Yahuwah adalah kasih. Ketika pertikaian antara kebaikan dan kejahatan mencapai akhirnya, Yahuwah akan menang karena Kasih adalah kekuatan terkuat di alam semesta. "Air yang banyak tak dapat memadamkan kasih, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk kasih, namun ia pasti akan dihina." (Kidung Agung 8: 7, KJV)
Pertikaian yang telah lama berlangsung antara Kerajaan Kasih dan kerajaan jahat telah mengungkapkan dua jenis prinsip yang berbeda. Yahuwah telah melakukan kampanye-Nya untuk memenangkan loyalitas jiwa berdasarkan prinsip kasih, kebaikan, pengampunan dan keadilan. Setan telah menggunakan prinsip kekuatan, kekejaman dan penipuan untuk memimpin banyak orang menuju kehancuran. Kadang-kadang, hal itu telah tampak seperti pertarungan yang tidak seimbang karena Yahuwah hanya dapat menggunakan cara-cara yang sesuai dengan standar Kasih-Nya.
Namun, pada akhirnya, Yahuwah menang karena KASIH adalah kekuatan yang paling kuat dari semuanya. "Kasih membangkitkan kasih. Seseorang mengasihi karena seseorang itu dikasihi."1 Berikut adalah rahasia kekuatan Kasih yang besar. Kasih dapat mengubahkan - kekuatan tidak dapat. Bahkan hati yang paling keras dapat menanggapi kebaikan kasih, sedangkan kekuatan hanya menampilkan kekerasan yang lebih besar dari hati.
Kekuatan dapat memaksa tubuh, tetapi tidak dapat mengubah pikiran. "Seorang manusia yang tunduk pada keinginannya sendiri tetap berasal dari pendapatnya."2 Hanya Kasih yang memiliki kekuatan untuk mengubah perasaan dan keyakinan, dapat mengubah musuh menjadi sahabat.
Luasnya kasih manusia diringkas dalam Alkitab dengan menyatakan: "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13, KJV)
Pertunjukan Kasih ilahi, ketika Yahuwah mengorbankan AnakNya yang tunggal, mengungkapkan Kasih yang jauh melampaui semua kasih lainnya: Yahuwah mengorbankan Anak-Nya untuk menyelamatkan musuh-musuh-Nya!
"Yahuwah begitu mengasihi dunia sehingga Ia telah memberikan". . . segalanya. Ketika dosa masuk, Yahuwah mengungkapkan kedalaman kasih yang belum pernah terlihat sebelumnya. Dia mengungkapkan sebuah kasih yang bisa mengampuni dosa dan menyelamatkan orang berdosa. Dia mengasihi dunia sehingga "Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)
Alkitab memberikan alasan mengapa Yahuwah rela mengorbankan Anak-Nya sendiri: "Sebab Yahuwah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia!" (Yohanes 3:17)
Ketika fakta ini direnungkan, ketika realitas Kasih semacam ini mulai terbenam di dalam pikiran dan pemahaman, perubahan terjadi. Hal ini tidak dapat dibantu. Ucapan syukur terbangun di dalam hati ketika seseorang menyadari bahwa Yahuwah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan, bukan untuk mengutuk!
Bersyukur adalah bagian yang sangat penting dari perasaan dikasihi. Pemberian terbesar dapat diberikan, tetapi jika pemberian itu tidak diakui sebagaimana adanya, pertunjukan kasih itu tidak akan membangkitkan rasa syukur dan tidak ada balas kasih.
Anak-anak suka memberi. Hati kecil mereka mencari cara untuk menunjukkan kasih mereka, apakah itu dengan memberikan gambar berwarna, atau segenggam bunga rumput.
Cucu termuda saya suka mengambilkan saya bunga. Tidak peduli apakah itu bunga rumput atau mawar. Jika dia melihat bunga, dia ingin mengambilnya dan memberikannya kepada seseorang yang dia kasihi. Baginya, rumput liar yang menjalar tidak berbahaya, dia mengambil-semua-yang-ada-disepanjang-jalannya yang bagi orang dewasa adalah rumput liar. Tapi bagi dia, itu adalah bunga bintang lavender cantik dan dia ingin mengambilnya dan memberikannya sebagai tanda kasihnya.
Sering kali saya membukakan dia pintu saat dia datang mengetuk, dan melihat wajahnya yang cerah dan bersinar dengan tangannya disembunyikan di balik punggungnya. Dia tersenyum ceria, "Aku punya kejutan untukmu!" Lalu dia memberikan persembahan kasihnya yang berharga.
