Print

Sabat Hari Ketujuh: Memperbaiki Tembok Yang Tembus

Reformasi kalender diperlukan. Namun, bukan dengan merubah kalender kepausan (kalender masehi Gregorian) ke dalam sebuah bentuk yang baru, kalender sejati Sang Pencipta perlu dikembalikan untuk mereka yang rindu beribadah kepada-Nya. Kitab Suci menyatakan:

Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu turun-temurun, sehingga kamu mengetahui bahwa Akulah Yahuwah yang menguduskan kamu. Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu . . . enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada Sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi Yahuwah: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, dia pastilah dihukum mati.1

Ayat tersebut bersifat mengharuskan agar semua orang memiliki sebuah pengetahuan pikiran pada perihal yang sangat penting ini. Peribadatan palsu membutuhkan sebuah kalender palsu dan Setan telah bersiap dengan baik untuk membingungkan pikiran dengan memfokuskannya pada sebuah metode pengatur waktu yang salah. Mingguan moderen yang digunakan saat ini, yang dijadikan sebagai kalender dunia adalah didasarkan pada agama berhala:

planetary gods

Septem Planatæ: Tujuh dewa-dewa planet yang dari padanya nama-nama moderen untuk hari-hari dan mingguan berasal. Luna, sang dewi bulan adalah yang terdekat dengan bumi. Dan yang paling jauh adalah Saturnus. Saturnus/Saturn, sebagai dewa yang paling penting telah ditandai pada jam pertama dari hari pertama dari setiap minggu, membuat dia menjadi dewa atas hari itu: hari Sabtu (Saturday). Jam kedua pada hari pertama adalah milik Jupiter dan demikian seterusnya. Jam paling terakhir dari hari pertama pada minggu itu menjadi miliki Mars, sehingga jam pertama pada hari kedua didedikasikan kepada Sol, sang dewa matahari. Hal ini membuat dia menjadi dewa dari hari kedua pada minggu itu: hari Minggu (hari matahari). Hari-hari yang lain yang masih tersisa dari mingguan itu adalah juga menjadi milik para dewa. Venus, sang dewi cinta, memiliki jam pertama dari hari terakhir dari setiap minggu, dies Veneris, atau hari Jumat.

Mingguan planet ini adalah mingguan kafir yang dipalsukan dari aslinya yaitu mingguan Alkitabiah yang ditetapkan oleh Sang Pencipta pada awal sejarah bumi . . . . sama seperti hari Sabat yang sejati yang terikat dan tidak terpisahkan dengan mingguan Alkitabiah, demikian juga dengan hari Sabat palsu yang berasal dari kekafiran membutuhkan sebuah siklus mingguan. Demikianlah kita menemukan bahwa kedua institusi palsu telah dikaitkan bersama . . . Penetapan (pada konsili Nicea, 321-325 M) peringatan mingguan dari hari Minggu mendapatkan pengakuan secara resmi pada mingguan tujuh hari dan hasilnya diperkenalkan ke dalam kalender sipil resmi kerajaan Roma. Roma menurunkan kalender itu sampai kepada kita dan di dalamnya kita tetap memiliki gelar-gelar planetari kuno dari hari-hari pada setiap minggu.2

Reformasi kalender yang dibutuhkan pada hari ini adalah sebuah reformasi untuk kembali ke pengatur waktu Alkitabiah yang sejati. Reformasi Sabat memerlukan reformasi kalender.

