Yahuwah adalah kasih. Pikiran-Nya, perasaan-Nya, esensi dari sifat-Nya, dari Diri-Nya yang sesungguhnya, Dia adalah murni, suci, kasih yang tak terukur. Setiap tindakan dari kekuatan kreatif mengalir dari kasih yang tak terbatas dan merupakan ekspresi dari KASIH itu sendiri.
KASIH aktif berusaha untuk berbuat baik kepada orang lain, untuk membawa sukacita kepada orang lain. Untuk tujuan inilah, maka KASIH menciptakan dunia yang sempurna. "Jadilah terang" (Kejadian 1: 3) adalah hadiah pertama. Daratan, diairi dengan air yang terpisah, cahaya di langit, pepohonan, bunga-bunga yang lembut, burung-burung yang menyenangkan, hewan-hewan yang penuh kasih, semuanya adalah pemberian-kasih-Nya, direncanakan menjadi bagian dari dunia yang sempurna yang diperuntukkan bagi umat manusia.
Ketika Sang Pencipta selesai mencipta dunia yang sempurna, tidak ada yang sebaik itu. Melihat pemandangan itu, KASIH melihat bahwa "semuanya itu baik." (Lihat Kejadian 1.) Ketika dunia sudah siap, KASIH menciptakan manusia. Bukan sebagai robot atau hamba-hamba, tetapi sebagai anak-anak-Nya sendiri, "... Menurut gambar [Elohim] diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." (Kejadian 1:27, NKJV)
Yahuwah meniupkan kepada manusia napas hidup-Nya sendiri melalui mulut-ke-mulut. Yahuwah, AKU ADALAH AKU, berjanji untuk menjadi Elohim bagi manusia, untuk memberikan segala sesuatu yang diperlukan, bukan hanya untuk kehidupan itu sendiri, tetapi untuk kebahagiaan, hal-hal yang menarik, untuk kepuasan, KASIH dan Kedamaian. Ini semua adalah salah satu anugerah terbesar, yang mengalir dari hati yang besar dari KASIH itu sendiri.
Tapi kasih sejati adalah lebih dari sekedar pemberian. Kasih lebih dari sekedar kata-kata. Kasih sejati meluangkan waktu bersama yang dikasihi itu.
Dengan gembira anak laki-laki itu meraba-rabakan jari-jari kakinya di dalam selimut. Hari ini adalah hari ulang tahunnya! Ayahnya telah menjanjikan kepadanya hari yang sangat istimewa. Dia melompat dari tempat tidur, dan berlari ke ruang tamu dengan sigap. Pemandangan yang memenuhi matanya lebih dari yang dia telah harapkan: dekorasi berwarna-warni dan balon yang banyak telah mengubah ruangan yang biasa menjadi pemandangan yang menarik dan meriah. Sebuah gundukan kado yang terbungkus indah semakin menjanjikan kesenangan berikutnya.
Dengan semangat mencari si pemberi semua hal-hal yang baik ini, anak kecil itu berlari ke dapur. Bahkan meja untuk sarapan telah diatur terlihat sangat-istimewa dan aroma makanan favoritnya menambah liurnya. Di sana, di atas piringnya terhampar, sebuah kartu. Tentunya kartu ulang tahun! Dengan gembira anak itu membuka amplop itu, dan membaca:
Anak itu bergoyang gembira. Dia adalah ayah terbaik di seluruh penjuru dunia! Mungkinkah hari istimewanya dapat menjadi lebih baik dari ini? Lalu matanya melihat kata-kata selanjutnya:
Sukacita dan kegembiraan besar pada hari itu hilang. Mata anak itu berkaca-kaca saat dia menatap hadiah-hadiah dari ayahnya. Yang sungguh-sungguh dia inginkan adalah bersama dengan ayahnya. Semua hadiah di dunia ini tidak bisa dibandingkan dengan kebersamaan sepanjang hari dengan ayahnya, bermain dengan ayahnya dan ayahnya ada untuk mendengarkan apa yang dia sampaikan.
Sebagai Bapa bijaksana, yang penuh kasih, Yahuwah tahu bahwa semua pemberian-Nya tanpa kehadiran-Nya tidak dapat sepenuhnya dinikmati. Dia tahu bahwa anak-anak-Nya membutuhkan perhatian-Nya melebihi apapun yang telah Dia berikan kepada mereka, mereka ingin berinteraksi dengan KASIH itu sendiri. Dan karena itu Yahuwah telah menyediakan melampaui pemberian materi belaka; Dia telah melakukan lebih dari sekedar mengatakan kata-kata kasih. Dia memberi mereka diri-Nya sendiri dengan memberi mereka waktu-Nya.
