Penolakan Terang Ilahi oleh Gereja Advent Hari Ketujuh: Fenomena Berulang yang Memeteraikan Nasibnya (Bagian 3 dari 3)
Sejarah gereja ini menunjukkan adanya penolakan terang ilahi secara berulang dan terang-terangan selama masa perkembangan awalnya, yang menyebabkan gereja ini berhenti menerima terang yang baru. |
Cara Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memperlakukan Dr. Desmond Ford dengan jelas menunjukkan penolakannya terhadap setiap pengajaran yang meruntuhkan teori-teori kesayangan dan tradisi buatan manusia. Kecintaan mereka pada tradisi melebihi kecintaan mereka pada kebenaran.
Siapakah Dr. Desmond Ford?
Ia adalah seorang teolog berpengaruh dan mantan pendeta Gereja Advent yang menjadi tokoh sentral dalam salah satu kontroversi teologis paling signifikan dalam sejarah Advent. Cara Gereja Advent memperlakukannya, khususnya terkait dengan pertemuan Glacier View tahun 1980 beserta dampaknya, digambarkan oleh para sarjana dan sebagian kalangan dalam gereja sendiri sebagai perlakuan yang sama sekali tidak adil atau keras.
Dr. Ford menantang doktrin Advent mengenai Pengadilan Penyelidikan (Investigative Judgment), yaitu keyakinan bahwa Kristus memulai suatu fase pengadilan khusus di bait suci surgawi pada tahun 1844. Ia berargumen bahwa dasar alkitabiah dari ajaran ini (terutama yang bertumpu pada Daniel 8:14 dan nubuat “2300 petang dan pagi”) sangat lemah secara eksegesis dan tidak sehat secara teologis. Selain menolak Pengadilan Penyelidikan, ia juga menegakkan kebenaran oleh iman dan kepenuhan pendamaian Kristus di salib, sehingga mempertanyakan perlunya adanya fase penyelidikan tambahan yang dimulai pada tahun 1844.
Pertemuan/Inkuisisi Glacier View 1980
Gereja Advent mengumpulkan 120 teolog dan administrator di pertemuan Glacier View Colorado, untuk menelaah dokumen setebal 991 halaman karya Ford, Daniel 8:14, the Day of Atonement, and the Investigative Judgment. Banyak peserta yang sepakat bahwa Ford mengangkat isu-isu akademis yang sah; sebagian bahkan mengakui bahwa doktrin terkait perlu direvisi. Namun, kepemimpinan—khususnya Presiden Konferens Umum, Neal C. Wilson—bertekad untuk mempertahankan doktrin tradisional. Sekali lagi, gereja beserta kepemimpinannya memilih tradisi daripada ajaran doktrinal yang sehat, yang sebenarnya sedang dicurahkan Bapa Yahuwah melalui pelayanan Dr. Ford.
Penanganan yang Salah terhadap Dr. Ford di Pertemuan Glacier View
Beberapa peserta kemudian menyatakan bahwa pimpinan gereja sudah memutuskan untuk mendisiplinkan Ford bahkan sebelum pertemuan dimulai, sehingga ia tidak diberi kesempatan membela posisinya dalam diskusi utama.
Lebih buruk lagi, hanya dua bulan setelah pertemuan Glacier View, kredensial kependetaan Dr. Ford dicabut dan ia diberhentikan dari pengajarannya di Kampus Pacific Union, tempat ia sebelumnya dihormati sebagai profesor teologi. Kepemimpinan Gereja Advent tidak pernah berusaha melakukan proses rekonsiliasi dengan Dr. Ford.
Konsekuensi dari Konflik Ini
Kontroversi seputar Dr. Ford menyebabkan ribuan anggota Advent meninggalkan gereja, termasuk para pendeta dan guru-guru. Beberapa perkiraan menyebutkan sekitar 180 pendeta mengundurkan diri akibat penolakan terhadap ajaran Dr. Ford dan penanganan gereja yang tidak dilakukan secara kristiani terhadap seluruh perkara ini. Banyak sejarawan dan teolog Advent, bahkan yang tidak sependapat dengan teologi Ford, mengakui bahwa proses ini tidak didasarkan pada keadilan, integritas akademis, maupun kepedulian pastoral.
Istri Dr. Ford, Gillian Ford, menerbitkan sebuah buku berjudul Desmond Ford: Reformist Theologian, Gospel Revivalist yang merinci beban emosional dan profesional akibat perlakuan ini terhadap keluarga mereka. Bagaimana perlakuan semacam ini selaras dengan klaim sebuah gereja yang menyebut dirinya sebagai umat sisa Yahushua?
