Adalah mustahil untuk mengatakan terlebih dahulu apa yang telah dia temukan. Pecahan yang hancur, terbungkus dalam tebalnya kotoran dan debu selama ribuan tahun, membuat rahasianya tidak dapat diungkap dengan cepat. Namun, para Arkeolog itu sabar. Sambil memilah-milah tanah, dia dengan hati-hati mengumpulkan setiap bagian yang bisa dia temukan, dengan susah payah mengelompokkan bahkan sampai pecahan terkecilnya. Ketika penggalian telah menghasilkan setiap potongan terakhir yang masih ada, pekerjaan yang sebenarnya barulah akan dimulai.
Dengan keterampilan dan dengan sangat hati-hati arkeolog secara cermat membersihkan dan memulihkan setiap bagian. Akhirnya dia siap untuk memulai perakitan teka-teki yang ada di depannya. Mencocokkan satu bagian di sini dan satu lagi di sana, mencoba untuk menemukan posisi yang sempurna, bentuk yang indah perlahan-lahan mulai terlihat. Kesempurnaan simetri yang tepat muncul sepenuhnya, sisi bulatnya dibagian atas menjadi penyeimbang bagian dasarnya yang tampak terlalu ramping untuk menopangnya.
Akhirnya, upaya yang sungguh-sungguh itu telah dihargai. Ketekunan dan kerja keras telah membuat tumpukan potongan yang rusak dan mengubahnya menjadi sebuah vas elegan, salah satu yang terbaik dari jenisnya yang pernah ditemukan.
Semua orang yang mau mencari kebenaran harus menjadi sama seperti arkeolog juga. Kotoran dan debu tradisi, sampah agama penyembah berhala, telah mengubur banyak kebenaran Surgawi yang indah. Dengan seksama menyingkirkan hal-hal yang salah dan mengungkap kebenaran, memulihkannya agar kemuliaannya sepenuhnya kembali, membutuhkan banyak kerajinan dan upaya yang sungguh-sungguh. Satu prinsip yang harus diingat oleh semua pencari kebenaran adalah bahwa kebenaran itu tidak akan pernah bertentangan dengan dirinya sendiri. Jika salah satu bagian Alkitab tampaknya bertentangan dengan bagian lain, itu adalah undangan yang jelas: Gali disini! Akan ada lebih banyak kebenaran yang akan ditemukan yang akan mendamaikan ketidakkonsistenan.
Salah satu bagian dari Kitab Suci yang telah lama membingungkan mereka yang mempelajari Alkitab adalah pernyataan yang terdapat di dalam kitab Matius, Markus dan Lukas yang tampaknya tidak sesuai dengan pernyataan tegas yang terdapat di dalam kitab Yohanes. Para sarjana bahkan menyebut Matius, Markus dan Lukas sebagai injil "Sinoptik" karena kesamaan besarnya dalam rinciannya masing-masing serta urutannya dalam kejadian tertentu. Injil keempat, Yohanes, berbeda dalam beberapa hal khusus.
Tidak ada tempat lagi yang membuat perbedaan ini tampak makin jelas selain tulisan yang telah dibuat mengenai Paskah penyaliban. Ketiga Injil Sinoptik semua tampaknya setuju pada tanggal Paskah yang berbeda dari yang diberikan oleh Injil Yohanes.
Pada kenyataannya, tidak ada ketidakkonsistenan. Kebenaran tidak pernah bertentangan dengan dirinya sendiri! Memang benar bahwa dalam kehidupan ini tidak semua pertanyaan akan dijawab. Yahuwah tidak akan pernah menghapus semua penyebab keraguan karena Dia menghargai kebebasan pribadi. Dia tidak akan pernah memaksa orang untuk percaya jika mereka tidak mau percaya. Dengan demikian, akan selalu ada tempat untuk menggantung keraguan oleh mereka yang tidak ingin percaya. Di bagian ini, adalah menjadi hak istimewa orang percaya untuk menjalankan iman dalam Dia yang tidak pernah berbohong. Seperti yang sudah dikatakan, pemeriksaan yang teliti terhadap bukti yang ada telah menunjukkan harmoni dari penjelasan keempat Injil. Setiap Injil memberikan potongan teka-teki yang jika dipahami dengan baik, akan membuktikan bahwa tidak ada masalah disana.
Ayat-ayat yang telah membingungkan banyak orang adalah:
Matius 26: 17 - "Pada hari permulaan dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid [Yahushua] kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu ...?" (KJV1)
Markus 14: 1 - "Dua hari lagi hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi akan mulai. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yahushua dengan tipu muslihat"
Lukas 22: 7 - "Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paskah."