Seminggu sekali, setiap hari ketujuh telah ditetapkan sebagai waktu khusus antara Sang Pencipta dan anak-anak-Nya. KASIH "melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. . . Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Dan pada hari ketujuh . . . [KASIH] telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu". (Kejadian 1: 31-2: 2)
Yahuwah merencanakan di dalam waktu, kesempatan untuk Dia hadir: hari Sabat setiap minggu dan hari Bulan Baru setiap bulan adalah undangan untuk menghabiskan waktu bersama-Nya.
Seorang ayah yang mengasihi anak-anaknya, menikmati menghabiskan waktu bersama mereka. Dalam dunia sekarang ini, sebagian besar para ayah bekerja jauh dari rumah membagi waktu dengan baik. Dia berharap agar pada akhir pekan mereka bisa menghabiskan sepanjang hari bersama-sama, tetapi satu hari dalam satu minggu tidaklah cukup. Ketika pekerjaan hari itu selesai, ia bergegas pulang dan menghabiskan waktu dengan anak-anaknya sebelum tidur. Namun, Satu hari dalam satu minggu tidak cukup bagi Yahuwah. KASIH akan datang "dalam malam yang sejuk"1 untuk menghabiskan waktu dengan anak-anak-Nya.
Ketika anak-anak-Nya berdosa, KASIH tidak menarik kehadiran-Nya, namun tetap semakin dekat. Perayaan tahunan telah diberikan dan diharuskan karena Dia tahu bahwa tanpa keharusan anak-anak-Nya yang telah berdosa tidak akan cukup lama berhenti bekerja untuk meluangkan waktu bersama-Nya. Mereka akan lupa bahwa sukacita terbesar mereka terpusat pada KASIH.
Kasih ilahi adalah kasih yang abadi. Mengalir dari hati besar Yahuwah yang merupakan sumber dari segala kasih, sukacita dan kebahagiaan. Kasih Yahuwah adalah kekuatan paling kuat di alam semesta. Ini adalah inti dari diri-Nya yang sesungguhnya.
Anak-anak biasanya tidak suka menggosok gigi mereka. Pedasnya pasta gigi membakar lidah mereka dan, kebenarannya, jika mereka tidak diberitahu untuk pergi membersihkan gigi mereka, mereka tidak akan ingat untuk melakukannya. Orang tua yang penuh kasih mengharuskan anak-anak untuk menyikat gigi mereka karena orang tua tahu bahwa jika gigi tidak tetap bersih, anak-anak akan mengalami rasa sakit akibat dari kerusakan gigi. Orang tua juga tahu bahwa setiap hari menyikat-gigi diperlukan jika anak-anak ingin tetap memiliki semua gigi mereka ketika mereka sudah besar dan orangtua tahu bahwa anak-anak mereka ingin tetap memiliki gigi mereka ketika mereka sudah besar. Apa yang tampaknya bagi anak-anak menjadi sebuah persyaratan yang berat, berasal dari kasih yang orang tua rasakan pada anak-anak mereka.
Seperti halnya dengan waktu yang olehnya KASIH mengharuskan anak-anak-Nya untuk diluangkan bersama dengan-Nya. Karena "semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Yahuwah" (lihat Roma 3: 23) orang-orang ingin meluangkan waktu dengan Bapa surgawi mereka sama seperti anak nakal dengan rasa bersalahnya ingin meluangkan waktu dengan orang tuanya. Namun, KASIH tahu bahwa sukacita terbesar dan kebahagiaan anak-anak-Nya akan mereka temukan ketika mereka menghabiskan waktu bersama-Nya, sehingga Dia mengharuskan waktu yang diluangkan bersama-Nya dengan harapan agar anak-anak-Nya dapat belajar untuk tidak perlu takut kepada Dia, dan agar sebaliknya mereka dapat melihat keindahan KASIH dan sebagai balasannya mereka bertumbuh untuk mengasihi-Nya.
Manusia melihat Sabat sebagai sebuah Perintah padahal itu adalah sebuah undangan. Mereka melihat perayaan sebagai sebuah keharusan padahal, dalam kenyataannya, perayaan adalah sebuah hak istimewa. Dalam sistem Ibrani, Yahuwah menyisihkan setiap tujuh-tahun bagi anak-anak-Nya untuk meluangkan waktu bersama-Nya. Sepanjang tahun dikhususkan untuk menjadi Sabat! Setiap lima puluh-tahun adalah waktu istirahat istimewa-tambahan, tahun Yobel, tahun di mana budak-budak dibebaskan dan utang-utang diputihkan.
