Print

Sabat Lunar

Sabat Sabtu? Atau Sabat Lunar?

Karena cinta orang-orang mengeluarkan segala kemampuan mereka untuk menyenangkan orang yang mereka cintai. Ini adalah reaksi alami dari hati yang mengasihi. Hal ini tidak dipandang sebagai sebuah kewajiban, tetapi sebuah sukacita dan hak istimewa! Inilah arti Sabat yang sejati bagi semua orang yang mencintai Pencipta mereka dan ingin menghormati Dia. Di bagian paling awal dunia ini, hari ketujuh telah dipisahkan sebagai hari untuk beristirahat dan untuk beribadah kepada Sang Pencipta. Mereka yang menghargai hujan pemeliharaan dari Bapa surgawi yang penuh kasih atas mereka, ingin menaati-Nya dan menyembah-Nya pada hari Sabat yang sejati.

Pertanyaan yang kemudian muncul: "Hari yang mana Sabat Alkitab? Hari yang mana yang merupakan Sabat hari ketujuh Alkitab yang sejati?" Ada banyak perbedaan, ada banyak keyakinan yang dipegang mengenai kapan waktu untuk beribadah. Tiga dari pandangan-pandangan ini adalah sebagai berikut:

  1. Banyak orang yang percaya bahwa tidak diperluhkan hari khusus untuk beristirahat karena Yahuwah harus disembah setiap hari.
  2. Pemelihara Sabat Sabtu percaya bahwa karena hari Sabtu adalah hari terakhir dari mingguan tujuh hari moderen, maka itu sudah pasti adalah Sabat hari ketujuh yang sejati. Karena siklus mingguan moderen berlangsung tanpa henti, mereka percaya bahwa hari Sabtu telah diturunkan tanpa henti dari masa Penciptaan sebagai Sabat hari ketujuh yang sejati.
  3. Yang lain percaya bahwa kumpulan bukti Alkitab dan sejarah menunjukkan bahwa Sabat yang sejati hanya dapat ditemukan dengan menggunakan kalender luni-solar yang digunakan pada zaman Alkitab.

Meskipun benar bahwa seseorang harus beribadah setiap hari, Sang Penguasa alam semesta sendiri secara tegas memerintahkan bahwa pada hari ketujuh, pekerjaan harus ditinggalkan dan waktu khusus akan dihabiskan bersama dengan-Nya. Hari Sabat bukan hanya hari ibadah. Hari ini juga secara khusus adalah hari tanpa pekerjaan. Yahuwah bahkan menyatakan bahwa hari Sabat adalah tanda antara diri-Nya dengan anak-anak-Nya sampai selama-lamanya. Artikel ini akan mempertimbangkan bukti apakah Sabat yang sejati adalah "Sabat Sabtu" ataukah "Sabat lunar."

"Tidak ada alasan bagi siapa pun untuk mengambil posisi bahwa tidak akan ada lagi kebenaran yang akan terungkap, dan bahwa semua pengetahuan Alkitab kita sudah tidak memiliki kesalahan. Fakta bahwa ajaran-ajaran tertentu telah dijalani sebagai kebenaran selama bertahun-tahun... adalah bukan bukti bahwa gagasan-gagasan kita telah bebas dari kesalahan. Waktu tidak akan membuat kesalahan menjadi kebenaran, dan kebenaran akan bersikap adil. Tidak ada ajaran yang benar yang akan kehilangan sesuatu melalui penyelidikan yang seksama.” Counsels to Writers and Editors, hal. 35.

Bagi semua orang yang ingin mengetahui kebenaran, akan tiba waktunya mereka akan sampai pada jalan bercabang. Prasangka pribadi, tradisi dan gagasan-gagasan prasangka seharusnya tidak tegak di dalam pikiran seseorang yang ingin mengetahui "Kebenaran, seluruh Kebenaran dan bukan yang lain selain Kebenaran." Jika para pencari kebenaran mau belajar dengan pikiran yang terbuka, bersedia untuk mematuhi apa yang telah terungkap jika itu terbukti bahwa itu adalah kebenaran, maka kebenaran akan terungkap dalam pikirannya dan ia tidak perlu tetap tinggal di dalam kesalahan. Ini adalah semua hal yang dibutuhkan oleh semua orang yang akan mempelajari perihal Sabat Alkitab yang sejati.