Pada suatu kesempatan, saya membawanya ke kota dengan saya. Ketika dia melihat pajangan bunga warna-warni yang besar, dia berpaling kepada saya dengan mata memohon: "Tolong, bolehkah saya meminta uang? Saya butuh uang! Boleh?"
Karena sudah mengetahui dengan pasti apa yang dia lihat yang mendorong keinginan mendadaknya memiliki uang, saya memikirkan semua hal lain yang saya butuhkan dan berhati-hati membelanjakan uang. Namun, wajahnya yang bersemangat, pujian tanpa malu di matanya membuat saya terdiam pada kekhawatiran dan kebutuhan saya sebagai orang dewasa.
Sambil memberikan dia uang, dengan bersemangat dia berkata, "Sekarang jangan melihat! Ini adalah kejutan!"
Dalam beberapa menit dia datang dengan berjalan seperti menari.
"Ini dia! Hadiah ini untukmu! Bunga-bunga ini cantikkan?"
Saya tidak akan pernah melupakan kasih di wajahnya atau sukacita dalam suaranya saat ia menyatakan kasihnya untukku. Saya tidak membutuhkan bunga, tapi dia membutuhkan kesempatan untuk menunjukkan kasihnya dengan memberikan bunga-bunga itu.
Sebagai Bapa surgawi yang bijaksana, Yahuwah tahu bahwa semua pemberian kasih di alam semesta ini tidak akan menarik hati anak-anak-Nya jika mereka tidak mengakui karunia-Nya dan tidak merasakan rasa syukur pada pemberian-pemberian itu. Dia tidak butuh ekspresi kasih dan rasa syukur kita - tetapi Dia tahu bahwa kita perlu mengungkapkan rasa syukur itu.
Setan menuduh Yahuwah menciptakan makhluk supaya Dia bisa menerima pelayanan dari mereka dan dengan egois menikmati penghormatan dan pujian dari mereka. Sayangnya, banyak orang percaya kebohongan ini. Ini sepenuhnya melenceng. Satu-satunya cara kasih membangkitkan kasih, adalah jika kasih itu diakui. Setelah kasih diakui, ucapan syukur akan membangkitkan balas kasih.
Orang tua yang bijaksana akan mengajarkan anak-anak mereka untuk mengatakan, "Terima kasih." Semua hal yang diberikan kepada anak harus diakui dan disadari melalui ucapan syukur. Seteguk air minum sama seperti kado berbungkus cantik layak mendapatkan ucapan, "Terima kasih." Manfaat dari kebiasaan mengakui pemberian akan membangun rasa kasih dan rasa syukur dalam pikiran anak.
Saat lahir, orangtua segera mengasihi anak mereka, tetapi anak tidak selalu merasakan ikatan kasih terhadap orang tua. Terlalu sering kita membaca berita di koran yang menceritakan kisah mengerikan dari anak-anak yang menjahati dan membenci orang tua mereka yang telah tua. Penyebabnya banyak, salah satunya adalah karena anak-anak tidak menghargai pemberian orang tuanya. Mengucap syukur tidak dapat diajarkan kepada seorang anak muda hanya melalui contoh. Untuk menjadikannya sebagai bagian dari kebiasaan karakter anak, hal ini harus dijadikan sebuah keharusan.
Untuk alasan inilah Yahuwah mengharuskan kesempatan bagi umat-Nya untuk mengenali dan mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas berkat-Nya. Bapa sudah tahu apa yang ada dalam hati dan pikiran setiap orang. Dia mengenal setiap individu dengan sangat erat seolah-olah tidak ada orang lain lagi di muka bumi ini. Dia tahu pikiran dan perasaan kita. Dia tidak butuh kita untuk berdoa bagi kepentingan-Nya. Doa adalah untuk kepentingan kita sehingga kita dapat diangkat untuk memikirkan pikiran-Nya, untuk masuk ke dalam pikiran-Nya.
Doa memberikan kesempatan untuk menghentikan hari yang sibuk yang berlalu dengan cepat, dengan merenungkan berkat yang telah dianugerahkan, mengakui kegagalan, dan menikmati pengampunan. Rasa terima kasih yang dirasakan ketika berkat telah diakui menciptakan kasih dan kepercayaan dalam hati manusia - dan hal ini diperlukan.
Demikian juga, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat." (Markus 2: 27) Yahuwah tahu bahwa jika tidak ada satu hari untuk beristirahat dan beribadah yang diharuskan, maka manusia yang serakah akan terus menerus bekerja untuk keuntungan duniawi dan melupakan hal-hal yang bersifat kekal. Keharusan untuk menyelesaikan masakan sehari sebelumnya, membebaskan perempuan dari kerja keras untuk mempersiapkan jamuan bagi keluarga di atas kompor panas. Keharusan untuk tidak melakukan sebuah pekerjaan berat, memberikan kesempatan kepada seluruh keluarga, serta pelayan dan binatang, waktu untuk beristirahat dan menyegarkan diri.