Hanya kasih yang diberikan yang akan membangkitkan kasih sebagai balasannya, jadi Yahuwah menyisihkan waktu yang cukup bagi semua orang agar memiliki kesempatan untuk berkenalan dengan-Nya, yang akan membuat mereka terpesona oleh keindahan karakter-Nya dan belajar untuk percaya dalam kasih-Nya. Hal ini diperlukan karena Kasih Ilahi sangat berbeda dengan kasih manusia. Kasih manusia adalah sebuah perasaan yang berubah-ubah dan tidak dapat dipercaya. KASIH Ilahi adalah sebuah prinsip yang tidak mengenal perubahan dan merupakan sebuah kekuatan yang paling kuat di alam semesta.
Kasih kuat seperti maut . . . Air yang banyak tak dapat memadamkan kasih, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk kasih, namun ia pasti akan dihina. (Kidung Agung 8: 6, 7, KJV)
KASIH ILAHI MELAWAN KASIH MANUSIA
Penyair, novelis, penulis lagu dan masih banyak lagi telah memanfaatkan kerinduan manusia yang sangat mendasar untuk dikasihi. Film bercerita tentang orang-orang yang menemukan "kasih"; para penyanyi bersenandung dengan lagu "Endless Love" atau sambil menangis menyanyikan "Looking for Love in All the Wrong Places." Semua orang di mana-mana mencari seseorang yang akan mengasihi mereka sebagaimana adanya, dan menerima mereka terlepas dari segala kekurangan mereka. Semua ini disebut "kasih."
Kasih seperti ini tidak sama dengan Kasih Ilahi. "Kasih" manusia selalu dibayangi oleh sedikit tingkat keegoisan. Bahkan definisi kamus mengenai "kasih" dinodai oleh keegoisan: "Secara umum merasa senang dengan; memperhatikan dengan sayang, termasuk hal-hal yang membangkitkan rasa senang...."2
Namun kasih sejati, bersumber dari hati KASIH yang Tak Terbatas: yaitu Yahuwah sendiri. Kasih Ilahi, bebas dari segala keegoisan, kadang-kadang lebih tepat diterjemahkan ke dalam Alkitab berbahasa Inggris versi King James sebagai "kebaikan." Ini adalah Kasih murni yang memenuhi hati Bapa:
sifat dari hati yang membuat manusia condong untuk berpikir positif terhadap sesamanya, dan memperlakukan sesamanya dengan baik. . . . secara khusus merupakan rasa, kasih, kebaikan, sayang, kelembutan,. . . kemurahan dalam menilai manusia dan tindakan mereka; watak yang membuat orang condong untuk berpikir dan menilai dengan positif, dan untuk menempatkan pendirian terbaik dalam kata-kata dan tindakan-tindakan yang dalam hal itu akan diterima.3
Seluruh Kitab Suci berisi catatan panjang pengungkapan KASIH ilahi yang kekal. Dari awal sampai akhir, Alkitab mengungkapkan karakter Yahuwah sebagai Kasih yang murni, bebas dari segala tanda-tanda keegoisan.
Tulisan-tulisan yang diabadikan di dalam Alkitab mengungkapkan sifat Kasih Yahuwah kepada makhluk yang Dia telah ciptakan. Meskipun kita telah berdosa terhadap-Nya, dan menyakiti-Nya seperti istri yang tidak setia kepada suami yang selalu merawatnya dengan penuh kasih (lihat kitab Hosea), KASIH berpikir "positif" terhadap orang-orang berdosa dan berusaha untuk "memperlakukannya dengan baik." KASIH "condong... untuk berpikir dan menilai dengan positif, dan untuk menempatkan pendirian terbaik dalam kata-kata dan tindakan-tindakan yang dalam hal itu akan diterima."4
Di sinilah jurang besar antara KASIH dan manusia telah ditunjukkan dengan sangat jelas.
Ada perbedaan antara aksi dan reaksi. Aksi seseorang adalah hasil dari sebuah keputusan. Reaksi, di sisi lain, didasarkan semata-mata pada rangsangan fisik atau emosional. Sentuh elemen panas di atas kompor anda, dan anda tidak akan meluangkan waktu untuk memutuskan bagaimana anda harus bereaksi. Anda akan segera bereaksi: anda akan segera menjauhkan tangan anda dan mungkin sambil berkata, "Aduh!"