Alkitab menyatakan bahwa seluruh pertikaian antara Sang Pencipta dan Setan berada di dalam pertempuran mengenai peribadatan. Ini adalah perang bagi pikiran setiap laki-laki, perempuan dan anak-anak yang hidup hari ini. Oleh karena itu, akan lebih bijaksana bagi semua orang di bumi ini untuk mengkaji hal-hal ini bagi diri mereka sendiri. Semua orang harus belajar dan mengetahui dengan pasti apakah hari beribadah yang sejati adalah Sabat Sabtu atau Sabat Lunar.

Solar? Lunar? atau Lunar-Solar?

Jika hari khusus untuk beribadah (hari Sabat) adalah penting maka adalah sesuatu yang sangat penting untuk menggunakan cara yang tepat untuk menemukan hari itu. Dengan kata lain, kalender yang benar harus digunakan. Waktu hanya bisa diukur melalui pergerakan. Ada tiga jenis kalender utama:

Sejarah dan penggalian arkeologi mengungkapkan bahwa semua peradaban kuno menggunakan kalender luni-solar. Sementara orang-orang Mesir adalah yang pertama mengadopsi kalender solar [matahari], kalender asli mereka juga adalah kalender lunar-solar. Cara kuno perhitungan waktu yang sangat akurat ini mengaitkan bulanan bulan dengan tahun matahari melalui beberapa pengamatan di alam.

Pergerakan matahari, bulan dan bintang-bintang adalah satu-satunya pengukur waktu yang akurat. Bahkan dengan jam atom moderen, sepanjang waktu diukur melalui siklus benda-benda langit. Hari dan tahun keduanya diukur melalui pergerakan cahaya yang terlihat dari bumi.

Satu tahun matahari memiliki panjang 365 hari. Tahun bulan adalah 11 hari lebih pendek dari tahun matahari. Dengan demikian, tanggal dalam kalender lunar yang ketat akan mengambang melalui musim dalam tahun matahari. Berbagai budaya yang menggunakan kalender lunar-solar, melabuhkan bulanan bulan pada titik yang berbeda pada tahun matahari. Beberapa, seperti orang Mesir kuno, menggunakan terbitnya bintang Sirius, pada saat titik balik matahari musim panas. Lainnya, seperti suku Aztec dan Maya, menggunakan titik balik matahari musim dingin sebagai tahun baru mereka. Baru-baru ini, ketika Perancis mengadopsi kalender yang berbeda selama Revolusi Perancis, tahun baru mereka dimulai pada titik balik matahari musim gugur. (Untuk informasi lebih lanjut mengenai reformasi kalender Perancis dan Uni Soviet, lihat e-course “Changing Weeks: Hiding Sabbath”.)

Bukti sejarah menunjukkan bahwa sejauh ini sebagian besar kalender kuno mengawali tahunannya pada musim semi, pada atau dekat saat musim semi (titik balik matahari musim semi). Bangsa Israel juga menggunakan kalender luni-solar dan mengawali tahun mereka pada musim semi. Perayaan tahunan mereka dan Sabat hari ketujuh ditentukan dengan menggunakan kalender lunar-solar yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta pada awal dunia.

Sabat Lunar dalam Alkitab

Kalender Sang Pencipta adalah alat yang sangat penting untuk menemukan Sabat hari ke-tujuh yang sejati yang berisi "meterai Yahuwah": janji kesetiaan seseorang kepada Sang Pencipta. Alkitab menyatakan bahwa pada masa penciptaan, baik matahari maupun bulan diberikan untuk memberikan terang serta sarana untuk menandai perihal waktu. Kalender matahari modern tidak menggunakan bulan untuk mengatur waktu. Juga kalender Hindu atau kalender lunar Muslim tidak menggunakan matahari. Hanya kalender lunar-solar kuno yang memenuhi kriteria menggunakan baik matahari maupun bulan dalam sistem pengatur waktunya.