Kebingungan muncul ketika ayat-ayat di atas dibandingkan dengan penjelasan Yohanes mengenai perjamuan terakhir seperti yang dituliskan di dalam Yohanes pasal 13: "Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yahushua telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya." (Yohanes 13: 1)
Dalam hal ini, seperti dalam semua teka-teki Alkitab yang lain, Alkitab telah menyediakan jawabannya. Hukum Musa, yang oleh Sang Pemberi-hukum, Yahushua, dipelihara dengan sempurna, dengan jelas telah memberikan ukuran-waktu dari hari Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi.
Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi Yahuwah. Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi Yahuwah; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat. (Imamat 23: 5-7)
Ayat-ayat ini dengan jelas memberikan dua tanggal yang berbeda untuk dua perayaan suci yang berbeda:
- Paskah pada tanggal 14 Abib
- Hari pertama Hari raya Roti Tidak Beragi pada tanggal 15 Abib
Yohanes pasal 13 hanya menyatakan: "Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai....". Namun Injil Sinoptik tampaknya bertentangan dengan tanggal yang diberikan dalam Imamat!
- Matius:Pada hari permulaan dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid [Yahushua] kepada-Nya.
-
Markus:Dua hari lagi hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi akan mulai.
-
Lukas:Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paskah.
Saat menyusun berbagai potongan-kebenaran teka-teki Alkitab ini, tanggal yang diberikan untuk Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi seperti yang diberikan dalam Imamat 23 harus dipegang teguh. Ini menjadi "pembatas" teka-teki itu. Kedua tanggal ini tidak dapat diabaikan. Dengan demikian, beberapa penjelasan yang lain harus diberikan untuk menjawab mengapa Injil Sinoptik menempatkan Paskah dan hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi pada hari yang sama.
Poin pertama yang harus dipertimbangkan adalah bahwa Matius 26: 17 dan Markus 14: 1 memiliki kata-kata yang ditambahkan dalam terjemahan bahasa Inggris yang tidak muncul dalam bahasa aslinya. Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini adalah kata-kata yang ditambahkan oleh penerjemah ke dalam kalimat itu. Kata-kata ini tidak muncul dalam bahasa aslinya:
- "Pada hari permulaan dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid...." (Matius 26: 17)
- "Dua hari lagi hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi akan mulai...." (Markus 14: 1)
Tanpa penambahan kata-kata itu, Matius hanya akan menyatakan: "Pada permulaan roti tidak beragi datanglah murid-murid....". Dengan meninggalkan kata-kata yang ditambahkan, Markus hanya akan menyatakan: "Dua hari lagi Paskah, dan roti tidak beragi. . . . "
Dalam kalimat dari Matius, kata "permulaan" berasal dari kata πρώτος (prōtŏs) yang berarti "paling utama (dalam waktu, tempat, perintah atau kepentingan)."2 Hal ini dapat berarti "awal" dan "terbaik" tetapi juga bisa diterjemahkan dengan benar sebagai "sebelum". Jika πρώτος (prōtŏs) diterjemahkan sebagai "sebelum" maka Matius 26: 17 akan menyatakan: "Sebelum roti tidak beragi datanglah murid-murid...." Hal ini sesuai dengan Yohanes 13: 1: "Sementara itu sebelum hari raya Paskah dimulai..."
Kalimat di dalam Markus harus dipertimbangkan dalam konteks yang segera mengikutinya yang merupakan penjelasan pengurapan Yahushua di Betania selama perjamuan makan di rumah Simon. Namun, pertama-tama, kita perlu memahami dengan tepat bagaimana orang-orang Israel menggunakan kata-kata tertentu, khususnya "Paskah" dan kalimat "roti tidak beragi." Ini memberikan kepada kita potongan selanjutnya dari teka-teki Alkitab ini.