Pekerjaan mereformasi Sabat yang akan dicapai pada zaman akhir ini telah dinubuatkan di dalam nubuatan nabi Yesaya: “Beginilah firman Yahuwah, taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan. Berbahagialah orang yang melakukannya, dan anak manusia yang berpegang kepada-Nya; yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan menahan diri dari setiap perbuatan jahat. Dan orang- orang asing yang menggabungkan diri kepada Yahuwah untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama Yahuwah dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, yaitu semua orang yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberikan kesukaan  di rumah doa-Ku.” (Yesaya 56 : 1,2,6,7)

Firman ini diterapkan pada zaman Kekristenan ini, sebagaimana yang diperlihatkan di dalam ayat ini: Demikianlah firman Yahuwah Yang Mahakuasa yang menghimpun orang-orang Israel yang terbuang, Aku akan menghimpunkan orang kepadanya lagi sebagai tambahan pada orang-orang yang telah terhimpun. (Yesaya 56 : 8). Ini adalah bayangan dari pengumpulan Bangsa-bangsa lain melalui injil. Dan atas mereka yang kemudian menghormati hari Sabat, sebuah berkat dinyatakan. Kewajiban dari hukum keempat berlaku sebelum penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Kristus, sampai kepada masa dimana hamba-hamba-Nya menyampaikan kepada seluruh bangsa pesan kabar baik.

Yahuwah memerintahkan melalui nabi yang sama, “simpanlah kesaksian ini, materaikanlah hukum ini diantara murid-murid-Ku.” (Yesaya 8 : 16) Materai hukum Yahuwah ditemukan dalam perintah yang keempat. Hanya ini, dari kesepuluh perintah itu, yang membawa pandangan baik kepada nama maupun pada gelar dari Sang Pemberi Hukum. Hukum keempat tersebut menyatakan Dia sebagai Sang Pencipta langit dan bumi, dan itu memperlihatkan pengakuan-Nya untuk mendapatkan penghormatan dan penyembahan di atas semua yang lain. Selain dari aturan ini tidak ada di dalam Dekalog itu yang memperlihatkan oleh siapa otoritas dari hukum itu diberikan. Ketika hari Sabat telah diubah oleh kuasa kepausan, materai itu telah diambil dari hukum itu. Murid-murid Yahushua dipanggil untuk memulihkannya, dengan mengagungkan Sabat dari perintah keempat pada tempatnya yang semestinya sebagai tanda peringatan Sang Pencipta dan sebagai tanda kekuasaan-Nya.

“Mengenai hukum dan kesaksian.” Ketika mempertentangkan pengajaran-pengajaran dan teori-teori yang banyak, hukum Yahuwah adalah satu-satunya aturan yang tidak pernah salah yang olehnya semua pendapat-pendapat, pengajaran-pengarajan, dan teori-teori harus diuji. Nabi berkata, “Jika mereka tidak berbicara sesuai Firman ini, itu karena tidak ada terang di dalam mereka.” (Yesaya 8 : 20)

Sekali kali, perintah diberikan, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan, nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkala, dan beritahukanlah kepada umat-Ku pelangaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka.” Itu bukanlah kepada dunia yang jahat, tetapi kepada mereka yang Yahuwah sebut sebagai “umat-Ku”, yang akan diperlihatkan pelanggaran-pelanggarn mereka. Dia menyatakan lebih lanjut, “Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku, seperti sebuah bangsa yang melakukan apa yang benar, dan tidak melupakan hukum Eloahnya.” (Yesaya 58: 1 dan 2). Di sini memperlihatkan sebuah kelompok yang berpikir bahwa diri mereka benar, dan nampak memperlihatkan ketertarikan yang besar di dalam pelayanan kepada Yahuwah, tapi secara lantang dan tegas meremukkan hati Sang Penyelidik Hati yang membuktikan mereka sudah menginjak-injak aturan ilahi.

Nabi menegaskan aturan yang telah dilupakan itu: “Engkau akan membangun dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan, dan engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok yang tembus”, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku dan apabila engkau menyebut hari Sabat “hari kenikmatan” dan hari kudus Yahuwah “hari yang mulia”, apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong maka kamu akan bersenang-senang di dalam Yahuwah.” (Yesaya 58 : 12 dan 13). Nubuatan ini juga diterapkan di dalam zaman kita. Pelanggaran telah dibuat di dalam hukum Yahuwah ketika hari Sabat diubah melalui kekuasaan Roma. Tetapi waktunya telah tiba bagi institusi ilahi dipulihkan. Tembok yang tembus sudah akan diperbaiki dan dasar yang telah ditetapkan oleh banyak keturunan akan dibangun kembali.

