Print

Hari-hari Raya Sorgawi

While WLC no longer believes that the annual feast days are binding upon believers today, we humbly encourage all to set time aside to commemorate them with solemnity and joy, and to learn from Yahuwah’s instructions concerning their observance under the Old Covenant. Doing so will surely be a blessing to you and your home, as you study the wonderful types and shadows that point to the exaltation of Messiah Yahushua as the King of Kings, the Lord of Lords, the conquering lion of the tribe of Judah, and the Lamb of Yahuwah that takes away the sins of the world.

Musa mengambil sebuah tenda dan mendirikannya jauh terpisah dari perkemahan bangsa Israel. Dia menamakannya Tenda Mo’edim. Tenda ini bukanlah Kemah Suci di tengah-tengah tenda di padang gurunperkemahan. Kemah Suci tersebut belumlah dibangun. Tenda Mo’edim adalah sebuah tenda biasa yang didirikan untuk tujuan khusus: bertemu dengan Yahuwah pada waktu-waktu yang Dia tentukan. Mo’edim diterjemahkan sebagai: waktu yang telah ditentukan, jemaat, perkumpulan, hari-hari, tanda, tempat beribadah, musim, dan perayaan. Namun kumpulan kata-kata ini tidak memberikan penjelasan penuh atas arti dari kata Ibrani tersebut.

“Mo'ed digunakan dalam arti luas untuk semua acara agama. Itu terkait erat dengan Kemah Suci itu sendiri. . . [Yahuwah] bertemu orang Israel di sana pada waktu tertentu untuk mengungkapkan kehendak-Nya. Ini adalah istilah umum untuk waktu perkumpulan ibadah umat . . . [Yahuwah].” ("Lexical Aids to the Old Testament," Hebrew-Greek Key Word Study Bible, hal. 1626)

Dari berbagai arti kata mo’ed itu, “‘waktu’ yang telah ditentukan adalah yang paling dasar.”  (Mo'ed, #4150, The New Strong's Expanded Dictionary of Bible Words.)

Sang Pencipta sangatlah spesifik mengenai waktu-waktu yang ditentukan untuk beribadah. Pada mulanya Dia telah menciptakan sistem pengatur-waktu, sebuah kalender, dimana waktu-waktu yang Dia tentukan, mo’edim-Nya, dapat dihitung.

“Berfirmanlah Elohim: Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan musim-musim [waktu yang telah ditentukan] yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun.” (Kejadian 1:14, KJV)

Benda-benda penerang di langit dirancang untuk mengukur waktu melalui pergerakan mereka. Tanpa pergerakan tidak akan ada pengukuran waktu. Matahari diberikan sebagai pengukur hari-hari… dan tahun-tahun. Bulan sebagai pengukur bulan-bulan, atau bulanan, yang merupakan bagian dari suatu tahun. Enam hari bekerja dan diakhiri dengan Sabat hari ketujuh adalah pola dari suatu minggu. Bagian kecil dari waktu yang terdapat dalam suatu bulan ini telah ditetapkan pada masa Penciptaan.

matahari dan bulanKalender kepausan/kalender kafir moderen memiliki siklus mingguan yang tidak terputus. Kalender masa Penciptaan memulai baru siklus mingguan pada setiap Hari Bulan Baru. Jadi setiap kali Alkitab memberikan tanggalan untuk Sabat hari ketujuh, maka itu akan selalu jatuh pada tanggal 8, 15, 22, 29 dari bulan lunar.

Sang Perancang Surgawi menciptakan bulan khusus untuk mengatur waktu-waktu peribadatan-Nya, mo’edim-Nya.

“Dia telah menetapkan bulan sebagai penentu musim-musim [#4150].” (Mazmur 104:19)

Dengan kata lain,

“Dia menciptakan bulan untuk mo’edim, waktu-waktu pertemuan-Nya untuk beribadah.”

Kitab Suci mencatat ada sembilan kali waktu untuk beribadah:

Semua waktu ibadah ilahi ini hanya dapat ditemukan pada kalender yang menggunakan bulan sebagai pengukur waktunya. Imamat pasal 23 mengutip Yahuwah berkata bahwa Sabat hari ketujuh dan semua perayaan-perayaan tahunan merupakan mo’edim-Nya, waktu-waktu yang Dia telah tentukan untuk beribadah.

Yahuwah berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Hari-hari raya [yang ditetapkan] Yahuwah yang harus kamu maklumkan sebagai waktu pertemuan kudus, waktu perayaan-Ku [yang ditetapkan], adalah yang berikut.

 

Kalender Sang Pencipta

Setiap kali Alkitab memberikan tanggalan untuk Sabat hari ketujuh, maka itu akan selalu jatuh pada tanggal 8, 15, 22, 29 dari bulan lunar.

Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah Sabat bagi Yahuwah di segala tempat kediamanmu.

 

Inilah hari-hari raya [yang ditetapkan] Yahuwah, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap [mo’edim].

 

Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi Yahuwah. Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi Yahuwah . . . [dan imam] haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan Yahuwah . . . pada hari sesudah Sabat itu . . . .

 

Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu; sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada Yang Hidup Kekal . . . . [terjemahan Fenton]

 

Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari pertemuan kudus . . . juga pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus . . .  

 

Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi Yahuwah.

 

Itulah hari-hari raya [yang ditetapkan] Yahuwah, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus . . .  [sebagai tambahan pada] hari-hari Sabat Yahuwah. (Lihat Imamat 23).

Imamat padal 23 menetapkan bahwa Sabat hari ketujuh dan perayaan-perayaan tahunan, kesemuanya merupakan mo’edim: waktu-waktu yang ditentukan untuk beribadah. Kesemuanya merupakan hadiah yang sangat berharga, yang ditentukan berdasarkan perhitungan salah satu benda langit ciptaan-Nya, bulan.

“Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala . . .  dan biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan musim-musim [waktu yang telah ditentukan].” (Kejadian 1:14, KJV)

Sebagai tambahannya, selain berfungsi sebagai pengukur waktu, Sang Pencipta menempatkan benda-benda penerang di langit sebagai tanda kesetiaan untuk memisahkan mereka yang taat dan yang memberontak. Sistem kalender Yahuwah adalah tanda yang memisahkan Anak-anak Terang dan Anak-anak Kegelapan.

Dalam kekekalan, seluruh alam semesta akan bersatu dalam perjanjian kesetiaan kepada Sang Pencipta dengan beribadah kepada-Nya pada waktu-waktu yang telah Dia tentukan, mo’edim-Nya.

“Dan akan tiba waktunya
Bahwa dari satu Hari Bulan Baru sampai Hari Bulan Baru berikutnya,
Dari satu hari Sabat sampai hari Sabat berikutnya,
seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman Yahuwah.”
(Lihat Yesaya 66:23, KJV)

Apakah anda mau berjanji setia kepada Pencipta anda? Bergabunglah dengan mereka yang setia yang ada di surga dan di bumi. Beribadahlah kepada Sang Pencipta pada waktu-waktu yang telah Dia tentukan, yang dihitung oleh penentu waktu-Nya: bulan.

tangan memegang bulan 


Klik di sini untuk menonton videonya!