Sebuah kajian tentang minggu sengsara. . . akan mengungkapkan fakta bahwa kata Perjanjian Baru τά ἄζυμα ("roti tidak beragi"), . . . terjadi pada beberapa rujukan Injil untuk musim Paskah. Ungkapan ini adalah istilah khas injil sinoptik; namun, baik Markus maupun Lukas tampaknya akan mengerti bahwa pada masa tulisan mereka, nama-nama perayaan τò πάνοχα dan τά ἄζυμα sedang digunakan secara bergantian di kalangan umum.3 Namun, kedua [istilah] ini tampaknya menjadi istilah kesukaan Lukas untuk menggambarkan musim Paskah,4 dan mungkin Matius juga melakukan hal yang sama.5 Josephus juga mengakui penggunaan alternatif kedua istilah perayaan ini pada zamannya.6 Dia bahkan menyebut hari "keempat belas" adalah "hari roti tidak beragi."7,8
Bahasa itu cair dan istilah-istilah sering digunakan dalam lebih dari satu cara. Sama seperti kata "Natal" berlaku untuk tanggal 25 Desember namun itu juga sering diterapkan sebagai musim, waktu, tahun atau bulan Desember. Pada zaman Mesias, istilah "roti tidak beragi" dan "Paskah" telah menjadi istilah perayaan yang diterapkan untuk seluruh minggu itu, dimulai pada Paskah (tanggal 14 Abib) dan berlaku disepanjang perayaan tujuh hari roti tidak beragi yang dimulai pada tanggal 15 Abib.
Dua penulis terkenal abad pertama Masehi menggunakan istilah "Paskah" dan "Hari raya Roti Tidak Beragi" secara bergantian, kadang-kadang menggunakan "Roti Tidak Beragi" yang diterapkan untuk Paskah; dalam kesempatan lain menggunakan "Paskah" untuk diterapkan pada seluruh perayaan itu. Para penulis ini adalah Philo dari Alexandria (20 SM – 50 M) dan Josephus (37 M – sekitar 100 M).
Agar pernyataan mengenai Paskah oleh penulis abad pertama dapat dipahami, adalah penting untuk mengelompokkan dan menjabarkan istilah-istilah perayaan yang mereka gunakan. Secara umum, kata-kata ritual dan ungkapan ini adalah sebuah bahasa yang tidak dikenal, dan mungkin memiliki makna yang sangat berbeda dari terjemahan bahasa Inggrisnya. Sebagai contoh, kata Yunani πάσχα, atau φάσκα, karena kadang-kadang terjadi, ditemukan sekitar dua belas kali dalam tulisan Josephus. Kami menerjemahkannya Paskah, biasanya berarti perjamuan Paskah. Tapi umumnya, oleh Josephus, kata tersebut dipakai bergantian untuk menyebut perayaan delapan hari roti tidak beragi, dan hanya tiga kali kata itu merujuk langsung pada tanggal 14 Nisan [Abib], sementara hanya tiga kali kata itu menandakan domba Paskah. Dan tampaknya tidak ada tempat yang belum terungkap di mana πάσχα menunjuk pada perjamuan saja, meskipun mungkin merujuk pada pengorbanan Paskah dan perjamuan makan malam bersama. Di dalam tulisan Josephus, ada sekitar dua puluh lima rujukan untuk upacara kurban ini.9
Contoh dari tulisan Josephus yang menggunakan istilah "Paskah" dan "Hari raya Roti Tidak Beragi" secara bergantian dapat ditemukan di dalam Wars II.I.1-3 dimana dia menyatakan:
Dan sekarang hari raya roti tidak beragi sudah tiba, yang disebut pascha [Paskah] oleh orang-orang Yahudi, sebuah perayaan yang membutuhkan sejumlah besar korban, orang yang banyak, di satu sisi, mengalir dari luar kota untuk mengikuti upacara, sementara, di sisi lain, mereka berkabung untuk para guru-guru yang berdiri di Bait Tuhan mengadakan perekrutan bagi kelompok mereka.10
Dalam tulisan ini, Josephus memberi gambaran mengenai pemberontakan orang Israel yang terjadi pada tanggal 14 Abib, Paskah, setelah kematian Herodes Agung. Dia mengawali dengan menyatakan bahwa "hari raya roti tidak beragi sudah tiba" dan lebih lanjut menjelaskan bahwa perayaan itu sendiri disebut "pascha/Paskah" oleh orang-orang Israel. Ini adalah cara penggunaan ungkapan yang sama persis dengan injil Sinoptik.
