|
Artikel ini bukan buatan WLC. Saat menggunakan sumber dari penulis luar, kami hanya mempublikasikan konten yang 100% selaras dengan Alkitab dan selaras dengan keyakinan Alkitabiah WLC pada saat ini. Jadi artikel semacam ini bisa dianggap seolah-olah bersumber langsung dari WLC. Kami sangat diberkati oleh pelayanan banyak hamba-hamba Yahuwah. Tetapi kami tidak menyarankan anggota kami untuk mengeksplorasi karya lain dari para penulis ini. Karya lain yang mengandung kesalahan tidak akan kami publikasikan. Sayangnya, kami belum menemukan pelayanan yang bebas dari kesalahan. Jika Anda dikejutkan oleh beberapa konten terbitan yang bukan buatan WLC [baik artikel maupun episode radio], ingatlah kitab Amsal 4:18. Pemahaman kita tentang kebenaran-Nya akan berkembang, seiring bertambah banyaknya terang yang dicurahkan di jalan kita. Kita harus menghargai kebenaran lebih dari hidup itu sendiri, dan mencarinya di mana pun itu dapat ditemukan. |

Kitab Kisah Para Rasul memberikan wawasan yang sangat penting mengenai apa yang dipercayai dan diajarkan oleh orang-orang Kristen abad pertama. Dalam bagian ini, kita akan menelaah beberapa bagian dari pasal 17 untuk mengetahui apa yang Paulus ajarkan kepada penduduk Tesalonika tentang Yahuwah. Secara lebih khusus, kita akan melihat apakah para rasul mengajarkan doktrin Trinitas atau keilahian Kristus, yang sering diklaim sebagai fondasi iman Kristen.
Di wilayah yang kini dikenal sebagai Yunani, Tesalonika merupakan ibu kota salah satu dari empat distrik di Makedonia. Paulus mengunjungi kota pelabuhan ini dalam perjalanan misinya yang kedua.¹ Sesuai dengan kebiasaan Paulus, ia pergi ke rumah ibadat untuk menyampaikan pesan yang telah diterimanya:
Kisah Para Rasul 17:2–3 Menurut kebiasaan Paulus, ia masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia berbicara dengan mereka tentang apa yang tertulis dalam Kitab Suci, dengan menerangkan dan menunjukkan bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, serta berkata, “Mesias itu ialah Yahushua, yang kuberitakan kepada kamu.”
Paulus menggunakan firman Yahuwah untuk membuktikan bahwa Yahushua adalah Mesias yang dinyatakan dalam Kitab Suci, dan bahwa merupakan rencana Yahuwah bagi Mesias untuk menderita dan dibangkitkan dari antara orang mati
|
Perhatikan bahwa sumber pengajaran Paulus yang berotoritas adalah dari Kitab Suci. Kemudian, dalam pasal yang sama, Lukas menggolongkan pesan Paulus kepada orang Tesalonika sebagai firman Yahuwah.² Apakah isi pesan yang Paulus sampaikan dari Kitab Suci itu? Apakah bahwa Yahushua adalah manusia-ilahi? Ataukah bahwa Kristus adalah pribadi kedua dari Trinitas? Atau mungkin bahwa Yahushua telah ada sebelumnya di surga sebagai Firman? Semua pernyataan ini merupakan unsur penting dalam ortodoksi masa kini. Namun, Paulus tidak dicatat mengajarkan poin-poin doktrinal krusial tersebut kepada orang Tesalonika. Sebaliknya, teks menyatakan bahwa Paulus menggunakan firman Yahuwah untuk membuktikan bahwa Yahushua adalah Mesias yang dinyatakan dalam Kitab Suci, dan bahwa merupakan rencana Yahuwah bagi Mesias untuk menderita dan dibangkitkan dari antara orang mati.