Banyak orang yang memelihara hari-hari raya yang tercantum dalam Imamat pasal 23 masih menguduskan hari Sabat Sabtu. Mereka percaya bahwa kalender lunar-solar hanya digunakan untuk perayaan tahunan, karena hari Sabtu dalam kalender matahari modern telah diturunkan dalam siklus mingguan tanpa henti sejak masa Penciptaan. Tapi ini adalah dua metode pengatur waktu yang berbeda! Tidak ada di dalam Alkitab disebutkan terdapat dua sistem pengatur waktu yang terpisah dan berbeda. Pada masa Penciptaan, satu kalender telah ditetapkan dan diperlukan matahari dan bulan sebagai pembentuknya.

Dan . . . Berfirmanlah [Yahuwah]: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda-tanda yang menunjukkan musim-musim yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Dan . . . [Yahuwah] menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, . . .  [dan Dia] menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. (Kejadian 1: 14-18, KJV).

fase bulan
Sang Pencipta telah merancang sistem pengatur-waktu yang menggunakan matahari dan bulan untuk mengatur waktu.

Tepat di bagian ini, dalam pasal pertama dari buku pertama dari Alkitab, prinsip ini menetapkan bahwa dua benda penerang yang besar itu harus digunakan untuk menandai waktu untuk beribadah dan sebagai tanda, atau tanda kesetiaan kepada Sang Pencipta. Kata yang diterjemahkan "tanda-tanda" berasal dari kata Ibrani ôwth, yang berarti sebuah tanda atau cap. "Kata ini merupakan sesuatu yang menjadi tanda khusus dari seseorang atau kelompok.... Kata itu berarti 'tanda' sebagai sebuah pengingat kewajiban seseorang." (Lihat # 226, The New Strong's Expanded Dictionary of Bible Words.)

Hari Sabat adalah tanda yang olehnya umat Sang Pencipta ditandai dan ditetapkan sebagai pembeda dari semua orang lain di bumi. Kata Ibrani yang diterjemahkan "musim-musim" bahkan lebih mengungkapkannya. Kata ini adalah mo'ed. Penggunaan kata ini yang mengungkapkan bahwa Sabat yang sejati pada masa Penciptaan ditentukan oleh bulan. Mo'ed adalah kata yang digunakan khusus untuk merujuk pada perayaan tahunan.

Karena hari raya orang Yahudi terjadi secara berkala, sehingga kata ini digunakan untuk mengenali hari-hari raya itu. . . Mo'ed digunakan dalam arti luas untuk semua acara agama. Itu terkait erat dengan Kemah Suci itu sendiri. . . [Yahuwah] bertemu orang Israel di sana pada waktu tertentu untuk mengungkapkan kehendak-Nya. Ini adalah istilah umum untuk waktu perkumpulan ibadah umat. . . [Yahuwah]." (Lihat #4150, "Lexical Aids to the Old Testament," Hebrew-Greek Key Word Study Bible, KJV.)

Jauh dari menghadirkan dua sistem pengatur waktu yang berbeda, Alkitab menyajikan hanya satu: kalender lunar-solar dimana perayaan tahunan serta Sabat hari ketujuh, harus dihitung. Imamat pasal 23 adalah daftar dari perayaan suci Yahuwah. Dari perayaan musim semi sampai kepada perayaan-perayaan musim gugur, Imamat pasal 23 melukiskan semuanya. Tapi "perayaan" paling pertama yang tercantum adalah perayaan mingguan: Sabat hari ketujuh.

Dan . . . [Yahuwah] berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Hari-hari raya yang ditetapkan Yahuwah yang harus kamu maklumkan sebagai waktu pertemuan kudus, waktu perayaan yang Kutetapkan, adalah yang berikut. Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi Yahuwah di segala tempat kediamanmu”.... (Imamat 23: 1-3)

Dari Sabat itu, Yahuwah melanjutkan daftar perayaan tahunan (atau mo'edim) tapi perayaan paling pertama yang Dia berikan adalah Sabat hari ketujuh.

