwa Ia adalah Mesias manusia yang diharapkan oleh orang Yahudi.

Mukjizat Yahushua Tidak Membuktikan Ia adalah Tuhan

Kadang dikatakan bahwa mukjizat yang dilakukan Yahushua membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan. Namun, hampir setiap mukjizat yang dilakukan Yahushua di bumi pernah dilakukan dalam bentuk tertentu oleh para nabi sebelumnya atau oleh para rasul. Ini termasuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memperbanyak makanan, bahkan berjalan di atas air. Bahkan, para nabi Perjanjian Lama melakukan mukjizat luar biasa yang tidak dilakukan Yahushua, seperti membelah laut (Musa), menghentikan aliran sungai (Yosua), membuat matahari berhenti di langit (Yosua), dan menurunkan api dari langit (Elia). Tuhanlah yang mengerjakan mukjizat melalui para nabi, dan Dia juga mengerjakannya melalui Yahushua (Kis. 2:22).

Kodrat Ganda Yahushua Tidak Pernah Disebut “Misteri”

Dikatakan bahwa tidak ada manusia yang dapat memahami doktrin Tritunggal karena itu adalah misteri. Namun, Alkitab tidak pernah menggunakan kata “Tritunggal” atau “kodrat ganda” Kristus, apalagi mendefinisikannya sebagai misteri. Lebih jauh, kata Yunani mustērion (μυστήριον, #3466) berarti “rahasia” dalam ranah keagamaan atau sakral; kata itu tidak berarti “misteri” dalam pengertian modern. Fakta ini dapat dibuktikan dalam berbagai leksikon atau kamus Alkitab, dan juga jelas terlihat dalam Alkitab itu sendiri. Alkitab mengatakan bahwa banyak mustērion Tuhan kini telah dinyatakan, membuktikan bahwa itu bukanlah “misteri” yang tidak dapat diketahui, melainkan rahasia Tuhan yang sekarang diungkapkan (lih. Rom. 16:25-26; 1 Kor. 2:7-10; Ef. 3:4-5; Kol. 1:26).

Alasan mengapa banyak terjemahan Alkitab tetap menerjemahkan mustērion sebagai “mystery” meskipun para sarjana dan banyak rohaniawan mengetahui bahwa terjemahan itu tidak akurat, sebagian besar karena banyak doktrin yang tidak alkitabiah dan bahkan saling bertentangan telah masuk ke dalam Gereja dari waktu ke waktu. Ketika bahkan rohaniawan tidak dapat menjelaskan atau memahami doktrin-doktrin tersebut, konsep “misteri” menjadi cara praktis untuk memperkenalkan ajaran yang tidak dapat dijelaskan kepada orang Kristen awam. Mereka yang menentang tradisi-tradisi ini dengan cepat dicap sebagai “bidat” dan dianiaya, sehingga terjemahan “misteri” jarang dipertanyakan.

Walaupun Alkitab menyebut hal-hal tertentu sebagai rahasia, seperti masuknya bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat (Rom. 11:25; Ef. 3:4-6) atau cara orang percaya yang masih hidup akan diubah pada saat Pengangkatan (1 Kor. 15:51), tidak ada satu ayat pun yang mengatakan bahwa Tritunggal atau kodrat ganda Kristus adalah mustērion. Jika doktrin Tritunggal atau kodrat ganda Kristus benar, kita tentu berharap Alkitab menyebutkannya sebagai salah satu mustērion Tuhan. Alasan yang paling logis mengapa keduanya tidak disebut adalah karena keduanya bukanlah doktrin alkitabiah sejak awal.