Untuk mengetahui apa yang sebenarnya ada di kedalaman hati dan jiwa seseorang, pelajarilah reaksinya. Reaksi mengungkapkan siapa sesungguhnya seseorang itu dengan cara yang tidak dapat ditunjukkan oleh sebuah tindakan. Berikut adalah contoh dari seorang ibu yang defensif yang menampilkan perbedaan manusia dibandingkan dengan Kasih Ilahi dalam bereaksi:
"Ketika anak saya pulang dari sekolah dengan luka memar dari seorang pengganggu, saya mengalami reaksi yang sangat kuat... dan itu bukan reaksi pengampunan yang cepat pada seorang anak laki-laki yang telah membuat gadis kecilku menjadi memar. Aku bereaksi dengan tenang dan dengan hati-hati menginstruksikan anak saya cara untuk menempatkan pukulan yang kuat,yang tepat pada ulu hati agar udara keluar dari paru-paru anak laki-laki itu sebagai tanda penghargaan kepadanya (setidaknya menghargai kekuatannya jika tidak ada yang lain) sehingga anak laki-laki itu dapat pergi meninggalkannya ..."
Reaksi yang tidak pantas ini didasarkan pada kasih ibu untuk anak perempuannya. . . tanpa ada kasih yang tersisa pada anak laki-laki yang telah menyakiti anak perempuannya. Reaksi seperti ini benar-benar manusiawi dan benar-benar berlawanan dengan reaksi Yahuwah terhadap luka atau siksaan. Reaksi konsisten dan seketika dari Yahuwah adalah: pengampunan. ReaksiYahuwah terhadap penghinaan pribadi dan luka menempatkan pendirian terbaik dalam kata-kata dan tindakan-tindakan orang lain bahkan ketika kata-kata dan tindakan-tindakan itu menimbulkan rasa sakit yang intens dan pribadi bagi Yahuwah!
Ini adalah inti dari KASIH. Dia memberi karena Dia mengasihi, tanpa melacak berapa banyak yang Dia telah terima sebagai imbalan. Perasaan-Nya terluka ketika karunia-Nya diambil begitu saja, tetapi reaksi pertamanya adalah mengampuni! Kita melihat ini dalam pengorbanan luar biasa dari Anak Tunggal-Nya, Yahushua; teladan kita yang sempurna untuk bertindak dalam SEMUA hal!
KASIH berpikir positif pada orang lain. Tindakan KASIH dengan cara membawa sukacita kepada orang lain dan Dia bereaksi dengan pengampunan instan, tidak terpengaruh pada provokasi.
KASIH itu penyayang dan mudah tersentuh oleh luka dan kesulitan orang lain.
KASIH itu baik: Dia "bersedia untuk berbuat baik kepada orang lain, dan membuat mereka bahagia dengan memberikan kepada mereka apa yang mereka minta, memenuhi keinginan mereka atau membantu mereka dalam kesusahan, memiliki kelembutan atau kebaikan alami; baik hati."5
KASIH itu ramah: Dia "baik, bersahabat dan bersedia untuk memaafkan pelanggaran dan memberikan berkat tanpa pamrih...."6
KASIH itu penyayang: Dia memiliki "ketulusanan atau kelembutan hati yang membuat seseorang bersedia mengabaikan luka, atau untuk memperlakukan orang yang salah dengan perlakuan yang tidak layak mereka terima, memiliki sifat perasaan yang adil, dan memaafkan pelanggaran-pelanggaran dan luka-luka dengan membiarkan orang yang terluka, dan bersabar menerima hukuman, atau bersabar melebihi apa yang hukum dan keadilan dapat berikan."7
Sebagai Bapa dari semua, KASIH merasa kasihan: Dia merasa "rasa sakit atau sedih ketika seseorang berada dalam kesulitan."8
Di atas semua itu, KASIH itu adalah kebajikan: Dia memiliki; "sebuah sifat untuk melakukan yang baik; menyatakan kasih kepada umat manusia dan memiliki kerinduan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka."9
Kasih ilahi yang murni adalah kekuatan yang paling kuat di seluruh alam semesta dan Yahuwah sendiri adalah sumber Kasih sejati memberikan kepada anak-anak-Nya sebuah pandangan mendalam ke dalam karakter-Nya di pasal yang kemudian dikenal sebagai Pasal Kasih:
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. (1 Korintus 13, NKJV)
Pasal ini adalah penjabaran yang diilhamkan dari KASIH itu sendiri. Setiap kali kata "kasih" digunakan, masukkan nama pribadi dari KASIH itu, yaitu Yahuwah:
Yahuwah itu sabar dan murah hati; Yahuwah tidak cemburu. Yahuwah tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Yahuwah tidak pernah gagal.