Kepemimpinan gereja memilih memperlakukan Dr. Ford sebagai ancaman bagi eksistensinya, daripada terlibat dalam dialog akademis, karena takut ketahuan menolak suatu terang ilahi. Dengan tindakan demikian, mereka mencerminkan pernyataan terkenal dari Kayafas, Imam Besar, ketika ia berkata: “Kamu tidak sadar, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” (Yohanes 11:50). Bagi pimpinan gereja, mempertahankan tampilan depan bangunan gereja dan institusinya yang besar jauh lebih penting daripada melibatkan diri dalam dialog teologis yang, jika diterima, dapat mengguncang dasar keberadaannya. Lagi pula, gereja ini lahir dari pemahaman yang keliru tentang Daniel 8:14. Dengan demikian, menerima pengajaran Ford berarti meniadakan seluruh dasar keberadaan gereja serta menantang secara mematikan ajaran dan klaim Ellen White.
Akibatnya, pimpinan gereja tidak hanya menolak memberikan proses yang adil bagi Dr. Ford, tetapi juga melakukan pembunuhan karakter dengan melabelinya sebagai ancaman keberlangsungan gereja Advent yang harus ditekan. Bayangkan, seorang sarjana yang mendedikasikan hidupnya untuk inti pekabaran Injil tentang kebenaran oleh iman justru dicap sebagai “ancaman.” Pimpinan Gereja Advent memutuskan menjadikan Dr. Ford sebagai contoh, untuk menekan—sekali untuk selamanya—setiap potensi pembangkangan di masa depan.
Menyedihkan, ketika masih bekerja untuk Gereja Advent, tidak ada satu pun pemimpin yang membela Dr. Ford. Namun, Pendeta William Johnsson, setelah pensiun, mantan editor majalah Adventist Review, menulis pengakuan berikut: “Desmond Ford benar dalam banyak hal. Gereja berutang permintaan maaf kepadanya.”
WLC dan Dr. Desmond Ford
Kami sangat berutang pada komitmen teguh Dr. Ford terhadap keyakinannya. Ia membayar harga tertinggi untuk pendiriannya: kehilangan pekerjaan, pembunuhan karakter, serta tekanan besar yang berdampak pada dirinya dan keluarganya ketika berhadapan sendirian dengan tangan besi kepemimpinan dari sebuah organisasi yang amat kaya. Ia sebenarnya bisa saja berkompromi dengan pimpinan gereja demi melindungi pekerjaannya sebagai profesor teologi yang sangat dicari dan menjamin pensiunnya. Namun, kesetiaannya kepada kebenaran melampaui segala pertimbangan materi. Dengan demikian, ia telah menempatkan teladan yang layak bagi kita semua.
Dr. Ford menolak pandangan bahwa penafsiran Alkitab versi Ellen White berotoritas ilahi. Walaupun dia sangat menghormati Ellen White, dia mengganggap peran White dalam gereja hanya sebatas pendeta saja.
Dr. Ford adalah seorang penganut Trinitas yang tegas. Kami percaya bahwa dia begitu terbenam dalam pertempuran teologis yang dihadapinya sehingga tidak memiliki ruang untuk menelaah pokok tentang keilahian. Sekali lagi, kami dengan tegas percaya bahwa selama kita masih hidup di dunia yang fana ini, kita tidak akan menemukan suatu platform [termasuk WLC] yang 100% bebas dari kesalahan. Ujian yang paling penting bagi kita semua adalah tidak menolak kesempatan untuk meninjau kembali keyakinan kita ketika sinar terang ilahi yang baru dicurahkan di jalan kita.
Kami telah menyingkirkan ajaran “sakral” Gereja Advent tentang Pengadilan Penyelidikan dengan penuh ketegasan, terutama karena karya Dr. Ford. Tidak ada seorang pun yang membantu kami menghargai Pekabaran Injil tentang Kebenaran oleh Iman sebesar Dr. Ford. Kami akan selamanya berterima kasih kepadanya.
Di WLC, kami akan terus menerbitkan banyak tulisannya yang sejalan dengan pemahaman kami akan kebenaran, khususnya pada topik yang indah dan paling penting, yaitu Kebenaran oleh Iman. [Klik di sini untuk mendengarkan salah satu khotbah favorit kami tentang hal ini, disampaikan oleh Dr. Desmond Ford menjelang akhir hidupnya.] Ia memang dilarang berkhotbah di mimbar Advent, tetapi Gereja Universitas Loma Linda yang berpengaruh mengundangnya, dan di sana ia menyampaikan khotbah klasik ini.