Argumen Mengapa Kaisar Nero sebagai Binatang dalam Kitab Wahyu
Artikel ini bukan buatan WLC. Saat menggunakan sumber dari penulis luar, kami hanya mempublikasikan konten yang 100% selaras dengan Alkitab dan selaras dengan keyakinan Alkitabiah WLC pada saat ini. Jadi artikel semacam ini bisa dianggap seolah-olah bersumber langsung dari WLC. Kami sangat diberkati oleh pelayanan banyak hamba-hamba Yahuwah. Tetapi kami tidak menyarankan anggota kami untuk mengeksplorasi karya lain dari para penulis ini. Karya lain yang mengandung kesalahan tidak akan kami publikasikan. Sayangnya, kami belum menemukan pelayanan yang bebas dari kesalahan. Jika Anda dikejutkan oleh beberapa konten terbitan yang bukan buatan WLC [baik artikel maupun episode radio], ingatlah kitab Amsal 4:18. Pemahaman kita tentang kebenaran-Nya akan berkembang, seiring bertambah banyaknya terang yang dicurahkan di jalan kita. Kita harus menghargai kebenaran lebih dari hidup itu sendiri, dan mencarinya di mana pun itu dapat ditemukan. |
Binatang yang disebutkan dalam Kitab Wahyu telah mendapat banyak perhatian dari orang-orang Kristen. Terdapat begitu banyak spekulasi mengenai identitas dari makhluk jahat ini yang berperang melawan Yahuwah dan umat kudus-Nya. Kebanyakan orang Kristen hanya menganggap bahwa siapapun Binatang itu, dia adalah seseorang atau entitas/badan di masa depan yang akan berkuasa di bumi selama 7 tahun sebelum kedatangan Kristus kembali, dan binatang itu akan menaruh bilangan 666 di dahi dan tangan mereka serta siapapun yang tidak memiliki tanda 666 tersebut akan dilarang untuk membeli atau menjual. Juga diasumsikan bahwa "Anti-Kristus" dan Binatang itu adalah dua gelar untuk badan/entitas yang sama. Di sepanjang sejarah gereja, beberapa kandidat telah dinyatakan sebagai Binatang/Anti-Kristus tersebut, mulai dari Adolf Hitler, Paus, Ronald Reagan, bahkan Barack Obama!
Tapi bagaimana jika prasangka di balik semua spekulasi ini salah? Bagaimana jika Binatang itu sama sekali bukan sosok masa depan yang belum datang? Bagaimana jika dia adalah binatang abad pertama yang sudah datang dan telah pergi? Dalam artikel ini, saya menyatakan bahwa Binatang yang dijelaskan dalam kitab Wahyu adalah kaisar Romawi abad pertama yaitu Kaisar Nero. Saya akan menjelaskan tiga kunci penafsiran yang membuat saya berpikir bahwa dari sejak awal kitab Wahyu memang menggambarkan sosok abad pertama. Kemudian saya akan memberikan bukti yang secara khusus menunjuk kepada Kaisar Nero sebagai pribadi yang sesuai dengan deskripsi/gambaran dari Binatang tersebut.
Kunci Penafsiran #1: "Hal-Hal yang Akan SEGERA Terjadi"
Bukti pertama yang menunjuk kepada sosok abad pertama, Binatang dalam kitab Wahyu, ditemukan dalam ayat pertama dari kitab Wahyu. Kitab ini dibuka dengan kata-kata ini; “Inilah wahyu Yahushua Kristus, yang dikaruniakan Yahuwah kepadanya, supaya ditunjukkannya kepada hamba-hambanya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikatnya yang diutusnya, dia telah menyatakannya kepada hambanya Yohanes.” (Wahyu 1:1, penekanan saya). Yohanes mengatakan bahwa Yahushua mengungkapkan kepadanya hal-hal yang harus SEGERA terjadi.