Untuk mendapatkan perbandingan yang jelas antara KASIH ilahi dan kasih manusia, cobalah baca kembali pasal yang sama tetapi masukkanlah nama anda sendiri sebagai gantinya:
[masukkan nama anda di sini] itu sabar dan murah hati; [nama anda] tidak cemburu. [nama anda] tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. [nama anda] tidak pernah gagal.
Aduh. Nama saya tidak cocok di tempatkan di sana. Mengapa nama anda bisa? Hanya KASIH yang memenuhi semua parameter. Hanya karakter ilahi-Nya yang bisa begitu dijelaskan.
Kasih inilah, Kasih sejati, Kasih yang murni, yang Dia, KASIH itu sendiri tawarkan kepada anda.
Semua kasih kebapakan yang telah turun dari generasi ke generasi melalui saluran hati manusia, semua mata air kelembutan yang telah terbuka di dalam jiwa-jiwa manusia, hanya bagaikan rintik kecil [tetesan air] ke samudera tak terbatas jika dibandingkan dengan KASIH tak terbatas, yang tidak perna habis dari. . . [Yahuwah]. Lidah tidak bisa mengatakannya; pena tidak bisa menggambarkannya. Anda mungkin merenungkan setiap hari dalam hidup anda; anda dapat menyelidiki Kitab Suci dengan tekun untuk memahaminya; anda dapat memanggil setiap kekuatan dan kemampuan yang. . . [Yahuwah] telah berikan, dalam usaha untuk memahami kasih dan sayang dari Bapa surgawi; namun masih ada yang tidak terbatas diatas. Anda dapat belajar mengenai kasih seumur hidup; namun anda tidak pernah dapat sepenuhnya memahami panjang dan lebarnya, dalam dan tingginya kasih. . . [Yahuwah] itu. . . .10
Kasih Tuhan [Yahuwah]
Kasih Tuhan [Yahuwah] jauh lebih
besar
Dari yang lidah atau pena
bisa katakan;
Itu melampaui bintang
tertinggi,
dan sampai ke dasar neraka;
Pasangan yang berdosa, sujud
dengan serius,
Tuhan memberikan Anak-Nya
untuk menang;
Anak-Nya yang berdosa didamaikan-Nya,
Dan diampuni dari dosanya.
ref:
Oh, kasih Tuhan, sungguh
kaya dan murni!
Sungguh tak terukur dan
kuat!
Kokoh untuk selama-lamanya
---
lagu orang-orang kudus dan para
malaikat.
Dapatkah kita dengan tinta seluas
samudera,
Menulis pada kertas seluas
langit,
dengan bulu pena dari setiap
tangkai di bumi,
Dan setiap manusia menjadi
penulis;
Untuk menulis kasih Tuhan
yang ada di atas
Itu akan mengeringkan
samudera;
Dan tidak ada kertas yang
dapat memuat semuanya,
Meskipun dibentangkan dari ujung
langit sampai unjung langit.
ref:
Oh, kasih Tuhan, sungguh
kaya dan murni!
Sungguh tak terukur dan
kuat!
Kokoh untuk selama-lamanya
---
lagu orang-orang kudus dan para
malaikat.
Bukalah hati anda pada KASIH. Firman-Nya telah bergema selama berabad-abad: "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau. Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu." (Yeremia 1: 5; 31: 3, NKJV)
Percayalah kepada Sang Pencipta anda. Luangkan waktu untuk mempelajari karakter-Nya. Serahkan diri anda ke dalam pemeliharaan dan perlindungan-Nya karena Yahuwah adalah Kasih.
1 Kejadian 3:8
2 LOVE, Noah Webster, American Dictionary of the English Language, 1928.
3 CHARITY, s.d.a., penekanan ditambahkan.
4 CHARITY, Webster, op. cit.
5 KIND, Webster, op. cit.
6 GRACIOUS, Webster, op. cit.
7 MERCY, Webster, op. cit.
8 PITY, Webster, op. cit.
9 BENEVOLENT, Webster, op. cit.
10 E. G. White, Testimonies for the Church, Vol. 5, hal. 740.