Telah jelas bahwa bagi Josephus istilah yang digunakan untuk merujuk dua waktu perayaan telah menjadi tidak tepat ke titik yang dipertukarkan. Disini Josephus, pada suatu waktu bisa merujuk kepada periode perayaan delapan hari dan menyatukannya sebagai Hari raya Roti Tidak Beragi dan di waktu yang lain menggunakan Paskah sebagai sinonim untuk Hari raya Roti Tidak Beragi atau sekedar merujuk pada seluruh periode perayaan dan hanya menyebutnya sebagai Paskah. . . hal ini, umum digunakan, tidak ada lagi perbedaan yang dibuat antara Paskah dan Hari raya Roti Tidak Beragi dan tanggal 14 Nisan telah berasimilasi dengan periode perayaan itu.11
Alasan mengapa istilah itu sering digunakan secara bergantian hanya karena fakta bahwa roti tidak beragi juga dimakan pada saat Paskah dan bukan hanya selama tujuh hari kedepannya. "Ungkapan τά ἄζυμα [roti tidak beragi] tanpa keraguan berasal dari praktek Perjanjian Lama, di mana aturan zaman dahulu menetapkan bahwa roti yang tidak beragi harus dimakan dengan domba yang di panggang pada hari keempat belas dari bulan pertama orang Yahudi."12 Ragi telah dibuang dari rumah pada tanggal 14, dan hari raya Paskah pada malam itu dirayakan dengan memakan roti yang tidak beragi.
Kesulitan yang telah muncul atas kaliamt-kalimat ini sebagian besar berasal dari asumsi bahwa tulisan Philo dan Josephus mengenai kata πάσχα [pascha/Paskah] selalu mengacu pada perayaan Paskah pada tanggal 14 Nisan [Abib]. Sebaliknya, seperti yang telah ditunjukkan, kata ini biasanya mengacu pada seluruh perayaan hari raya roti tidak beragi. Dan tidak ada perbedaan arti yang harus dimunculkan kecuali jika disampaikan di dalam kalimat itu.13
Setelah jelas dipahami bahwa "Paskah" dan "roti tidak beragi" digunakan secara bergantian dalam pengertian perayaan, yang dapat merujuk pada seluruh musim, juga dapat merujuk pada satu hari khusus dalam perayaan itu, sekarang saatnya untuk melihat kembali pada Markus 14: 1 dan ayat-ayatnya segera menjadi seperti berikut:
Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yahushua dengan tipu muslihat, sebab mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat." Ketika Yahushua berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala-Nya. (Markus 14: 1-3)
Alasan penjelasan ini telah menimbulkan kebingungan adalah karena tampaknya hal ini bertentangan dengan penjelasan di dalam kitab Yohanes:
Enam hari sebelum Paskah [Yahushua] datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yahushua dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yahushua adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yahushua dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. (Yohanes 12: 1-3)
Tidak perlu membuang-buang waktu untuk berdebat mengenai perbedaan tempat di mana Maria menuang minyak urapan itu: Markus mengatakan di kepala Yahushua; Yohanes mengatakan di kaki-Nya. Para detektif polisi tahu bahwa para saksi mata sekalipun bisa saja memberikan kesaksian yang berbeda, yang satu menyaksikan satu hal, sementara yang lain fokus pada sesuatu yang lain, meskipun kedua kesaksian itu mungkin benar. Jawaban sederhananya adalah bahwa Maria menuangkan minyak urapan itu pada kaki sang Juruselamat dan juga pada kepala-Nya.
Pertentangan yang jelas terlihat muncul atas pernyataan tegas dari Markus bahwa Paskah akan tiba DUA hari lagi sementara penjelasan Yohanes menyatakan bahwa Yahushua datang ke Betania ENAM hari sebelum Paskah. Untuk menyelesaikan perbedaan yang nampak ini, adalah penting untuk menggunakan Kitab Suci seperti apa adanya dan tidak menambahkan pengertian tambahan yang tidak ada disitu.
Sangat mudah untuk melompat pada kesimpulan ketika kalimat itu sendiri tidak ada. . . sebuah "kesimpulan yang tak terelakkan". Kalimat-kalimat di Betania adalah titik persoalannya. Apakah Yohanes mengatakan pengurapan itu terjadi enam hari sebelum Paskah? Tidak! Yang ayat itu katakan, adalah "enam hari sebelum Paskah [Yahushua] DATANG KE Betania" (Yohanes 12: 1). Kemudian, setelah pernyataan ini, penjelasan dari waktu pengurapan dinyatakan dengan kata Yunani oun yang berarti "kemudian, oleh karena itu, sesuai, akibatnya, hal ini menjadi" (Thayer). Oun merujuk pada hal berikutnya yang akan terjadi yang dipilih untuk dibahas oleh Yohanes. Ini tidak harus berarti bahwa perjamuan itu berlangsung pada hari yang sama setelah [Yahushua] datang ke Betania.14 Sebaliknya, Markus menjelaskan urutan peristiwa. Ketika, "dua hari sebelum Paskah" (Markus 14: 1a), para pemimpin Yahudi bermufakat untuk membunuh [Yahushua] (Markus 14: 1b). Ini terjadi ketika [Yahushua] sedang berada "di Betania, di rumah Simon si kusta" (Markus 14: 3). Ayat-ayat ini memberitahu kita bahwa pengurapan di Betania terjadi dua hari sebelum Paskah, dan [Yahushua] datang ke Betania enam hari sebelum Paskah (atau empat hari sebelum kejadian ini).