Seperti yang ditulis Keith Mathison dari Ligonier Ministries, “…kitab itu sendiri menunjukkan kapan setidaknya sebagian besar nubuatannya akan terpenuhi. Baik di pasal pertama maupun terakhir, Yohanes memberi tahu pembaca abad pertamanya bahwa hal-hal yang diungkapkan dalam kitab ini “harus segera terjadi” (1:1; 22:6) dan bahwa “waktunya sudah dekat” (1:3; 22:10). Pernyataan-pernyataan ini adalah ungkapan yang bersifat umum, jadi pernyataan-pernyataan ini tidak menuntut setiap peristiwa yang dinubuatkan dalam kitab ini harus terpenuhi pada abad pertama, tapi ungkapan umum tersebut memberi kita ide “umum” bagaimana kita harus memahami kitab itu. Sebagian besar nubuatan Yohanes menyangkut sesuatu yang berada di ambang pintu di zamannya sendiri.”5
Sangat tidak masuk akal untuk berpikir bahwa Yohanes membayangkan bahwa sebagian besar isi suratnya ini menubuatkan peristiwa-peristiwa yang tidak akan terjadi dalam ribuan tahun ke depan, tetapi sebaliknya dia memberitahu pembacanya bahwa peristiwa-peristiwa tersebut akan terjadi “segera,” “cepat,” dan “sebentar lagi.” Bagaimana mungkin seseorang membayangkan waktu 2000+ tahun adalah “segera” masuk akal? Membaca teks apa adanya menunjukkan bahwa Yohanes mengharapkan hal-hal yang dia nubuatkan untuk terjadi dalam waktu singkat. Dalam ayat 3, Yohanes kembali mengulangi kedekatan peristiwa-peristiwa tersebut dengan mengatakan, “Berbahagialah dia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”
Hal ini menjadi lebih mungkin ketika Anda melihat pernyataan lain yang dibuat sang rasul dalam salah satu suratnya; “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir” (1 Yohanes 2:18). Yohanes mengatakan dia dan pembacanya hidup di “saat-saat terakhir.” Pembacanya telah mendengar bahwa “antikristus akan datang,” dan dia mengatakan bahwa bahkan sekarang, banyak anti-Kristus telah datang, begitulah cara mereka tahu bahwa saat itu adalah waktu yang terakhir. Bahasa “saat-saat terakhir” menunjukkan bahwa Yohanes berpikir akhir dari hal tersebut sudah dekat, bukan saat ribuan tahun di masa depan.6 Selain itu, jika seseorang percaya bahwa “Anti-Kristus” dan Binatang dalam kitab Wahyu itu adalah sama, maka perkatan tentang kedekatan ini yang terhubung dengan pernyataan Yohanes mengenai kedatangan Anti-Kristus akan lebih meyakini bahwa Binatang dalam kitab Wahyu tersebut adalah seorang sosok yang hidup pada abad pertama.
Ketika Yohanes mengatakan, “Kita berada di saat yang terakhir,” Dan bahwa: “Yahushua mengungkapkan hal-hal yang harus segera terjadi kepada saya,” dan “waktunya sudah dekat,” kemudian nubuatan-nubuatannya belum akan dipenuhi dalam kurun ribuan tahun, saya merasa ini sangat tidak masuk akal.
Kunci Penafsiran #2: “Hitunglah bilangan binatang Itu.”
Sebagai tambahan, kita memiliki fakta bahwa Yohanes memberitahu pembacanya untuk menghitung angka binatang tersebut. Dia berkata, “Hitunglah bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah 666.” (Wahyu 13:18). Seperti yang dikatakan Hank Hanegraaff dalam bukunya The Apocalypse Code; “Jelas, ketidakcukupan kebijaksanaan dan wawasan yang akan memungkinkan para audiens abad pertama untuk menghitung angka binatang abad kedua puluh satu. Akan sangat kejam dan menyesatkan dan juga berbahaya bagi Yohanes untuk menyarankan orang-orang Kristen abad pertama bahwa mereka dapat mengidentifikasi binatang itu jika itu adalah individu atau institusi dari abad kedua puluh satu.”1 Selain itu, apa maksud Yohanes ketika dia berkata “hitunglah bilangan binatang itu”? Dan bahkan bagaimana cara menghitungnya?
