Sabat hari ke-tujuh, sebagai bagian dari hukum Ilahi, adalah mengikat semua orang sepanjang waktu. Dari semua perintah yang ada, tidak ada hukum lain yang telah dilanggar dengan begitu sering dan dengan begitu berani selain dari perintah keempat ini.
Orang-orang Kristen yang tidak akan mau menyembah berhala, bersumpah, berbohong, mencuri, membunuh atau berzinah, tidak ragu-ragu melanggar perintah Sabat. Setan telah menipu banyak orang untuk percaya bahwa hari Sabat adalah "hanya untuk orang-orang Yahudi" dan bahwa itu entah bagaimana "telah dipaku di atas kayu salib". Setelah menyingkirkan Sabat hari ketujuh, sebagian besar ibadah dunia Kristen dilakukan pada hari Minggu untuk "menghormati hari di mana Yesus dibangkitkan dari antara orang mati" penalaran tersebut bertentangan dengan Kitab Suci yang mengajarkan bahwa Elohim "adalah sama, baik kemarin, hari ini, dan sampai selamanya". (Ibrani 13: 8). Sang Pemberi-hukum Ilahi menyatakan: "Aku Yahuwah, tidak berubah". (Lihat Maleakhi 3: 6). Selain itu, Alkitab mengajarkan bahwa tidak peduli seberapa baiknya seseorang memelihara hukum, namun jika dia melanggar satu saja dari padanya, maka dia bersalah melanggar seluruh hukum itu!
"Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab Ia yang mengatakan: "Jangan berzinah", Ia mengatakan juga: "Jangan membunuh". Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga". (Yakobus 2:10, 11).
Orang yang menuruti seluruh hukum itu, tetapi tidak menguduskan hari Sabat, masih melanggar hukum!
Yahuwah menginginkan agar semua orang memelihara hukum-Nya, bukan hanya orang-orang Yahudi. Hari Sabat adalah bagian dari hukum abadi yang telah ada lebih dari 2.000 tahun sebelum bangsa Israel ada! Hari Sabat ditetapkan pada masa Penciptaan, bukan di zaman Keluaran. Hari Sabat ini adalah sebuah peringatan Penciptaan karena penetapannya di bumi terkait dengan penyelesaian minggu Penciptaan.
"Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Elohim pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Elohim memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu". (Kejadian 2: 1-3).
Setelah ditetapkan pada masa Penciptaan, hari Sabat tidak pernah "dipaku di atas salib" dan tidak pernah menjadi "milik" eksklusif dari orang-orang Yahudi. Setelah air bah, dunia dengan cepat tenggelam kembali ke dalam kemurtadan dan penyembahan berhala. Hanya beberapa orang yang tetap setia pada prinsip-prinsip Surgawi. Yahuwah memilih Abram menjadi nenek moyang dari kaum yang dari padanya Mesias akan dilahirkan.
"Berfirmanlah Yahuwah kepada Abram: " . . . Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. . . . dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat". (Kejadian 12: 1-3).
Bangsa Israel, sebagai keturunan Abraham, dihormati di atas semua bangsa lain di bumi, yang telah memberontak melawan Surga. Mereka telah dipercayakan dengan hukum ilahi sebagai penjaga-keamanannya. Selama bertahun-tahun perbudakan di Mesir, sebagian besar orang Israel telah kehilangan hari Sabat. Musa mengajarkan kepada orang Israel bahwa menjaga hukum ilahi adalah prasyarat untuk pembebasan mereka. Untuk alasan inilah maka Firaun menuduh Musa dan Harun mempengaruhi budak itu untuk berhenti bekerja.
"Tetapi raja Mesir berkata kepada mereka: "Musa dan Harun, mengapakah kamu bawa-bawa bangsa ini melalaikan pekerjaannya? . . . Lagi kata Firaun: "Lihat, sekarang telah terlalu banyak bangsamu di negeri ini, masakan kamu hendak membuat mereka beristirahat dari kerja paksanya!" (Keluaran 5: 4, 5, KJV).
Kata "beristirahat" (Shavath, # 7673) memiliki akar etimologis yang erat dengan "Sabat" (Shabbath, # 7676). Hari Sabat tidak dinyatakan sebagai sebuah tuntutan nanti pada masa Keluaran. Hari Sabat pada masa ini ditetapkan kembali sebagai tuntutan hukum Ilahi yang terus-menerus mengikat.