Dengan demikian, penjelasan di dalam kitab Yohanes tidak bertentangan dengan penjelasan yang ada di dalam kitab Markus. Tetapi untuk sepenuhnya menilai keserasian lengkap antara Yohanes dan Markus tentang masalah ini, kita perlu untuk mengalihkan perhatian pada Paskah pertama yang tercatat di dalam Alkitab. Seperti yang telah ditunjukkan, istilah "Paskah" dan "Roti Tidak Beragi" digunakan secara bergantian untuk merujuk pada seluruh musim perayaan. Namun, hal yang sering diabaikan, adalah bahwa "musim itu" tidak dimulai pada tanggal 14 bulan itu, tetapi lebih awal pada tanggal sepuluh ketika pekerjaan persiapan yang sangat penting dilakukan.
Berfirmanlah Yahuwah kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. . . . Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja." (Lihat Keluaran 12: 1-3, 5, 6).
Tanggal sepuluh bulan pertama adalah hari di mana setiap rumah tangga memilih domba atau anak domba yang sempurna untuk menjadi kurban persembahan mereka. Sebagai perlambang Sang Juruselamat, setiap hewan yang dipilih haruslah sempurna dan tanpa cacat satupun. Hewan-hewan muda itu harus dibawa ke rumah, dimandikan, dirawat dan diberi makan. Selama proses ini dilakukan, perasaan sebuah keluarga akan mulai terikat pada makhluk kecil itu. Dengan demikian, ketika binatang itu dibunuh, itu akan memberi dampak yang jauh lebih mendalam pada keluarga itu sebagai perlambang bagi Sang Anak Domba Yahuwah yang harus dibunuh karena dosa dunia.
Dengan memahami bahwa kata "Paskah" memiliki penggunaan yang lebih luas dari sekedar mengacu pada tanggal khusus, 14 Abib, beberapa sarjana telah menyarankan bahwa hari dimana Yahushua diurapi itu, pada kenyataannya, adalah tanggal sepuluh pada bulan itu - hari di mana hewan kurban selalu dipilih. Mengingat bahwa orang-orang Ibrani menghitung hari-hari mereka secara inklusif, dan bukan eksklusif seperti yang dilakukan pada saat ini, maka waktu perjamuan di rumah Simon menjadi sempurna sesuai dengan kerangka waktu yang akan terjadi pada tanggal sepuluh bulan itu.
Kata-kata Sang Juruselamat sendiri tampaknya menunjukkan bahwa Dia memahami pentingnya urapan Maria kepada-Nya dalam terang ini. Ketika murid-murid mulai mengkritik kemurahan hati Maria, Yahushua mengatakan: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku." (Markus 14: 6, NKJV). Kemudian, dengan menubuatkan kematian-Nya yang hanya tinggal empat hari lagi, Dia menambahkan:
Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku". (Markus 14: 7, 8, NKJV)
Perjamuan itu, pada dasarnya, adalah makan malam tanda "terima kasih" yang diadakan bagi Sang Juruselamat oleh seorang Farisi kaya yang bernama Simon. Yahushua sudah menyembuhkan Simon si kusta (lihat Markus 14: 3) dan sebagai ungkapan rasa terima kasihnya karena telah disembuhkan, Simon menghibur Sang Juruselamat, murid-murid-Nya dan Lazarus dengan sebuah perjamuan makan yang mewah. Anak Simon sendiri adalah salah satu dari dua belas murid. Murid itulah yang, karena sebagai tuan rumah merasa percaya diri untuk menjadi yang pertama mengkritik hadiah murah hati dari Maria dan, yang dampaknya, diterima oleh Sang Juruselamat.
Ketika Yahushua berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yahushua. (Markus 14: 3)
Tetapi Yudas Iskariot, anak Simon15, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yahushua: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." (Yohanes 12: 4-8).