“Hitunglah bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah 666.” (Wahyu 13:18).
|
Dalam buku The Apocalypse Code, Hanegraaff berkata, “Selanjutnya, tidak seperti hari ini, mengubah nama menjadi angka (gematria) merupakan praktek umum di zaman kuno. Sebagai contoh, dalam Lives of the Twelve Caesars, sejarawan Romawi Suetonius mengidentifikasi Nero dengan sebutan numerik yang sama dengan perbuatan jahat. Kesamaan numerik (isomorfisme) ini terangkum dalam frasa: “Hitunglah bilangan numerik dari huruf-huruf dalam nama Nero, dan dalam kata: ‘membunuh ibunya,’ dan Anda akan menemukan jumlah keduanya sama.” Dalam bahasa Yunani, bilangan numerik huruf-huruf dalam nama Nero (Yunani: Nevrwn, transliterasi Inggris: Neron) berjumlah 1,005, seperti juga jumlah angka dalam frasa ‘membunuh ibunya’. Kriptogram numerik kuno ini mencerminkan tersebar luasnya pengetahuan luas bahwa Nero telah membunuh ibunya. “2
Jauh lebih masuk akal untuk menyarankan bahwa sang rasul menasehati pembacanya untuk menerapkan Gematria pada bilangan Binatang itu untuk mengetahui namanya. Karena Gematria telah jarang dipraktikkan pada zaman sekarang, maka tampaknya tidak mungkin bahwa Yohanes berbicara kepada audiens abad ke-21 atau ke-22. Tentu saja, kutipan di atas menentang Nero sebagai Binatang itu karena, seperti yang dikatakan Hanegraaff, nama Nero jika dihitung akan menjadi 1,005. Saya akan kembali ke topik ini nanti.
Kunci Penafsiran #3: “Jangan Meteraikan Perkataan-perkataan Nubuat Ini!”
Dalam kitab Daniel 12, setelah menerima nubuatan, seorang malaikat berkata kepada Daniel, “Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah.” (ayat 4). Sebaliknya, dalam Wahyu 22:10, malaikat berkata kepada Yohanes, "Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.”
Jadi, kita mendapati sesuatu yang berlawanan di sini. Dalam kasus yang pertama, sang malaikat memerintahkan untuk memeteraikan perkataan-perkataan kitab itu. Dalam kasus yang terakhir, sang malaikat berkata untuk tidak memeteraikan perkataan-perkataan kitab itu. Mengapa? Dalam bukunya End Times Bible Prophesy: It’s Not What They Told You, Brian Godawa berkata “…. ketika sebuah nubuatan tidak akan terjadi dalam kurun ribuan tahun, malaikat berkata untuk ‘meteraikan kitab itu’ (Dan 12:4); tetapi ketika sebuah nubuatan akan terjadi dalam waktu dekat selama masa hidup sang nabi, dia berkata, ‘Jangan meteraikan kitab itu’ (Wahyu 22:10). Jika Wahyu Yohanes baru akan terjadi ribuan tahun kemudian di masa moderen kita, maka sang malaikat akan memerintahkan untuk memeteraikan kitab itu, tetapi bukan itu yang dikatakan malaikat itu.”9
Bukti yang secara spesifik menunjuk pada Nero
Sekarang setelah kita menentukan bahwa Binatang dalam kitab Wahyu adalah sesuatu atau seseorang di abad pertama, saya akan menunjukkan bagaimana bukti sejarah menunjuk secara khusus kepada Kaisar Nero sebagai binatang itu, yang berasal dari abad pertama.
*Ketujuh Kepala dari Binatang itu
Terlepas dari posisi eskatologis mereka, sebagian besar teolog yang tulisannya telah saya baca mengenai Binatang dalam kitab Wahyu, setuju bahwa Binatang itu mewakili lebih dari satu hal. Kadang-kadang, binatang ini menjadi lambang dari seorang pria, namun di lain kesempatan dia menjadi lambang dari sebuah kerajaan.