Bagaimanakah tanggapan orang Tesalonika terhadap pesan Paulus? Beberapa orang Yahudi, bersama dengan sejumlah besar orang Yunani yang takut akan Yahuwah serta beberapa perempuan terkemuka, diyakinkan oleh mantan orang Farisi itu bahwa Yahushua adalah Mesias.³ Sebaliknya, ada pula orang-orang Yahudi lain yang menjadi cemburu dan menolak Paulus, rekan-rekannya, serta pesan mereka:
Kisah Para Rasul 17:5–9 Tetapi orang-orang Yahudi itu menjadi cemburu; mereka menghasut beberapa orang jahat dari pasar dan dengan mereka membentuk gerombolan, lalu membuat huru-hara di kota itu. Mereka menyerang rumah Yason dan berusaha membawa Paulus dan Silas ke hadapan rakyat. Tetapi ketika mereka tidak menemukannya, mereka menyeret Yason dan beberapa saudara ke hadapan pembesar-pembesar kota sambil berteriak, “Orang-orang ini telah mengacaukan seluruh dunia dan sekarang mereka ada di sini juga, dan Yason menyambut mereka. Mereka semua bertindak melawan ketetapan Kaisar, sebab mereka mengatakan bahwa ada raja lain, yaitu Yahushua.” Mereka menggelisahkan orang banyak dan pembesar-pembesar kota yang mendengar hal itu. Tetapi setelah pembesar-pembesar kota itu mendapat jaminan dari Yason dan yang lain-lain, mereka dilepaskan.
Pesan apakah yang dianggap begitu menyinggung oleh orang-orang Yahudi sehingga mendorong mereka melakukan kekerasan terhadap para percaya? Bahwa orang Nazaret itu adalah Yahuwah? Tidak. Sebaliknya, pesan yang menyinggung itu adalah bahwa Yahushua yang disalibkan adalah raja yang dijanjikan.
Keharusan Penderitaan Kristus
Keharusan penderitaan Kristus merupakan bagian yang sangat penting dalam pengajaran Yahushua. Sebagai contoh, ketika Petrus menerima pewahyuan dari Yahuwah Bapa bahwa Yahushua memang Mesias dari Yahuwah, Yahushua memperingatkan murid-muridnya bahwa penderitaan, kematian, dan kebangkitannya tidak dapat dielakkan:
Lalu dia bertanya kepada mereka, “Tetapi menurut kamu, siapakah aku ini?” Petrus menjawab, “Kristus dari Yahuwah.” (Lukas 18:20)
|
Lukas 9:18–22 Pada suatu kali ketika ia sedang berdoa seorang diri, datanglah murid-muridnya kepadanya. Lalu ia bertanya kepada mereka, “Menurut orang banyak, siapakah aku ini?” Jawab mereka, “Yohanes Pembaptis; tetapi yang lain mengatakan: Elia; dan yang lain lagi mengatakan bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.” Lalu ia bertanya kepada mereka, “Tetapi menurut kamu, siapakah aku ini?” Petrus menjawab, “Kristus dari Yahuwah.” Lalu dia melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun, sambil berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”
Ketika Yahushua dibangkitkan dari antara orang mati, ia menampakkan diri kepada dua orang dalam perjalanan ke Emaus. Teks menyatakan bahwa Yahushua “membuka pikiran mereka untuk mengerti Kitab Suci.” Apakah yang perlu mereka pahami? Bahwa Mesias itu sebenarnya adalah Yahuwah Yang Mahakuasa? Tidak. Sebaliknya, Yahuwah telah menetapkan bahwa manusia yang diurapi-Nya yang akan menjadi raja itu, harus menderita:
Lukas 24:25–27 Lalu ia berkata kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaannya?” Lalu ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Penderitaan Yahushua merupakan batu sandungan bagi orang-orang Yahudi. Meskipun hal itu telah dinyatakan dalam Kitab Suci,⁴ mereka sulit mempercayainya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika hal yang membuat mereka tersandung—bahwa penderitaan Mesias merupakan bagian integral dari rencana Yahuwah—harus dijelaskan oleh Yahushua dan oleh para rasul. Sebagai contoh, Petrus mengajarkan:
Kisah Para Rasul 3:17–21 “Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian Yahuwah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Yahuwah mendatangkan waktu kelegaan dari hadirat-Nya, dan mengutus Yahushua yang dari semula ditetapkan bagimu sebagai Mesias. Kristus itu harus tinggal di surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Yahuwah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus sejak dahulu.”