Sabat Lunar: Sebuah hari suci untuk beristirahat, itu adalah hari ketujuh dan terakhir dari setiap minggu di dalam sebuah bulanan. Siklus mingguan dimulai ulang pada setiap Bulan Baru. Empat minggu lengkap akan mengikuti Hari Bulan Baru.

Mazmur 104: 19 adalah saksi lain dari Alkitab bahwa Sabat hari ketujuh harus ditentukan dengan bulan:

"Dia menetapkan [menciptakan] bulan sebagai penentu musim-musim." (Mazmur 104: 19, KJV)

Kata yang diterjemahkan "musim-musim", sekali lagi, adalah mo'edim. Catatan Alkitab konsisten: hanya ada satu metode pengatur-waktu yang disajikan di dalam Alkitab. Itu adalah kalender lunar-solar yang dikokohkan oleh Yahuwah sendiri pada saat Penciptaan. Kalender ini menentukan semua waktu yang ditetapkan untuk beribadah, mo'edim itu.

Kalender Lunar-Solar dari Alkitab

Hari pertama sebuah bulan pada kalender luni-solar adalah Hari Bulan Baru. (Untuk penggunaan istilah "Bulan Baru" di dalam Alkitab, lihat: I Samuel 20: 5, 18 & 24; 2 Raja-raja 4:23; Mazmur 81: 3; Yesaya 66:23; Yehezkiel 46: 1; dan Amos 8: 5.)

Kalender Sang Pencipta

Pada kalender kuno, Sabat hari ketujuh selalu jatuh pada tanggal yang sama setiap bulan.

Pada kalender lunar-solar Alkitab, setiap bulanan (atau bulanan bulan di langit) selalu dimulai dengan sebuah Hari Bulan Baru, yang dengan sendirinya tergolong sebagai hari ibadah. Enam hari kerja mengikuti pada hari kedua sampai hari ketujuh pada bulan itu. Sabat hari ketujuh selalu jatuh pada tanggal 8, 15, 22 dan 29 setiap bulan lunar.

Alkitab sendiri mendukung bentuk susunan kalender ini. Setiap kali Sabat hari ketujuh diberikan dalam bentuk tanggal di dalam Alkitab, itu akan selalu jatuh pada tanggal 8, 15, 22 atau 29 pada bulan itu. Entah tanggal itu sendiri disebutkan atau tanggal itu hanya kontekstual dalam rincian yang lain, secara konsisten memungkinkan sesuai dengan perhitungan itu. Contohnya, kisah tentang Keluaran dari Mesir yang mengandung tanggal tertentu dan rincian selama tiga bulan berturut-turut, yang semuanya memiliki Sabat hari ketujuh jatuh pada tanggal 8, 15, 22 dan 29 untuk setiap bulan! Rincian kalender ini dikonfirmasi 40 tahun kemudian pada perayaan paskah Yosua dan lagi pada penyaliban Sang Juruselamat.

Seperti disebutkan sebelumnya, tahun bulan lebih pendek dari tahun matahari dan tanpa melabuhkan bulan lunar ke tahun matahari, musim akan mengambang sepanjang kalender. Tahun Baru yang benar berlabuh pada titik balik matahari musim semi. Dengan demikian, setiap dua sampai tiga tahun, satu bulan tambahan ketiga belas akan ditambahkan pada tahun itu. Tahun yang seperti ini disebut tahun embolismik, karena satu bulan tambahan ditambahkan untuk membawa bulanan kembali selaras dengan musim. Yehezkiel memberikan bukti Alkitabiah untuk bulan ketiga belas yang digunakan dalam tahun embolismik. (Lihat artikel: “Ezekiel's 13th Month.”)

Kalender lunar-solar Penciptaan adalah metode pengatur-waktu yang paling akurat. Indah dan tepat. Itu adalah pengatur-waktu rancangan Ilahi. Yeremia 31:35 mengacu pada Yahuwah yang memberikan "aturan" (atau hukum) pada bulan. Aturan pengatur-waktu Ilahi begitu sederhana hingga seorang gembala di lereng bukit bisa mengamatinya seakurat para ahli astronomi di observatorium menghitungnya. Bahkan menghitung sampai hari Pentakosta, yang telah lama membingungkan banyak orang karena dua spesifikasi hitungan tampak bertentangan, dapat secara akurat ditentukan hanya dengan menggunakan kalender lunar-solar.