Di beberapa pasal, terdapat satu Binatang yang memiliki tujuh kepala, yang secara kolektif dianggap sebagai tujuh raja. Dalam Wahyu 13:1 Yohanes mencatat bahwa dia “melihat seekor binatang naik dari dalam laut, dan dia mempunyai sepuluh tanduk dan tujuh kepala”. Wahyu 17:10 secara eksplisit mencatat bahwa tujuh kepala mewakili “tujuh raja.” Jadi, Binatang itu secara generik digambarkan sebagai sebuah kerajaan.
Tetapi dalam konteks yang sama, Binatang itu dikatakan sebagai sesosok individu, sebagai salah satu kepala, sebagai bagian tertentu dari monster itu. Yohanes mendesak pembacanya dengan berkata “Hitunglah bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia” (Wahyu. 13:18). Dalam Wahyu 17:11, sang malaikat berkata kepada Yohanes, “Binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, dia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu.” Ciri ini diakui oleh sebagian besar komentator dari berbagai bidang penafsiran, termasuk oleh mereka yang beraliran dispensasionalis.
Kitab Wahyu pasal 17 memberikan penglihatan tentang Binatang berkepala-tujuh. Ayat 9 dan 10 memberi tahu kita bagaimana ciri binatang ini: “Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk, ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja.” (KJV)
Yang penting untuk diperhatikan dari kedua ayat ini adalah rujukan kepada 7 gunung. Kebanyakan dari para cendekiawan kitab Perjanjian Baru setuju bahwa rujukan kepada tujuh gunung merujuk pada Roma. Mengapa? Karena pada zaman kuno, Roma terkenal sebagai "Kota yang berdiri di atas tujuh gunung". Pada zaman sekarang, itu sama seperti ketika orang-orang memberi gelar kepada kota New York sebagai "kota yang tidak pernah tidur". Dr. Kenneth L Gentry menulis, "Penerima surat Wahyu pada awalnya ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah pemerintahan Roma, yang secara luas dikenal dengan tujuh gunungnya. Para penerima surat ini, yang tinggal di masa tujuh gereja yang bersejarah di Asia Kecil dan berada di bawah pemerintahan kekaisaran Romawi, sudah pasti memahami penglihatan Yohanes hanya dengan ciri geografis ini".3
*Raja Keenam
"Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk, ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja." - Wahyu 17:9–10
Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!" (Yohanes 19:15). Mereka menganggap Kaisar yang memerintah saat itu sebagai raja mereka.
|
Di sini, Yohanes mengatakan bahwa ketujuh kepala tidak hanya mewakili tujuh gunung tempat wanita itu duduk (yaitu, Roma), tetapi ketujuh kepala Binatang itu juga mewakili tujuh raja. Yohanes mengatakan bahwa lima telah jatuh (yaitu, meninggal), satu masih ada, dan masih ada satu lagi yang akan datang. Dan Yohanes mengatakan bahwa raja ini, yang belum datang, tidak akan memerintah untuk waktu yang sangat lama. Sekarang, siapakah raja-raja ini?
Dengan segera, beberapa dari para penganut paham futuris menolak raja-raja ini sebagai Kaisar Romawi karena antara kaisar dan raja bukanlah hal yang sama, sama seperti presiden dan perdana menteri yang adalah berbeda. Namun masalah yang nyata dari penolakan ini disebabkan karena pola fikir yang gagal memahami pola pikir Yahudi kuno. Ya, dalam arti yang paling teknis, seorang kaisar bukanlah raja. Namun, begitulah cara orang Yahudi memandang kaisar mereka. Ingat dalam Injil Yohanes di mana Pilatus membawa Yahushua di hadapan banyak orang dan meminta mereka memilih apakah Yahushua yang akan dibebaskan kepada mereka atau Barabas (Yohanes 19)? Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!" (Yohanes 19:15). Mereka menganggap Kaisar yang memerintah saat itu sebagai raja mereka. Dan pada faktanya, "raja" hanyalah istilah umum yang mereka gunakan untuk siapa saja yang memerintah atas mereka. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika Yohanes menggunakan istilah ini untuk Kaisar Romawi.