Bukan hanya Tritunggal dan kodrat ganda Kristus bukanlah “misteri,” tetapi keduanya adalah kontradiksi. Pernyataan-pernyataan doktrinal seperti “diperanakkan secara kekal,” “tiga pribadi dalam satu Tuhan,” dan “Yahushua 100% manusia sekaligus 100% Tuhan” sebenarnya adalah kontradiksi sederhana. Hal ini telah lama disadari, dan lebih dari seratus tahun lalu William G. Eliot menulis: “Misteri dan kontradiksi adalah dua hal yang sangat berbeda. Misteri adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan kita, atau terlihat secara tidak sempurna. Kontradiksi adalah sesuatu yang kita ketahui salah. … kita tahu cukup banyak untuk melihat bahwa dua pernyataan yang saling bertentangan tidak mungkin keduanya benar. … Jadi ketika Kristus menegaskan bahwa Ia tidak mengetahui suatu peristiwa masa depan tertentu (lihat Markus 13:32), pernyataan bahwa Ia tetap Mahatahu jelas merupakan penyangkalan terhadap apa yang Ia katakan.” (Discourses on the Doctrines of Christianity, American Unitarian Association, Boston, 1870, hlm. 6)

Kesimpulan

Untuk mengasihi dan menyembah Yahuwah dan Yahushua dengan sepenuhnya, penting untuk mengetahui siapa Mereka.

Untuk mengasihi dan menyembah Yahuwah dan Yahushua dengan sepenuhnya, penting untuk mengetahui siapa Mereka. Yahuwah, Sang Bapa, adalah Pencipta alam semesta, Perancang rencana keselamatan, Bapa dari Yahushua Kristus, dan Satu-satunya Tuhan kita. Menghapus Dia dari posisi-Nya yang agung itu, lalu membaginya dengan dua “Pribadi” lain, merendahkan siapa Dia dan apa yang hanya Dia sendiri telah lakukan.

Lebih jauh, menjadikan Yahushua sebagai Tuhan, alih-alih meninggikannya, justru mengurangi makna siapa dia dan apa yang telah serta masih dia lakukan. Hal itu merendahkan Yahushua karena keberanian, keteguhan mental, kasih, dan imannya yang besar adalah tiada banding dalam sejarah manusia. Ia menjalani hidup seperti setiap manusia, dengan keraguan, ketakutan, kekhawatiran, dan kemungkinan untuk berdosa. Keagungan sejatinya hilang jika dia adalah Tuhan, karena “bagi Yahuwah tidak ada yang mustahil.” Mempercayai Yahushua adalah Tuhan juga berarti menolak perkataannya sendiri ketika dia berkata, “Bapaku lebih besar daripada aku,” dan ketika dia berdoa kepada Bapa sebagai “satu-satunya Tuhan yang benar.” Hal ini juga membuat kita tidak mungkin meneladani dia, karena bagaimana kita bisa berharap hidup seperti Yahuwah?

Dengan mengembalikan Bapa ke posisi-Nya yang unik dan tunggal sebagai Tuhan, Dia menerima seluruh penyembahan, penghormatan, dan kekaguman yang layak Dia terima sebagai Satu-satunya Tuhan yang benar. Dengan mengembalikan Kristus ke posisinya sebagai manusia yang telah ditetapkan oleh Yahuwah—Anak tunggal Bapa, Adam terakhir, yang bisa saja berdosa tetapi memilih untuk taat, yang bisa saja menyerah tetapi mengasihi kita sehingga dia tidak menyerah, dan yang oleh Yahuwah ditinggikan menjadi Tuan kita—maka Kristus menerima seluruh penghormatan dan kemuliaan yang layak dia terima, dan kita dapat menarik kekuatan besar dari teladan hidupnya.


Ini adalah artikel non-WLC. Sumber: https://www.biblicalunitarian.com/articles/Yahushua-is-the-son-of-god-not-god-the-son

Kami telah menghapus dari artikel asli semua nama dan gelar yang bersifat pagan yang merujuk kepada Bapa dan Anak, serta menggantinya dengan nama asli yang telah diberikan. Selain itu, kami juga telah memulihkan nama Bapa dan Anak sebagaimana yang ditulis secara asli oleh para penulis Kitab Suci yang diilhami, dalam setiap kutipan Alkitab yang digunakan. —Tim WLC