Murid-murid yang lain, yang menghormati Yudas karena kekayaannya, budaya dan sifatnya, segera mengikuti teladannya. Reaksi kemarahan Yudas terhadap teguran lembut Sang Juruselamat saat perjamuan makan yang dibuat ayahnya inilah yang secara langsung menyebabkan Yudas mengkhianati Yahushua dengan menyerahkan Dia ke tangan para imam. Setelah mencatat teguran Yahushua kepada murid-murid, kata-kata berikutnya dalam kitab Markus adalah: "Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yahushua kepada mereka. Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yahushua." (Markus 14: 10, 11)
Bukti tambahan bahwa perjamuan makan malam di rumah Simon terjadi pada tanggal sepuluh bulan itu dapat ditemukan dalam kenyataan bahwa kejadian-kejadian berikut terjadi setelah perjamuan di rumah Simon:
- Yudas bertemu dengan imam-imam kepala dan para pemimpin untuk mengkhianati Yahushua. (Lihat Lukas 22: 1-6).
- Sehari setelah perjamuan Simon, Yahushua memasuki Yerusalem. (Lihat Matius 21: 1-11 dan Yohanes 12: 12-15).
- Setelah tiba di Yerusalem, Yahushua membersihkan bait suci dari para penjual dan penukar uang. (Lihat Luke19: 45-48).
- Berbagai wacana dan pertukaran dicatat dalam berbagai Injil mengenai kejadian-kejadian yang terjadi di hari-hari berikutnya saat Yahushua memasuki Yerusalem, seperti orang-orang Yunani yang meminta untuk melihat Yahushua. (Lihat Yohanes 12: 20-33).
Jika jamuan makan di rumah Simon telah terjadi pada tanggal 12, hanya dua hari sebelum tanggal 14, maka tidak akan ada cukup waktu bagi semua kejadian-kejadian yang telah dicatat di dalam Alkitab untuk terjadi yang dituliskan telah terjadi antara perjamuan makan malam itu dan Perjamuan Terakhir. Ini menegaskan keserasian antara penjelasan di dalam kitab Yohanes dan dalam kitab Markus.
Sebuah tambahan potongan teka-teki terpasang pada tempatnya melalui fakta bahwa keempat Injil dengan jelas menyatakan bahwa penyaliban, yang berlangsung pada hari Paskah, adalah "hari persiapan".
Matius 27: 59, 60 dan 62 - "Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia. . . . Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus ....".
Markus 15: 42-43 - "Sementara itu hari mulai malam, dan hari itu adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat. Karena itu Yusuf, orang Arimatea . . . memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yahushua."
Lukas 23: 53, 54 - "Dan sesudah ia [Yusuf Arimatea] menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat. Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai."
Ini adalah bukti yang sangat meyakinkan bahwa keempat Injil sepakat mengenai tanggal Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi. Pada kalender luni-solar Alkitab, Paskah pada tanggal 14 selalu terjadi pada hari keenam dalam sebuah minggu.
Secara otomatis, hari berikutnya, hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi selalu jatuh pada Sabat hari ketujuh yang di dalam kitab Imamat 23: 6 ditegaskan jatuh pada hari ke-15 bulan itu. Alkitab menyebut hari keempat belas/Paskah, sebagai "hari persiapan." Banyak pemelihara Sabat memberlakukan istilah ini untuk setiap hari keenam, karena merujuk pada hari keenam sebagai hari kerja, untuk mempersiapkan hari Sabat pada hari berikutnya dan tentu saja mungkin juga orang-orang Israel menggunakan istilah itu dengan cara ini. Namun, Alkitab sendiri, hanya memberlakukan istilah ini untuk hari keempat belas/Paskah – hari sebelum hari pertama dari Hari Raya Roti Tidak Beragi.
Karena hari pertama roti tidak beragi selalu jatuh pada hari Sabat mingguan, hari itu disebut hari "Sabat Besar".
Sesudah Yahushua meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib (sebab Sabat itu adalah hari yang besar) maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Yohanes 19: 30, 31, NKJV
Hari Persiapan adalah hari kerja. Ini adalah hari di mana ragi telah dibuang dari rumah (melambangkan dosa yang dibuang dari bait-jiwa). Itulah waktu dimana domba Paskah disembelih, menjadi gambaran masa depan ketika Mesias akan dibunuh karena dosa dunia. Fakta ini, dan waktu hari persiapan, dikonfirmasi oleh sebuah kejadian yang tercatat dalam Injil Sinoptik, yang tidak tercatat dalam Yohanes. Kejadian ini memberikan lagi sebuah potongan teka-teki, yang membenarkan penjelasan Injil mengenai waktu Paskah penyaliban.