Suetonius telah menulis bahwa Nero adalah raja keenam Roma. Jadi Julius, Augustus, Tiberius, Gaius, dan Claudius adalah lima sebelumnya. Dan untuk dengan tepat memenuhi kata-kata Yohanes di zamannya, Kaisar setelah Nero adalah Galba, yang memerintah hanya tujuh bulan. Dengan kata lain, "seketika saja," seperti yang dikatakan Yohanes.12
Kenneth Gentry menulis, "Tentu bukan kebetulan bahwa Nero adalah kaisar keenam Roma. Flavius Josephus, rekan Yohanes yang adalah orang Yahudi, dengan jelas menunjukkan bahwa Julius Caesar adalah kaisar pertama Roma dan bahwa dia menyusul dia secara berturut-turut disusul oleh Augustus, Tiberius, [Caligula], Claudius, dan, keenam, Nero (Antiquities, buku jilid 18 dan 19). Kemudian dalam waktu yang tidak terlalu lama, hal ini dikonfirmasi dalam tulisan-tulisan sejarawan Romawi: Suetonius, dalam buku: Lives of the Twelve Caesars dan dalam buku: Dio Cassius, Roman History."4
*666: Bilangan Namanya
Ingat, sebelumnya dalam tulisan ini, saya mengatakan bahwa gematria adalah praktik umum di zaman kuno. Orang-orang memberikan nilai numerik kepada huruf-huruf alfabet. Salah satu keberatan terhadap Nero sebagai kaisar adalah ketika Anda menerapkan gematria pada namanya, hasilnya adalah 1.005, bukan 666. Jadi jika nama Nero dihitung menjadi 1.005, bagaimana dia bisa menjadi binatang yang dibicarakan di dalam kitab Wahyu?
Jawabannya adalah pada pola yang digunakan Yohanes. Walaupun Yohanes menulis dalam bahasa Yunani, tapi dia berpikir dalam bahasa Ibrani. Ya, nama Nero menjadi 1.005 dalam bahasa Yunani! Tapi hasilnya akan berbeda jika Anda menghitung transliterasi Ibrani dari namanya, Nrwn Qsr. Jika Anda menerapkan gematria pada transliterasi Ibrani dari namanya, hasilnya tepat 666! Apakah kebetulan? Silahkan anda nilai sendiri.
Tapi bagaimana dengan tandanya? Memang, Nero tidak secara khusus memeliki sepasukan tentara Romawi yang berkeliling dengan membawah penanda dan menuliskan angka 666 di tangan dan dahi orang-orang. Tidak ada sejarawan kuno yang mencatat Nero melakukan ini. Ah, itu karena Anda mengartikan tanda binatang terlalu harfiah. Saya percaya tanda binatang itu adalah simbolis. Saya mengatakan ini bukan tanpa alasan yang kuat. Anti-Kristus memiliki tanda, tetapi yang sering diabaikan adalah bahwa Yahushua Kristus juga memiliki tanda sendiri yang dia tuliskan/letakkan sendiri pada umat-Nya. Wahyu 14:1 mengatakan, “dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis namanya dan nama Bapanya.” (penekanan saya berikan sendiri). Tidak ada orang yang saya kenal yang berpikir bahwa ketika kita semua pergi ke Surga, kita akan menemui Yahushua berdiri di pintu gerbang mutiara, dan menulis namanya dan nama Bapa dalam gematria di tangan dan dahi kita. Yahuwah tidak akan memberikan kepada orang-orang tato atau chip komputer saat memasuki kerajaan-Nya. Jadi, mengapa berpikir bahwa tanda binatang lebih harfiah daripada tanda sang Anak Domba itu?