Yahudi dan hari Sabat

pendeta Yahudi
Para sarjana Yahudi mengakui bahwa kalender yang sekarang mereka gunakan bukan kalender Alkitab.

Meskipun benar bahwa orang-orang Yahudi zaman sekarang beribadah pada hari Sabat Sabtu, ini tidak membuktikan bahwa hari Sabtu adalah Sabat yang sejati. Mereka tidak selalu menyembah pada hari Sabat Sabtu. Para Sarjana Yahudi dengan jelas menyadari bahwa metode penanggalan asli sudah berbeda dari kalender modern dan di bawah penganiayaan selama abad keempat Masehi, orang-orang Yahudi telah melepaskan kalender lunar-solar asli mereka.

Mengumumkan Hari Bulan Baru melalui pengamatan Bulan Baru, dan tahun baru saat datangnya musim semi, hanya dapat dilakukan oleh Sanhedrin. Pada masa Hillell II [abad 4 Masehi], Presiden terakhir dari Sanhedrin, orang Romawi melarang praktek ini. Oleh karena itu Hillel II terpaksa meresmikan kalender tetapnya, dampak ini membuat Sanhendrin memberikan persetujuan pada kelander itu di semua tahun-tahun berikutnya. ("The Jewish Calendar and Holidays (incl. Sabbath)": The Jewish Calendar; Changing the Calendar, www.torah.org, penekanan ditambahkan.)

Bulan baru itu tetap, dan hari Sabat awalnya, tergantung pada siklus bulan. (Universal Jewish Encyclopedia, hal. 410)

Setelah kalender lunar-solar kuno telah ditinggalkan, pengetahuan tentang Sabat yang sejati hilang dengan penerimaan kalender kafir Julian.

Sabat Lunar Hilang

kalender pra-julian
Prasasti batu dari kalender Julian mula-mula ini dengan jelas menunjukkan sebuah minggu yang terdiri dari delapan-hari. Orang-orang Israel tidak menggunakan kalender Julian untuk menemukan Sabat hari ketujuh. Mereka menggunakan kalender luni-solar asli dari masa Penciptaan.

Kalender Republik Romawi, seperti kalender Ibrani, awalnya juga adalah kalender lunar-solar. Pada tahun 45-46 SM, Julius Caesar mereformasi kalender Romawi asli dan, dengan bantuan seorang astronom Aleksandria, Sosigenes, menciptakan kalender matahari baru dengan siklus mingguan yang tidak perna berhenti yaitu: kalender Julian. Walaupun kalender Julian telah digunakan pada zaman Mesias, orang Israel tidak menggunakannya karena mingguan awal kalender Julian adalah terdiri dari delapan hari lamanya! Bangsa Israel masih menggunakan kalender lunar-solar asli mereka dan menyembah pada hari ketujuh dalam setiap minggu.

Sejak saat itu, sampai abad keempat, orang-orang Israel dan orang-orang Kristen zaman kerasulan terus menggunakan kalender Alkitab untuk menentukan hari ibadah agama mereka. Dengan meningkatnya kekuasaan orang-orang Kristen yang telah dikafirkan di Roma, hal ini menyebabkan dimulainya pertikaian ribuan tahun atas bagaimana ‘cara memperingati kematian dan kebangkitan Juruselamat’. Orang-orang Kristen di Roma ingin merayakan kebangkitan Mesias pada Paskah Easter Kafir. Sementara orang-orang Kristen kerasulan, di sisi lain, ingin memperingati kematian Yahushua pada Paskah Passover yang asli.

Titik pertentangan muncul tampak seperti tipuan sederhana: Paskah Easter melawan Paskah Passover. Namun, Isu-isu yang dipertaruhkan ini, sangat besar. Satu-satunya cara untuk menentukan kapan Paskah Passover terjadi adalah dengan menggunakan kalender luni-solar Alkitab. . .