Kitab Suci tidak pernah mencatat adanya reaksi orang-orang Yahudi terhadap suatu pewahyuan yang seharusnya paling mengejutkan yang dapat dibayangkan, yaitu bahwa satu Tuhan dalam Kitab Suci sebenarnya adalah tiga pribadi yang setara dan berbagi satu hakikat keilahian.
|
Paulus juga merasa perlu menjelaskan kepada orang-orang Yahudi di Tesalonika bahwa Mesias harus menderita. Jika Paulus mengajarkan Trinitas atau keilahian Kristus kepada orang-orang Yahudi yang sangat monoteistik, hal itu akan menimbulkan reaksi yang jauh lebih besar daripada pengajaran tentang penderitaan Mesias. Namun, yang dicatat Kitab Suci adalah bahwa batu sandungan bagi orang Tesalonika ialah bahwa Mesias menderita dan dibangkitkan. Kitab Suci tidak pernah mencatat adanya reaksi orang-orang Yahudi terhadap suatu pewahyuan yang seharusnya paling mengejutkan yang dapat dibayangkan, yaitu bahwa satu Tuhan dalam Kitab Suci sebenarnya adalah tiga pribadi yang setara dan berbagi satu hakikat keilahian.
Patrick Navas, dalam bukunya Divine Truth or Human Tradition, menekankan kebenaran ini dengan pengamatan kritis berikut:
Para pelajar yang berpikir harus bertanya kepada dirinya sendiri: Jika orang-orang Yahudi dalam gereja mula-mula begitu sulit melepaskan Hukum Taurat, bukankah akan jauh lebih sulit lagi untuk mengubah pandangan mereka tentang Yahuwah? Lima belas pasal dalam Perjanjian Baru dikhususkan untuk mengubah cara pandang orang Yahudi tentang Hukum Taurat. Dan jika diperlukan usaha sebesar itu untuk menangani masalah Taurat, tidakkah seharusnya kita menemukan setidaknya satu atau dua pasal yang menjelaskan perubahan cara pandang tentang Yahuwah mulai saat itu? Namun tidak satu ayat pun yang menyarankan agar orang Yahudi mengubah pandangannya tentang Yahuwah… Tidak ada satu ayat pun yang menggambarkan [Trinitas], menjelaskannya, atau mendefinisikannya. Dan tidak ada satu ayat pun yang memerintahkan kita untuk mempercayainya.⁵
Seandainya Paulus mengajarkan bahwa Yahuwah adalah suatu keberadaan mistis yang terdiri dari tiga-pribadi, atau bahwa Yahushua adalah Yahuwah, hal itu akan menjadi penghalang besar bagi penerimaan Injil, sama seperti yang terjadi hingga hari ini. Namun, seperti dicatat oleh Navas, Kitab Suci tidak pernah mencatat adanya penentangan semacam itu.
Surat-surat Paulus kepada Jemaat Tesalonika
Sebagian orang mungkin bertanya: karena kitab Kisah Para Rasul tidak mencatat adanya pengajaran Trinitas oleh Paulus ketika ia berada di Tesalonika, mungkinkah pengajaran itu terdapat dalam surat-suratnya kepada jemaat tersebut? Namun, penelaahan terhadap kedua surat itu justru memperlihatkan ketiadaan yang mencolok dari doktrin-doktrin tersebut. Alih-alih Trinitas atau keilahian Kristus, Paulus dengan jelas membedakan antara Yahuwah, yang adalah Bapa, dan Yahushua, yang adalah Tuan dan Kristus. Hal ini muncul setidaknya delapan kali dalam surat pertamanya.⁶ Sebagai contoh:
1 Tesalonika 1:9–10 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kamu menyambut kami dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Yahuwah untuk melayani Tuhan yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yahushua, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Paulus menggambarkan Yahuwah sebagai Tuhan yang hidup dan benar. Yahushua bukanlah Tuhan yang benar itu, melainkan Anak yang dibangkitkan oleh Tuhan yang benar dari antara orang mati.
|
Di sini Paulus menggambarkan Yahuwah sebagai Tuhan yang hidup dan benar. Yahushua bukanlah Tuhan yang benar itu, melainkan Anak yang dibangkitkan oleh Tuhan yang benar dari antara orang mati. Lebih lanjut, pada lebih dari satu kesempatan Paulus menulis bahwa Yahuwah adalah Bapa, sedangkan Yahushua adalah Tuan. Berikut dua di antaranya:
1 Tesalonika 1:1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang Tesalonika di dalam Yahuwah Bapa dan Tuan Yahushua Kristus: kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.
1 Tesalonika 3:11 Semoga Yahuwah dan Bapa kita sendiri dan Yahushua, Tuan kita, membukakan jalan bagi kami untuk datang kepadamu.