Seperti yang dicatat Brian Godawa dalam bukunya End Times Bible Prophesy: It’s Not What They Told You, pemeteraian adalah metafora rohani dari kepemilikan. Misalnya, Paulus berbicara tentang mereka yang di meteraikan dengan Roh Kudus dalam Efesus 1:13. Kitab Wahyu membandingkan dan membedakan mereka yang dimiliki oleh Binatang itu dengan mereka yang dirangkul oleh Yahuwah.5
Saya percaya Yohanes merujuk pada kultus/sekte kekaisaran Romawi, di mana warga Romawi diwajibkan menyembah Kaisar dan mempersembahkan korban kepadanya. Seperti yang dijelaskan N.T Wright, “Bukti yang tersedia sekarang, termasuk dari epigrafi dan arkeologi, tampaknya menunjukkan bahwa kultus Kaisar, jauh sebelum menjadi sebuah agama baru di antara banyak agama di dunia Romawi, bukan hanya telah menjadi sekte dominan di sebagian besar wilayah kekaisaran di jaman Paulus melaksanakan tugas misionarisnya, khususnya di daerah-daerah dimana Paulus aktif beraktivitas, tetapi juga merupakan sarana (dibandingkan dengan kehadiran militer dalam skala besar) untuk orang Romawi mengatur kendali dan memerintah wilayah kekuasaan mereka yang begitu luas. Keberadaan kaisar yang jauh dibuat hadir di mana-mana melalui sarana-sarana baku seperti arca dan koin (yang terakhir menjadi media massa utama di dunia kuno), mencerminkan gambarnya di seluruh wilayah kekuasaannya; dia adalah penderma besar atas keadilan dan kedamaian, dan penguasa atas banyak hal lainnya, tampak tercurah pada populasi yang bersyukur/berterimakasih — yang pada akhirnya menyembah, menghormati, dan membayar pajak kepadanya."15
Ada sedikit kelonggaran bagi orang-orang Yahudi. Nero tidak mengharuskan mereka mempersembahkan korban kepadanya selama mereka mempersembahkan korban atas namanya. Sebuah kompromi mengakomodasi kitab suci yang melarang orang-orang Yahudi berpartisipasi dalam kegiatan semacam itu (Keluaran 20:2-3). Namun, orang-orang Kristen bahkan tidak akan menerima kompromi tersebut. Akibatnya, mereka secara sosial dan ekonomi menjadi sengsara. Dengan kata lain, mereka tidak dapat membeli atau menjual apa pun.
Nero memiliki kultus kekaisaran di mana dia mengharuskan orang-orang untuk menyembahnya. Dia menginstruksikan orang-orang untuk mempersembahkan korban untuknya atau setidaknya atas namanya. Orang-orang Kristen tidak akan melakukan ini, sehingga mereka tidak diizinkan membeli atau menjual apa pun, dan hal itu merugikan mereka secara sosial dan ekonomi. Tanda binatang bukanlah tato atau chip komputer; tanda itu berarti persekutuan dengan binatang itu. Mereka yang menyembah binatang itu menjadi milik binatang itu (yaitu, memiliki tandanya, Wahyu 16:2). Mereka yang menyembah Yahuwah Yang Esa memiliki tanda Anak Domba (Wahyu 14:1).
*Perang Dengan Orang-Orang Kudus
Alkitab mengatakan bahwa Binatang dalam kitab Wahyu diberi kekuasaan untuk berperang melawan umat kudus Yahuwah dan mengalahkan mereka (Wahyu 13:7).