Kalender menentukan waktu dan Konsili Nicea telah memutuskan untuk meninggalkan perhitungan kalender  Yahudi dan sebagai gantinya digunakanlah kalender kafir Julian. Hal ini secara efektif menghancurkan pengetahuan tentang Sabat yang sejati dan tempatnya diganti dengan Sabat Sabtu kafir. Para Sarjana Yahudi mengakui fakta ini juga.

Dalam sebuah penjelasan yang semangat mengenai Konsili Nicea, sarjana Yahudi Heinrich Graetz menulis:

"Pada rangkaian terakhir yang menyentak dalam Konsili Nicea  yang menghubungkan Kekristenan dengan sumber awalnya. Perayaan Paskah Easter telah diadakan sampai sekarang  dan telah dirayakan  hampir sama dengan Paskah Passover Yahudi, dan memang pada hari yang dihitung dan ditetapkan oleh Sanhendrin di Yudea untuk perayaan tersebut; tapi di masa depan pelaksanaannya telah diatur sendiri bersama-sama terlepas dari kalender Yahudi. . . . (History of the Jews, published by the Jewish Publication Society of America, 1893, Vol. II, lihat hal. 563-564.)

Konsili Nicea memberikan dampak yang luas dan sangat dalam terhadap hari sabat yang sejati. Sampai hari ini para sarjana Katolik mendasarkan otoritas Gereja Katolik pada tindakan perubahan hari Sabat ini dari hari Sabat yang sejati yang ditentukan dengan kalender lunar-solar menjadi hari Minggu pada kalender Julian yang memiliki siklus tanpa henti. Kalender Kafir Julian, melegalkan pada tempatnya, seluruh sistem agama palsu. Dengan begitu Sabat yang sejati menjadi terkubur di bawah tradisi dan asumsi ratusan tahun bahwa mingguan moderen telah bersiklus terus menerus tanpa henti sejak masa Penciptaan.

Memperbaiki Tembok Yang Tembus: Memulihkan Sabat Lunar

Yesaya pasal 58 berisi nubuatan yang indah tentang pekerjaan yang harus dilakukan oleh generasi akhir zaman. "Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni." Yesaya 58:12)

Pesan tiga malaikat dari kitab Wahyu pasal 14 mengandung panggilan untuk beribadah pada hari Sabat Alkitab yang sejati.

Ini adalah pekerjaan orang-orang yang telah berjanji setia kepada Sang Pencipta mereka dengan menyembah-Nya pada hari suci-Nya yang sejati, Sabat Alkitab yang sejati. Untuk memperbaiki lubang yang dibuat dalam hukum Yahuwah, untuk membersihkan sampah kesalahan dan tradisi, kumpulan asumsi ratusan tahun, adalah pekerjaan besar yang dilakukan oleh orang-orang dari generasi akhir. Wahyu berisi peringatan tiga-bagian, yang menyerukan kepada semua orang untuk "Takutlah akan [Yahuwah] dan muliakanlah Dia . . . dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." (Lihat Wahyu 14: 6-10).

Perihal ini adalah yang paling penting bagi semua orang yang sekarang hidup. Sabat yang sejati adalah tanda kesetiaan yang membedakan mereka yang bersedia untuk taat dengan orang-orang yang berpegang teguh pada tradisi dan asumsi. Semua orang harus mempelajari perihal Sabat lunar, fakta-fakta sejarah kalender, dan pasal-pasal yang terkait dari Alkitab. Perang Armageddon, seperti pertikaian yang lain adalah peperangan panjang antara Yahuwah dan Lusifer, yang bertempur di medan perang peribadatan.

Semua orang yang ingin menghormati Sang Pencipta mereka akan memilih untuk menyembah Dia pada hari yang telah Dia berkati dan kuduskan: hari ketujuh dalam sebuah minggu pada kalender luni-solar, hari Sabat Lunar yang sejati.


Klik di sini untuk melihat Seri Sabat Lunar Dalam Pembelaannya.

"Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya." --Amsal 18:13, KJV