Perayaan ulang tahun pernikahan bisa menjadi waktu yang berharga untuk merenung dan membaharui komitmen di masa depan. Hari Sabat adalah peringatan dari Penciptaan dunia. Meninggalkan perkerjaan harian untuk beristirahat pada hari Sabat adalah sebuah pengingat janji Sang Pencipta yang dibuat dari sejak awal - untuk memberkati dan menjaga kita, dan untuk memberikan segala sesuatu yang diperlukan agar kita dapat bertahan hidup dan bahagia.
Hari Bulan Baru setiap bulan juga adalah waktu untuk bersukacita. Berkat satu bulan terakhir yang diperingati dengan rasa syukur mendorong pembaharuan kesetiaan untuk bulan mendatang. Perayaan tahunan yang diharuskan, memberikan kesempatan khusus untuk melakukan pembaharuan, perbaikan kesetiaan dan, terutama, ucapan syukur.
Dari semua perayaan tahunan, hari raya Pondok Daun secara khusus dirancang untuk mengucap syukur. Ini adalah sebuah perayaan pengucapan syukur yang besar selama seminggu! Panen tahun ini telah dibawa dan itu adalah waktu untuk merenungkan banyak pemberian kasih yang diberikan oleh Bapa di masa lalu. Sinar matahari, hujan dan pertumbuhan tanaman mereka; perlindungan dari musuh dan kesehatan bagi keluarga mereka - semua itu membangkitkan pengakuan atas berkat khusus dari Surga.
Ketika orang-orang Israel menaklukkan Kanaan, mereka menaklukkan tanah yang sudah dihuni. Musuh mereka diusir dari depan mereka dan mereka memperoleh rumah yang telah dilabur seluruhnya, kebun-kebun anggur yang berlimpah, ladang yang kaya, air yang banyak dan semua hal-hal baik lain yang diperlukan untuk hidup sejahtera. Namun, Yahuwah tahu, bahwa hati dari manusia yang berdosa akan dengan cepat melupakan berkat-berkat yang besar itu dan mulai tidak menghargainya.
Dia ingin mereka senantiasa mengingat berkat-berkat itu agar mereka dapat mempercayai-Nya untuk terus memelihara mereka. Dia mengharuskan orang-orang Israel untuk berkumpul bersama dan berkemah dalam pondok kecil yang terbuat dari cabang-cabang dan dahan-dahan pohon. Mereka melakukan hal ini setiap tahun selama Hari Raya Pondok Daun dan bersukacita dalam pemberian surga yang kaya. Mereka harus selalu mengingat bahwa Bapa surgawi telah membebaskan mereka sebagai sebuah bangsa dari perbudakan Mesir.
Bersyukur atas kemerdekaan bangsa dan berkat sementara yang ada saat ini, akan memelihara kasih dan kepercayaan hidup dalam hati mereka. Ini akan menjadi pelindung terhadap godaan setan yang menggoda untuk jatuh ke dalam penyembahan berhala. Setan tahu bahwa jika dia bisa membuat orang Israel berbalik dari kesetiaan kepada Yahuwah dan menyembah dewa-dewa palsu, maka surga tidak bisa melindungi mereka dari musuh-musuh mereka disekitarnya yang ingin menaklukkan mereka.
Sangat menarik bahwa perayaan pertama yang diabaikan oleh bangsa Israel adalah pengucapan syukur hari raya Pondok Daun. Penyembahan yang benar kemudian berubah menjadi sekedar kegiatan belaka. Ini menjadi agama tradisi dan agama yang mengajarkan keselamatan karena perbuatan. Dengan cepat menjadi agama yang sepenuhnya menyembah berhala. Pengalaman penurunan rohani mereka seperti ini harus menjadi peringatan serius mengenai pentingnya merayakan semua perayaan-perayaan Yahuwah dengan hati yang tulus dengan penuh rasa syukur.
Yahuwah tidak lagi memerluhkan ungkapan rasa syukur orang-orang Israel melebihi ungkapan rasa syukur yang Dia butuhkan dari anda. Namun, Dia tahu bahwa, seperti orang Israel, anda memerlukan kesempatan untuk mengingat berkat-Nya, menyadari dan mengakui karunia-Nya dengan ucapan syukur dan membuat hati anda semakin lapang dengan merespon kasih.