Bukan rahasia lagi bahwa pada tahun 64, Nero melancarkan penganiayaan mengerikan terhadap Gereja. Tacitus menulis, “Oleh karena itu, untuk menghentikan rumor [bahwa dia telah membuat Roma menjadi membara], dia [Kaisar Nero] menuduh bersalah dan menghukum dengan penyiksaan paling menakutkan, orang-orang yang umumnya disebut Kristen, yang [umumnya] dibenci karena kejahatan mereka. Christus, pendiri dari kelompok itu, dihukum mati sebagai penjahat oleh Pontius Pilatus, gubernur Yudea, pada masa pemerintahan Tiberius. Tahyul yang merusak terus berlangsung – hanya dipendam sementara, yang kemudian meletus lagi, tidak hanya di Yudea – di mana keonaran itu berasal, tetapi juga di sepanjang kota Roma juga, ke mana semua yang mengerikan dan memalukan mengalir dari segala penjuru, yang merupakan wadah bersama, dan tempat dimana hal-hal tersebut diberanikan untuk dilakukan. Sesuai itu, pertama-tama, mereka yang mengaku sebagai orang Kristen akan ditangkap; selanjutnya, berdasarkan informasi mereka, sejumlah besar orang akan dihukum, dengan tuduhan membakar kota atau "membenci umat manusia." (Annals, buku 15)
Tacitus melanjutkan dengan berkata, “Dalam kematian mereka sendiri mereka dijadikan objek olahraga: karena mereka ditutupi dengan kulit binatang buas, dan digigit hingga mati oleh anjing, atau dipaku di salib, atau dibakar, dan ketika hari mulai gelap, dibakar untuk difungsikan sebagai lampu malam. Nero memberikan para pemain tamannya untuk pertunjukan besar dan memamerkan permainan Circensian, berbaur tanpa pandang bulu dengan kerumunan orang banyak yang berpakaian pengemudi kereta atau sekedar berdiri di keretanya. Karena alasan ini, rasa iba muncul terhadap para penderita, meskipun bersalah dan pantas mendapatkan hukuman mati, karena mereka tampaknya tidak dibunuh demi kebaikan publik, tetapi menjadi korban kekejaman satu orang.”
Sejarawan gereja J. L. von Mosheim menulis tentang penganiayaan Nero: "Dari jajaran para kaisar, dimana gereja melihat kebelakang pada penganiayaannya yang mengerikan, berdirilah Nero sebagai yang terkemuka, seorang pangeran yang perilakunya terhadap orang Kristen tidak dapat dimaafkan, keji tidak ada duanya dan tidak manusiawi. Penganiayaan mengerikan yang terjadi atas perintah tiran ini dimulai di Roma sekitar pertengahan November, pada tahun 64.... Penganiayaan mengerikan ini berakhir dengan kematian Nero. Seperti yang diketahui, kerajaan tetap dikuasai oleh monster kejam ini hingga tahun 68, ketika dia mengakhiri hidupnya sendiri."8
*Sejarawan Non-Kristen Mencatat Kekejaman Ekstrem yang dilakukan Nero
Sejarawan Romawi Tacitus (A.D. 56–117) berbicara tentang "sifat kejam" Nero yang "membunuh begitu banyak orang tak berdosa." Pliny the Elder (A.D. 23–79) menggambarkan Nero sebagai "pembinasa umat manusia" dan "racun dunia." Satiris Romawi Juvenal (A.D. 60–140) berbicara tentang "Nero sang tirani kejam dan berdarah." Di tempat lain, dia menyebut Nero "tiran kejam."
Apollonius dari Tyana menulis, "Dalam petualangan saya, yang lebih luas dari siapapun, saya telah melihat begitu banyak binatang buas dari Arab dan India; tetapi binatang ini, yang biasa disebut Tirani, saya tidak tahu berapa banyak kepala yang dimilikinya, atau apakah dia bercakar bengkok dan bersenjatakan taring yang mengerikan.... Dan dari semua binatang buas yang pernah ada, Anda tidak dapat mengatakan bahwa mereka pernah dikenang memakan ibu mereka sendiri, tetapi Nero telah memuaskan dirinya dengan cara ini."
*Binatang yang Bangkit Dari Kematian
Siapa atau apa wanita ini? Saya menyatakan kepada Anda bahwa pelacur yang menunggangi Binatang itu adalah Israel yang murtad. Pikirkanlah. Wanita ini "mabuk dengan darah umat kudus Yahuwah, yaitu darah dari orang-orang yang bersaksi tentang Yahushua."
|
Sejauh ini, Nero adalah kandidat yang cukup baik untuk menjadi Binatang yang diidentifikasi dalam Kitab Wahyu. Ketika saya mulai mempelajari eskatologi, ada satu hal yang selalu mengganggu saya tentang gagasan Nero menjadi Binatang dalam kitab Wahyu. Bukankah Alkitab mengatakan bahwa Binatang itu akan menerima luka yang parah dan kemudian kembali dari kematian (Wahyu 13:3)? Tidak ada catatan tentang Nero mati dan hidup kembali. Bagaimana kita memahami deskripsi Binatang yang mengalami luka yang parah dan kemudian sembuh?