Dikuduskan oleh Sang Pencipta sebagai hari untuk beristirahat dan diberkati, Sabat telah dipelihara oleh Adam di dalam ketidakberdosaannya di taman Eden yang suci; oleh Adam yang berdosa dan belum bertobat, ketika ia diusir  dari tempat tinggalnya yang bahagia. Hari Sabat telah dipelihara oleh semua leluhur, dari Habel sampai kepada Nuh orang yang benar itu, sampai kepada Abraham, sampai kepada Yakub. Ketika orang-orang pilihan sedang diperbudak di Mesir, banyak orang yang berada di antara rayuan penyembah berhala, kehilangan pengetahuan mereka tentang hukum Yahuwah; tetapi ketika Yahuwah melepaskan orang-orang Israel, Dia menyatakan hukum-Nya di dalam keagungan yang dahsyat kepada perkumpulan orang banyak, sehingga mereka dapat mengetahui kehendak-Nya, dan takut dan taat kepada-Nya sampai selama-lamanya.

Sejak saat itu sampai saat ini, pengetahuan akan hukum Yahuwah telah terpelihara di bumi dan Sabat dari perintah keempat telah dijaga. Meskipun “manusia durhaka” berhasil menginjak-injak hukum Yahuwah, namun bahkan di dalam masa kekuasaannya tetap ada, tersembunyi di tempat-tempat rahasia, jiwa-jiwa orang beriman yang memuliakan hari Sabat itu. Sejak masa reformasi, ada beberapa di setiap generasi yang menjaga pemeliharaan hari Sabat. Sekalipun  sering di tengah-tengah penindasan dan penghinaan, sebuah kesaksian yang tetap telah ditanggung demi hukum Yahuwah yang kekal, dan kewajiban suci pada penciptaan Sabat.

Kebenaran-kebenaran ini sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab Wahyu pasal 14, dalam hubungannya dengan “injil yang kekal”, akan membedakan gereja Kristus pada masa kemunculan-Nya. Sebagai hasil dari tiga pesan yang sudah diberitakan, “yang penting disini ialah ketekunan mereka menuruti perintah-perintah Yahuwah, dan iman kepada Yahushua.” Dan pesan ini adalah pesan  terakhir yang diberikan sebelum kembalinya Sang Mesias. Yang segera mengikuti pernyataan itu, Anak Manusia yang dilihat oleh nabi, datang di dalam kemuliaan-Nya untuk menuai tuaian di bumi.3

Ini adalah sebuah perihal yang sama sekali tidak populer dengan semua orang. Itu adalah sebuah kebenaran yang tidak menyenangkan. Reformasi Protestan memulai sebuah proses pemulihan dari kebenaran yang hilang kepada para pencari yang berhati jujur. Langkah pertama di dalam reformasi Sabat adalah ditemukannya bahwa hari Minggu bukanlah Sabat Alkitabiah sebagaimana yang telah dipercaya oleh banyak orang.

Oleh karena perhatian orang-orang telah tertuju pada reformasi Sabat, para pendeta yang terkenal mengajarkan salah firman Yahuwah dengan menempatkan pemahaman-pemahaman tertentu pada kesaksian-kesaksian firman itu sebaik mungkin untuk membungkam pertanyaan-pertanyaan pikiran. Dan mereka yang tidak menyelidiki Kitab Suci untuk diri mereka sendiri telah menjadi puas dengan menerima kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan keinginan mereka. Dengan argumen-argumen, cara pikir yang menyesatkan, adat-istiadat nenek  moyang, dan kekuasaan gereja, banyak orang telah dipaksa untuk menggugurkan kebenaran. Nasihat-nasihat itu telah jauh dari Alkitab mereka yang mempertahankan kebenaran dari perintah keempat. Orang-orang yang rendah hati, yang hanya diperlengkapi dengan firman,  berdiri melawan orang-orang terpelajar, yang, dengan terkejut dan marah mendapati cara berpikir mereka yang menyesatkan namun cakap tidak berdaya menghadapi jawaban langsung dan sederhana dari orang yang berlandaskan ayat-ayat Alkitab ketimbang kepintaran yang diperoleh dari sekolah.