Ketika seseorang dikasihi dan diterima dengan kasih yang tidak perna mati dan tanpa syarat, selubungnya akan runtuh. Hati yang tidak bisa ditolong akan merespon karena Kasih membangkitkan kasih!
Tanggapan alami dari hati yang merasa dikasihi adalah menunjukkan kasih kembali melalui tindakan. Orang yang sudah pernah merasakan kasih ilahi, rindu untuk menyatakan kasih kembali sebagai balasannya. Hal ini akan secara alami membuat orang mematuhi Bapa di dunia. Sekali hati-pemberontak telah dilunakkan dengan kasih, dia akan menemukan sukacita yang besar dalam memelihara hukum Kasih ilahi.
Yahushua sendiri telah menetapkan ujian sesungguhnya yang akan membuktikan apakah seseorang mengasihi-Nya: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."3 Ketaatan kepada semua perintah Yahuwah adalah respon alami dari hati yang dipenuhi dengan kasih kepada Sang Pemberi Hukum.
Ini bukan legalisme. Setan dengan sangat cepat menaikkan tuduhan legalisme ketika seseorang mencoba untuk memelihara hukum ilahi. Sayangnya, banyak orang yang taat karena takut pada akibatnya - atau karena mereka percaya bahwa mereka dapat "berusaha untuk mencapai surga" melalui ketaatan. Kita tidak selalu dapat langsung membedakan antara orang yang taat karena hanya "berusaha untuk mencapai surga" dengan orang yang taat karena kasih. Ketaatan dapat terlihat sama bahkan ketika dilakukan dengan motivasi yang berlawanan.
Namun, Yahuwah tahu. "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Yahuwah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Yahuwah melihat hati."4 Jika ketaatan muncul hanya sebagai sarana untuk "mendapatkan" surga, orang tersebut tidak akan selamat.
Yahushua menjelaskan:
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Yahushua, Yahushua! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Yahushua, Yahushua, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Lihat Matius 7: 21-23).
Jadi bisa saja seseorang mengatur semua tindakannya, mengikuti setiap perintah yang ada dan masih tetap tidak selamat. Perbedaannya adalah motivasi untuk bertindak. Apakah perintah-perintah-Nya ditaati karena kasih? Atau karena keinginan untuk "mendapatkan" surga?
Yahushua mengatakan bahwa mereka yang telah melakukan "banyak mujizat" seperti ini adalah bukan kandidat untuk surga karena satu alasan sederhana: Dia tidak mengenal mereka. Kata "mengenal" dalam Alkitab memiliki arti yang jauh lebih dalam dari arti yang ada dalam bahasa moderen. "Kemudian Adam mengenal Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain. . . . " (Kejadian 4: 1, KJV) Ini lebih dari sekedar pengetahuan-di kepala. Ini adalah mengenal dengan intim, sama seperti dengan kekasih.
Karena mengenal Yahuwah adalah berarti mengasihi Dia, ketaatan adalah respon alami dari hati yang mengasihi. Hanya dengan cara ini, pelayanan dan ketaatan karena kasih diterima.
Anehnya, ketika kasih menjadi motivasi untuk hidup taat, "melakukan hukum" bahkan tidak terihat seperti dilakukan. Kasih tidak menyimpan kartu skor, yang mengharapkan sesuatu sebagai imbalan untuk pelayanan yang sudah dilakukan. Yahushua dengan indah menggambarkan hal ini dalam pelajaran yang Dia berikan mengenai akhir dunia:
Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: . . . [Yahushua], bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25: 31-40, NKJV)
Untuk mengenal Bapa dan Anak dengan intim, dan agar dapat dikenali oleh Mereka, seseorang harus meluangkan waktu dengan Mereka. Jika anda belum memiliki hubungan dengan Mereka seperti yang anda inginkan, luangkan waktu dalam hubungan dengan Mereka, seperti yang anda lakukan dengan persahabatan yang lain. Baca mengenai Mereka di dalam firman-Nya; pelajari penyataan kasih Mereka di alam sekitar.
Jika anda merasa secara emosional jauh dan tidak mengasihi Bapa dan Anak dengan segenap hati, pikiran dan jiwa, hal ini dapat diubah. Secara sadar buatlah pilihan untuk memikirkan banyaknya berkat yang ada dalam hidup anda, banyaknya cara yang Mereka telah gunakan untuk menunjukkan kasih-Nya kepada anda. Kapan anda dalam kehidupan anda mendapatkan perlindungan secara khusus? Dapatkah anda mengingat kesempatan ketika anda telah menerima pertolongan yang ajaib? Renungkan hal-hal ini. Biarkan itu tetap segar dalam ingatan anda.