Nero adalah kepala Binatang (Kekaisaran Romawi) yang mendapatkan luka parah. Orang-orang pada waktu itu berpikir bahwa Kekaisaran Romawi sudah hancur karena Nero telah meninggal. Setelah Nero mati, terjadi perang saudara yang kemudian menghidupkan kembali binatang (Kekaisaran Romawi). Ya, kekaisaran Roma hidup setelah kematian Nero.9
Bonus: Siapa Wanita yang Menunggangi Binatang dalam kitab Wahyu 17?
Siapa atau apa wanita ini? Saya menyatakan kepada Anda bahwa pelacur yang menunggangi Binatang itu adalah Israel yang murtad. Pikirkanlah. Wanita ini "mabuk dengan darah umat kudus Yahuwah, yaitu darah dari orang-orang yang bersaksi tentang Yahushua." Kitab Kisah Para Rasul mencatat penganiayaan terhadap orang Kristen awal oleh orang Yahudi yang tidak percaya kepada Yahushua (mis., Kisah Para Rasul 6-8). Selain itu, rujukan kepada wanita yang "berpakaian ungu dan merah, dan berkilauan dengan emas, batu permata, dan mutiara" mengacu pada baju efod yang dipakai oleh mereka dalam aturan imamat. Selain itu, bangsa Israel secara historis dikenal "melacurkan" dirinya kepada dewa-dewa berhala (lihat, mis., Yeremia 2:20–24; 3:2–3; Yehezkiel 23:9–20). Kitab Hosea menceritakan tentang bagaimana Israel terus melakukan perzinahan rohani melawan Yahuwah. Selain itu, dalam buku The Apocalypse Code, Hank Hanegraaf mencatat banyak gambaran yang sama dalam kitab Yehezkiel pasal 16 dan kitab Wahyu pasal 17. Dalam ayat-ayat dari kedua kitab ini, “sang pelacur melakukan perzinahan dengan raja-raja bumi; berpakaian megah; berhiaskan kilauan emas dan permata berharga; dan dia mabuk oleh darah orang-orang benar.”
Kesimpulan
Binatang dalam kitab Wahyu adalah Kaisar Nero.
CATATAN:
1: Lihat buku karya Hank Hanegraaff, “The Apocalypse Code” (Nashville, W Publishing Group, 2007)
2: s.d.a.
3: Kenneth L Gentry, from the online article “The Beast Of Revelation Identified”, published September 2008, https://www.truthaccordingtoscripture.com/documents/eschatology/beast.php#.W6JN2s5KiUk
4: Kenneth L Gentry, from the online article “The Beast Of Revelation Identified”, published September 2008, https://www.truthaccordingtoscripture.com/documents/eschatology/beast.php#.W6JN2s5KiUk
5: Godawa, Brian. End Times Bible Prophecy: It’s Not What They Told You (p. 116). Embedded Pictures Publishing. Kindle Edition.
6: N.T. Wright, “Paul’s Gospel and Caesar’s Empire,” in Ed. Richard A. Horsley, Paul and Politics: Ekklesia, Israel, Imperium (Penn., Trinity Press, 2000), 161.
7: Flavius Josephus, The Wars of the Jews, 2.409-410 (2.17.2).
8: (L. von Mosheim, Historical Commentaries, I:138,139).
9: https://preterismmatters.webs.com/thebookofrevelation.htm
Artikel ini bukan buatan WLC yang ditulis oleh Evan Minton.
1 – Peta Asia Kecil dari https://bible-history.com/maps/map-new-testament-asia-cities
Kami telah mengeluarkan nama-nama dan gelar-gelar umum dari Bapa dan Anak yang ada di dalam artikel ini, dan menggantinya dengan nama-nama dan gelar-gelar asli yang sudah diberikan. Kami juga melakukan hal yang sama pada kutipan-kutipan Alkitab yang ada, dengan mengganti nama-nama dan gelar-gelar yang ada dengan nama-nama dan gelar-gelar asli sebagaimana yang dituliskan oleh para penulis Alkitab yang terilhami. -Tim WLC