Di dalam ketidakhadiran kesaksian Alkitab yang menyenangkan mereka, banyak orang yang tidak memahami pentingnya ketekunan, -melupakan bagaimana alasan yang sama telah dipakai melawan Kristus dan para murid-Nya,- “Mengapa para pembesar kita tidak memahami pertanyaan tentang Sabat ini? Tetapi sedikit yang percaya seperti yang kamu lakukan. Tidak mungkin kamu benar, dan semua orang yang terpelajar di dunia ini salah.”

Untuk membantah argumen-argumen seperti ini sangat diperlukan untuk hanya mengutip pengajaran-pengajaran Alkitab dan kisah perjanjian Yahuwah dengan umat-Nya di segala zaman. Yahuwah bekerja melalui mereka yang mendengar dan taat pada firman-Nya, yaitu mereka yang akan, jika dibutuhkan, memperkatakan kebenaran-kebenaran yang tidak mengenakkan, yaitu mereka yang tidak takut untuk menyatakan dosa-dosa umum. Alasan mengapa Dia tidak terlalu sering memilih orang-orang terpelajar dan yang memiliki jabatan yang tinggi untuk memimpin gerakan reformasi adalah karena mereka percaya kepada keputusan-keputusan, teori-teori, dan sistem teologi mereka dan merasa tidak perlu diajar oleh Yahuwah. Hanya mereka yang memiliki sebuah hubungan pribadi dengan Sang Sumber Hikmat yang sanggup untuk memahami atau menjelaskan Kitab Suci. Orang yang sedikit mendapatkan pelajaran di sekolah-sekolah seringkali dipanggil untuk menyatakan kebenaran, bukan karena mereka tidak terpelajar, tetapi karena mereka tidak mengandalkan diri mereka sendiri dan bersedia diajar oleh Yahuwah. Mereka belajar di dalam sekolah Kristus, dan kemanusiaan mereka dan ketaatannya membuat mereka besar. Dalam mempercayakan kepada mereka sebuah pengetahuan tentang kebenaran-Nya, Yahuwah menganugerahkan ke atas mereka sebuah kehormatan yang bila dibandingkan dengan kehormatan duniawi dan keagungan manusiawi itu tidak ada artinya.

Langkah berikutnya di dalam pemulihan kebenaran adalah pengetahuan bahwa hari Sabtu bukanlah hari Sabat Alkitabiah sama seperti hari Minggu. Untuk beribadah pada hari Sabat, kalender Alkitabiah harus digunakan untuk menemukan hari Sabat. Kebenaran ini harus dibagikan kepada dunia supaya semua orang yang rindu untuk mengetahui kebenaran tidak tinggal di dalam kebodohan.