Pastikan untuk memperhatikan banyak hal-hal kecil yang datang di dalam hidup anda setiap hari. Biarkan hati anda ditarik kepada Sang Pencipta anda melalui doa. Saat anda melangkah di luar rumah anda, berterima kasihlah kepada-Nya untuk cuaca yang menyenangkan. . . atau untuk payung yang melindungi anda dari hujan. Ketika melipat tumpukan cucian, berterima kasihlah kepada-Nya untuk kemampuan memelihara pakaian keluarga anda. Ketika sibuk disekitar tugas harian anda, berterima kasihlah kepada-Nya untuk kekuatan melakukan apa yang perlu dilakukan.
Melalui kehidupan, kesehatan, kebenaran, melalui kasih, teman-teman, melalui apa pun yang membawa sukacita, kepuasan dan kedamaian, Sang Pemberi-anugerah terbesar dapat diakui dan kepada-Nya diucapkan terima kasih. Ini juga adalah obat yang sempurna untuk menyembuhkan kesepian dan depresi.
Sukacita yang akan anda alami di surga akan sebanding dengan kasih dan kepercayaan yang anda telah pelajari untuk diberikan kepada Yahuwah di bumi. Sepanjang masa di dalam keabadian yang tak berujung, orang-orang yang ditebus akan menemukan sukacita terbesar mereka dalam mengasihi dan dikasihi oleh Pencipta mereka. "Kekasih . . . [Yahuwah] akan diam pada-Nya dengan tenteram! . . . [Yahuwah] akan melindungi dia setiap waktu." (Ulangan 33:12)
Di sana, pikiran abadi akan merenungkan dengan kesenangan yang tidak perna berhenti keajaiban daya cipta, dari misteri penebusan kasih. Tidak ada kejahatan, atau tipuan musuh yang menggoda yang tidak akan sepenuhnya dilupakan . . . [Yahuwah]. Setiap pembelajaran akan dikembangkan, setiap kemampuan akan ditingkatkan. Perolehan pengetahuan tidak akan melelahkan pikiran atau menguras energi. Di sana, perusahaan termegah dapat dimajukan, cita-cita tertinggi dapat diraih, ambisi tertinggi dipenuhi; dan masih akan ada muncul ketinggian baru untuk diatasi, keajaiban baru untuk dikagumi, kebenaran baru untuk dipahami, objek-objek segar yang akan mengeluarkan kekuatan pikiran dan jiwa dan tubuh.
. . . Dan tahun-tahun keabadian, yang terus bergulir, akan menunjukkan penyingkapan yang lebih kaya dan lebih mulia dari. . . [Bapa dan Anak]. Sebagaimana pengetahuan terus bertambah, demikian pula kasih, hormat, dan kebahagiaan akan terus meningkat.5
Sebuah keabadian dengan sukacita yang terus meningkat, kepuasan, pekerjaan yang menarik dan kasih yang abadi sedang menanti anda karena Yahuwah adalah kasih.
"Dengarlah Suara Kekasihku"
Dengarlah suara dari kekasihku
Lembut memanggil pada akhir
hari.
"Ayo, kasihku! Ayo datanglah
dan temuilah Aku.
Bangkit, ayo bangkitlah, dan
datanglah kemari."
Kegelapan musim dingin akan
segera berakhir
Dan hujan hampir selesai.
Bunga-bunga mekar dan pohon-pohon
bertunas.
Waktu untuk menyanyi telah
dimulai.
Saya telah menanti melalui
bayang-bayang
Menanti Tuanku memanggil
saya.
Sekarang pada permulaan pagi
abadi.
Dalam terang-Nya, Saya
melihat wajah-Nya.
Sekarang pada permulaan pagi
abadi,
akhirnya Wajah-Nya saya
lihat.
Bila kamu melihat pohon ara bertunas
kamu tahu musim panas telah
tiba.
Ketika kamu mendengar
kata-kata yang Aku katakan
kamu tahu kedatangan-Ku
sudah dekat.
Dengarkanlah terus
kekasihku,
Karena kedatangan-Ku sudah
sangat dekat.
- Kasih Kekal | Bagian 1: Kasih Yahuwah bagi Manusia
- Kasih Kekal | Bagian 2:
Kasih Yahushua bagi Manusia
1 Paulo Coelho, penekanan ditambahkan.
2 Samuel Butler (1612-1680), Hudibras., Part iii. Canto iii., Line 547.
3 Lihat Yohanes 14:15, Nestle-Aland Greek New Testament, edisi keempat.
4 Lihat 1 Samuel 16:7.
5 E. G. White, Great Controversy, hal. 677.