Sudah menjadi kebiasaan bagi para penjahat yang dihukum untuk memikul kayu salib mereka sendiri dalam perjalanan mereka ke tempat penghukuman. Namun, Matius, Markus dan Lukas semua memberi catatan bahwa ada orang lain yang memikul salib Sang Juruselamat. Ini bukan tindakan belas kasihan terakhir yang ditunjukkan kepada orang yang tidak bersalah. Dalam segala kemungkinan, Sang Juruselamat tidak memiliki kekuatan fisik untuk memikul kayu salib-Nya sendiri karena telah melalui malam tanpa tidur serta telah kehilangan banyak darah dari hukuman cambuk yang Dia telah terima. Para prajurit Romawi memecahkan masalah itu dengan memaksa orang lain untuk memikul salib-Nya:
- "Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yahushua." (Matius 27: 32).
- "Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yahushua." (Markus 15: 21).
- "Ketika mereka membawa Yahushua, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti [Yahushua]." (Lukas 23: 26).
Beberapa penulis percaya bahwa penjelasan Simon "datang dari luar kota" adalah rujukan bahwa Simon telah keluar bekerja di padang. Namun karena kejadian itu terjadi di pagi hari, alasan yang lebih mungkin adalah bahwa Simon bepergian ke Yerusalem untuk hari raya Roti Tidak Beragi. Ungkapan "datang dari luar kota" berarti sebuah perjalanan yang lebih panjang dari sekedar "Seperjalanan Sabat" singkat yang diperbolehkan pada hari-hari yang kudus. Apakah Simon bekerja di ladang, atau sedang bepergian, satu-satunya kemungkinan dia bisa melakukan hal itu adalah jika Paskah itu adalah hari kerja. Fakta bahwa ketiga Injil Sinoptik dalam kisah ini membenarkan bahwa penggunaan kalimat mereka dari awal "hari raya roti tidak beragi" adalah secara umum dipahami sebagai rujukan bagi hari Paskah itu sendiri.
Penjelasan dalam kitab Lukas sedikit berbeda. Lukas menyatakan: "Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paskah." (Lukas 22: 7) Sebagaimana yang telah ditunjukkan, istilah "Paskah" dan "roti tidak beragi" yang secara luas digunakan, dimulai dari hari ketika domba kurban itu dipilih pada tanggal sepuluh sampai hari terakhir dari hari raya Roti Tidak Beragi (pada tanggal 21 ) yang segera diikuti oleh Sabat hari ketujuh pada tanggal 22. Selanjutnya di dalam kitab Lukas pasal 22 terdapat penjelasan rinci mengenai Perjamuan Terakhir yang masih diperingati sampai hari ini di dalam persekutuan pelayanan. Penggabungan potongan teka-teki antara tiga Injil sinoptik dan Injil Yohanes ditemukan dalam kenyataan bahwa Perjamuan Terakhir dimakan hanya beberapa jam sebelum Sang Juruselamat dikhianati, dan itu pada kenyataannya, bukan perjamuan Paskah yang sebenarnya.
Dalam bahasa Ibrani, Aram dan Yunani, seperti dalam bahasa Inggris, terdapat kata-kata yang berbeda untuk menyatakan apakah roti telah dibuat dengan ragi (roti beragi) atau tanpa ragi (roti tidak beragi).
IBRANI
Roti tidak beragi = matzah (atau matzot lebih
dari satu kali).
Beragi = lekhem
(atau lekhemim lebih dari satu kali).
ARAM
Roti tidak beragi = patireh
Beragi = lakhma
YUNANI
Roti tidak beragi = azumos (atau azumon atau Azuma lebih dari satu kali).
Beragi = artos
(atau Arton lebih dari satu kali).
Tanpa satupun pengecualian, setiap kali Alkitab mengacu pada "Hari raya Roti Tidak Beragi" kata untuk roti tidak beragi yang digunakan adalah:matzah, patireh, azumos. Namun, di semua tempat di dalam Alkitab roti perjamuan terakhir disebutkan, kata untuk roti beragi yang digunakan adalah: lakhma, artos. Dengan demikian, "Perjamuan Terakhir" terjadi pada hari sebelum perjamuan Paskah yang sebenarnya.