Sekarang, sama seperti pada permulaan zaman, penjelasan dari sebuah kebenaran yang menyatakan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan pada setiap zaman, akan membangkitkan perlawanan. “Setiap orang yang berbuat jahat membenci terang, dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak.” (Yohanes 3 : 20). Setelah manusia melihat bahwa mereka tidak dapat menjaga posisi mereka dengan Kitab Suci, banyak orang berusaha untuk mempertahankan itu dengan semua bahaya dan dengan roh jahat mereka menyerang sifat dan motivasi orang-orang yang berdiri mempertahankan kebenaran yang tidak populer tersebut. Aturan yang sama ini telah diburu sepanjang zaman. Elia dinyatakan sebagai pembuat masalah bagi bangsa Israel, Yeremia dianggap sebagai pengkhianat, Paulus dianggap sebagai orang yang mengotori Bait Suci. Sejak saat itu sampai saat ini, mereka yang ingin setia kepada kebenaran telah dinyatakan sebagai penghasut, bidah, atau provokator. Banyak orang yang begitu tidak percaya untuk menerima kebenaran  firman nubuat, akan menerima dan mudah percaya tanpa bertanya pada sebuah tudingan yang melawan mereka yang berani menyatakan dosa-dosa yang menyenangkan. Roh seperti ini akan meningkat lebih dan lebih lagi. Dan Alkitab dengan lembut mengajarkan bahwa ketika waktunya sudah dekat saat hukum-hukum Negara sudah begitu bertentangan dengan hukum Yahuwah, maka mereka yang hendak menaati hukum-hukum Yahuwah harus berani dianggap dan dihukum sebagai seorang pelaku kejahatan.

Dan dalam melihat hal ini, apakah kewajiban dari pembawa pesan kebenaran? Haruskah dia menyimpulkan bahwa kebenaran tidak perlu dinyatakan karena seringkali itu hanya berdampak pada timbulnya penolakan dan ego pada klaim tersebut? Tidak; dia tidak memiliki alasan untuk menahan kesaksian firman Yahuwah karena itu membangkitkan perlawanan, lebih dari yang dihadapi para reformator terdahulu. Pernyataan iman yang dilakukan orang-orang kudus dan para martir telah dicatat untuk kepentingan generasi berikutnya. Contoh-contoh dari kekudusan dan integritas yang kokoh yang hidup ini telah diturunkan untuk mengilhami keberanian di dalam diri mereka yang sekarang dipanggil untuk berrdiri sebagai saksi-saksi bagi Yahuwah. Mereka menerima anugerah dan kebenaran bukan bagi diri mereka sendiri,  tapi itu, melalui mereka, pengetahuan akan Yahuwah dapat menerangi dunia. Apakah Yahuwah telah memberikan terang kepada hamba-hamba-Nya di generasi ini? Dengan demikian mereka harus memancarkannya ke seluruh dunia.

Pada zaman dahulu Yahuwah telah menyatakan kepada seorang yang akan berbicara di dalam nama-Nya, “Kaum Israel tidak mau mendengarkan engkau, sebab mereka tidak mau mendengarkan Aku.” Namun Dia berkata, “Sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku kepada mereka, baik mereka mau mendengarkan atau tidak.” (Yehezkiel 3: 7; 2:7) Kepada hamba Yahuwah zaman sekarang ditujukan perintah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan, nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, dan beritahukanlah kepada umat-Ku pelangaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka.”

Selama kesempatannya masih terbentang setiap orang yang telah menerima terang kebenaran berada di bawah tanggung jawab yang penting dan menggetarkan yang sama seperti yang dialami nabi Israel, yang kepadanya firman Yahuwah datang dengan berkata “Dan engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel; bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku. Kalau Aku berfirman kepada orang jahat : Hai orang jahat, engkau pasti mati! dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Namun, jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.” (Yehezkiel 33 : 7-9)

Rintangan terbesar antara menerima dan memberitakan kebenaran, adalah fakta bahwa hal itu akan melibatkan ketidaknyamanan dan penghinaan, ini adalah satu-satunya pendapat melawan kebenaran yang dinasihatkan yang tidak pernah bisa dibantah. Tetapi hal ini tidak mempengaruhi pengikut Kristus yang sejati. Mereka tidak menunggu kebenaran menjadi populer. Diyakinkan dengan kewajiban mereka, mereka dengan sadar menerima salib, dan dengan rasul Paulus menganggap itu “penderitaan ringan, yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya;” (2 Korintus 4 : 17) bersama seorang tua “menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir.” (Ibrani 11 : 26)