Hal yang sama juga kita temukan dalam surat kedua Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Tujuh kali rasul itu menekankan pembedaan antara Yahuwah sebagai Bapa dan Yahushua sebagai Tuan atau Kristus,⁷ kedudukan yang menurut Kisah Para Rasul 2:36 telah dianugerahkan kepadanya oleh Yahuwah.
2 Tesalonika 1:1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang Tesalonika di dalam Yahuwah, Bapa kita, dan Tuan Yahushua Kristus.
2 Tesalonika 2:16–17 Dan semoga Yahushua Kristus, Tuan kita, dan Yahuwah, Bapa kita, yang telah mengasihi kita dan yang dalam kasih karunia-Nya telah memberikan penghiburan abadi dan pengharapan yang baik kepada kita, menghibur dan menguatkan hatimu dalam segala pekerjaan dan perkataan yang baik.
Baik dalam kitab Kisah Para Rasul maupun dalam surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika, Yahushua tidak pernah digambarkan sebagai Yahuwah atau sebagai suatu keberadaan tiga-pribadi..
|
Baik dalam kitab Kisah Para Rasul maupun dalam surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika, Yahushua tidak pernah digambarkan sebagai Yahuwah atau sebagai suatu keberadaan tiga-pribadi. Jika doktrin Trinitas dan keilahian Kristus merupakan doktrin fundamental—sedemikian rupa sehingga seseorang tidak dapat diselamatkan tanpa mempercayainya—mengapa Paulus tidak memberitakannya di Tesalonika atau di kota-kota lain yang ia kunjungi dalam perjalanan misinya? Jawabannya sederhana: karena doktrin tersebut belum dikembangkan pada saat itu. Catatan sejarah dari pertengahan abad kedua menunjukkan bahwa pemikiran Platonis (melalui tokoh-tokoh seperti Yustinus Martir dan yang lainnya) mulai memengaruhi dan mengubah teologi gereja.
Pewahyuan yang membuat orang-orang Yahudi di Tesalonika tersandung adalah bahwa raja yang telah lama mereka nantikan harus menderita sebelum ditinggikan oleh Yahuwah, bukan bahwa Yahushua itu sendiri adalah Yahuwah. Gereja abad pertama mengajarkan bahwa Yahushua adalah seorang manusia dari Nazaret yang merendahkan dirinya dan menaati kehendak Tuhannya, bahkan sampai menderita dan mati. Namun, Yahuwah membangkitkan hamba-Nya itu dari antara orang mati, dan mereka yang percaya kepada kebenaran ini serta mengikuti Yahushua sebagai Kristus dan Tuan akan dibangkitkan pula kepada hidup yang baru.
¹ Paulus dan rekan-rekannya kemungkinan kembali ke Tesalonika pada perjalanan misi ketiga mereka ketika mereka melintasi wilayah-wilayah Makedonia. Kisah Para Rasul 20:1–5.
² Kisah Para Rasul 17:13.
³ Kisah Para Rasul 17:4.
⁴ Yesaya 53.
⁵ Patrick Navas, Divine Truth or Human Tradition (Indiana: AuthorHouse, 2011), hlm. 72. Catatan: Dalam bagian ini, Navas sedang mengutip penulis lain.
⁶ 1 Tesalonika 1:1; 1:3; 1:9–10; 3:11; 3:13; 4:14; 5:9; 5:23.
⁷ 2 Tesalonika 1:1; 1:2; 1:8; 1:12; 2:13–14; 2:16; 3:5.
Ini adalah artikel non-WLC. Sumber: http://thegodofjesus.com/blog/did-god-give-himself-or-his-only-son
Kami telah mengganti gelar dan nama dalam bahasa Inggris bagi Bapa dan Anak dengan istilah yang digunakan oleh para rasul. Dalam kutipan-kutipan Kitab Suci yang disajikan, kami telah memulihkan nama-nama asli sebagaimana digunakan oleh para penulis yang diilhami. Namun demikian, kami mengakui perkembangan historis yang menyebabkan nama Yahushua diterjemahkan menjadi “Yesus.” Selain itu, kami juga mengakui bahwa istilah bahasa Indonesia “Tuhan” secara umum telah digunakan sebagai padanan bagi istilah Ibrani Eloah atau Elohim. —Tim WLC