"Berfirmanlah Yahuwah kepada Musa: "Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Yahuwah, yang menguduskan kamu. Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu. . . . Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi Yahuwah. . . . Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurun, menjadi perjanjian kekal. Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enam hari lamanya Yahuwah menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat". (Keluaran 31: 12-17).
Yahuwah mengatur posisi bangsa mereka pada lokasi geografis yang penting agar mereka bisa mengajar semua bangsa di sekeliling mereka mengenai tuntutan hukum Ilahi yang mengikat. Sayangnya, mereka dengan iri menahan hukum Ilahi yang seharusnya diajarkan kepada orang lain. Pendapat, bahwa hukum Yahuwah adalah milik eksklusif orang-orang Yahudi, berasal dari orang Israel sendiri. Sampai hari ini, orang-orang Yahudi bangga menjadi "anak-anak Abraham" dan "berhak menerima janji itu". Paulus menolak alasan tersebut. Dia menyatakan:
Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham . . . bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Yahuwah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar. . . . Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Elohim yang satu itu adalah Elohim dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, ‘barangsiapa yang berseru kepada nama Yahuwah, akan diselamatkan’. (Lihat Roma 9: 6-8, 10:12, 13.)
Orang-orang Israel keturunan ini yang tidak berpegang pada hukum Ilahi akan terhilang bersama dengan semua orang yang menolak hukum Ilahi. Semua orang yang memelihara hukum dikenali sebagai anak-anak Abraham dan mewarisi janji kehidupan kekal.
Sebab kamu semua adalah anak-anak Yahuwah karena iman di dalam Yahushua Yang Diurapi. . . . Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Yahushua Yang Diurapi. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Yahuwah. (Lihat Galatia 3:26, 28-29).
Sabat hari ke-tujuh, seperti semua hukum Ilahi, adalah terus-menerus mengikat pada manusia. Ini akan menjadi sebuah hari ibadah untuk selamanya.
"Dan akan terjadi bahwa dari satu bulan baru sampai bulan baru berikutnya, dan dari satu hari Sabat sampai hari Sabat berikutnya, seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman Yahuwah". (Yesaya 66:23)
Bulan Baru yang dirujuk di sini menandakan bahwa kalender yang akan digunakan untuk menghitung Sabat hari ketujuh: adalah kalender luni-solar yang telah ditetapkan pada masa penciptaan. Generasi terakhir akan menghormati Yahuwah dengan menyembah-Nya pada hari Sabat-Nya sementara seluruh dunia memilih dan memberlakukan hari ibadah yang lain. Kitab Wahyu mengungkapkan bahwa pertikaian terakhir yang datang pada akhir dunia akan melibatkan sistem ibadah palsu bersama dengan hari ibadah palsu, yang dipaksakan oleh kekuasaan negara.
"Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu . . . [dan binatang lain] menjalankan seluruh kuasa binatang yang pertama itu di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama . . . Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi . . Dan kepadanya diberikan kuasa . . . sehingga semua orang, yang tidak menyembahpatung binatang itu, dibunuh". (Wahyu 13: 4, 12, 14-15).
Meskipun berbahaya, generasi akhir berdiri teguh mempertahankan hukum Yahuwah, dan menyembah Dia pada hari Sabat yang benar.
"Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni". Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus Yahuwah "hari yang mulia". (Yesaya 58: 12, 13).
Mereka yang kembali untuk menyembah Sang Pencipta pada hari Sabat-Nya yang kudus, dan memulihkan penggunaan kalender luni-solar-Nya ketika seluruh dunia menyatakan hari Sabat telah disingkirkan, akan sangat dihormati di Surga. Alkitab menyatakan:
Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Yahuwah dan iman kepada Yahushua. (Lihat Wahyu 14:12).
Hari Sabat akan dipelihara oleh semua umat Yahuwah yang
setia, untuk selamanya. Hari Sabat selamanya akan tetap menjadi tanda kesetiaan
mereka kepada Sang Pencipta dan Sang Penebus mereka. Pilihlah sekarang siapa yanganda akan layani dan sembahlah Dia
yang menciptakan langit dan bumi, laut dan segala isinya.