Apapun juga pengakuan mereka, hanya mereka yang menjadi pelayan-dunia di dalam hati yang bertindak berdasarkan aturan dan bukannya berdasarkan prinsip dalam hal-hal rohani. Kita harus memilih kebenaran karena itu benar, dan menyerahkan konsekuensinya kepada Yahuwah. Bagi orang-orang yang berprinsip, beriman, dan berani, dunia berutang pada perubahan besar. Dengan orang-orang yang seperti ini pekerjaan reformasi di zaman sekarang harus ditingkatkan. Beginilah firman Yahuwah: “Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan hukum-Ku dalam hatimu, janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka. Sebab ngengat akan memakan mereka seperti memakan pakaian, dan ulat memakan mereka seperti memakan kain bulu domba, tetapi kebenaran-Ku akan tetap selama-lamanya, dan keselamatan-Ku akan lanjut dari keturunan kepada keturunan.” (Yesaya 51 : 7 dan 8).5

Keseluruhan pertikaian besar antara Kristus dan Setan adalah mengenai peribadatan. Ini adalah sebuah perihal yang menyangkut semua orang yang hidup di atas muka bumi ini. Karena Sang Pencipta memiliki hak untuk memutuskan kapan Dia akan disembah, hari yang kamu pilih untuk beribadah adalah sebuah tanda kesetiaan kepada Eloahmu/allahmu. Hari ibadahmu mengungkapkan apakah kamu menyembah Yahuwah Sang Pencipta atau kepada kuasa yang telah diungkapkan di dalam kitab Daniel 7:25 yang menghendaki aturan bagi dirinya sendiri melawan Yahuwah dengan berpikir “untuk mengubah kalender dan hukum”. (Daniel 7 : 25, Terjemahan Knox).

Sang Pencipta sekali lagi memulihkan kepada umat-Nya kebenaran tentang bagaimana hari Sabat-Nya akan ditentukan. Materai-Nya ditemukan di dalam Sabat, karena hanya perintah keempat yang menjadi perintah satu-satunya dari kesepuluh itu yang mengandung nama-Nya dan jabatan-Nya sebagai Sang Pencipta. Materai Yahuwah telah dinyatakan kepada Yohanes sang pewahyu sebagaimana nama Yahuwah sendiri dituliskan pada dahi orang-orang kudus-Nya: “Dan aku melihat, sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion, dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama Bapa-Nya.”6 “Semua orang yang masuk (Sorga) akan memiliki jubah kebenaran Kristus, dan Nama Yahuwah akan terlihat pada dahi mereka. Nama ini adalah lambang yang dilihat oleh rasul di dalam penglihatan, dan melambangkan penyerahan pikiran secara sadar dan dengan setia, taat pada semua perintah-perintah Yahuwah.”7

Ada sebuah kebutuhan untuk mereformasi kalender. Mereka yang mengasihi Sang Pencipta mereka harus memulihkan kalender-Nya dan menghormati Dia dengan beribadah kepada-Nya pada Sabat hari ketujuh yang sejati berdasarkan kalender Alkitabiah. Hal ini membutuhkan penyerahan pikiran seseorang di dalam “kesadaran dan dengan setia taat kepada semua perintah-perintah Yahuwah.”

Manakah yang akan kamu pilih?


Untuk informasi lebih banyak tentang kalender Yahuwah:http://www.worldslastchance.com/yahuwahs-calendar/bahasa-indonesia

Konten Terkait:


Keluaran 31:13-15

Robert L. Odom, Sunday in Roman Paganism, (New York: TEACH Services, Inc., 2005, hal. 243-244.

E. G. White, The Great Controversy, (Oakland, California: Pacific Press, 1888), hal. 451-454.

White, s.d.a., hal. 455-456, penekanan diberikan.

5 White, s.d.a., hal. 458-460, penekanan diberikan.

6 Wahyu 14:1

E. G. White, Sons and Daughters of God, hal. 370.