Seperti yang telah ditunjukkan, baik Yohanes maupun Matius menyatakan bahwa Perjamuan Terakhir terjadi sebelum Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi. Dalam 1 Korintus 11: 23 dan 26-28, Paulus juga konsisten menggunakan kata untuk roti dengan ragi ketika membahas Perjamuan Terakhir dan makna rohaninya. Sementara Yohanes tidak memberikan penjelasan tentang Perjamuan Terakhir, tetapi fokus pada pembasuhan kaki yang mendahuluinya, Matius, Markus dan Lukas semua setuju bahwa roti yang digunakan pada Perjamuan Terakhir itu beragi dan dengan demikian tidak mungkin menjadi perjamuan Paskah. Hal ini dibenarkan oleh penjelasan dalam Yohanes yang berulang kali mengacu pada hari penyaliban sebagai hari Paskah yang sebenarnya, yang selanjutnya diikuti oleh hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi. (Lihat Yohanes 18: 28; 18: 39; 19: 14; 19: 31 dan 19: 42).
Potongan kebenaran yang terakhir yang ditegaskan oleh keempat Injil benar-benar mengacu pada peristiwa yang sama pada tanggal yang sama dapat ditemukan dalam kenyataan bahwa seluruh bangsa itu bersatu dalam merayakan hari Pentakosta. Jika tiga Injil Sinoptik sungguh-sungguh telah mengacu pada Paskah yang terjadi pada tanggal yang berbeda dari yang diberikan dalam Injil Yohanes, maka hal ini tentu saja akan berdampak pada penghitungan menuju hari Pentakosta.
Sesaat sebelum Sang Juruselamat kembali ke surga setelah kebangkitan-Nya, Dia memberikan arahan yang tegas kepada murid-murid-Nya untuk tetap tinggal di Yerusalem: "Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." (Kisah Rasul 1: 4, 5).
Para murid taat kepada Juruselamat mereka yang telah bangkit. Beberapa hari berikutnya adalah waktu menyelidiki-hati dan waktu pertobatan.
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. (Kisah Para Rasul 2: 1-4).
Pentakosta adalah salah satu perayaan tahunan yang akan membuat semua orang Israel yang taat kembali pulang ke Yerusalem untuk merayakannya. Fakta bahwa Yerusalem dipenuhi dengan umat dari negeri-negeri yang jauh ini adalah apa yang dimaksud dalam ayat-ayat berikutnya.
Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan [Elohim]." (Kisah Para Rasul 2: 5-11).
Daftar yang luar biasa dari orang-orang yang berdarah Israel ini, yang tinggal dibegitu banyak negara dan daerah yang berbeda menegaskan bahwa mereka juga berada di Yerusalem dengan tujuan memelihara perayaan tahunan hari Pentakosta.
Jika Yohanes dan penulis Injil lainnya telah salah dalam menuliskan kronologi mereka mengenai tanggal Paskah, bagaimana mungkin terjadi bahwa bukan hanya semua murid, tetapi orang-orang Yahudi juga dari setiap bagian dari Timur Dekat, sepenuhnya sepakat mengenai tanggal hari Pentakosta, yang mereka peringati pada hari yang sama. Jika ada perbedaan pendapat mengenai tanggal Paskah, maka akan ada jenis yang berbeda dari tanggal hari Pentakosta.16
Jadi bukannya memberikan penjelasan yang bertentangan mengenai tanggal Paskah penyaliban, keempat Injil justru semuanya sepakat! Perbedaan dalam penjelasan mereka benar-benar memberikan konfirmasi bahwa mereka semua sepakat dengan tidak saling berlawanan dalam hal apapun.
Kebenaran tidak pernah bertentangan dengan dirinya sendiri. Jika ada perbedaan yang nampak, itu hanya menggaris bawahi bagian di mana pembelajaran tambahan harus dilakukan. Di bagian di mana hikmat Yahuwah telah menetapkan bahwa tidak semua penyebab keraguan akan dihilangkan, akan memungkinkan setiap orang untuk menghidupi kebebasan memilih mereka untuk percaya atau untuk ragu berdasarkan keinginan mereka, biarkan orang yang percaya memilih untuk menghidupi iman, karena "tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Dia. Sebab barangsiapa berpaling kepada [Elohim], ia harus percaya bahwa Dia ada, dan bahwa Dia memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia". (Ibrani 11: 6, NKJV)
Walaupun para pengkritik keyakinan akan dengan cepat membuat asumsi dan menggunakan asumsi mereka untuk menjelekkan Alkitab, seorang pembelajar yang memiliki iman harus melatih diri untuk menganalisis dengan hati-hati setiap kata-kata (dan kebisuan) Kitab Suci. Sebagian besar (jika tidak semua kasus) teka-teki yang kita hadapi didasari oleh kesalahpahaman kita sendiri terhadap kalimat itu, dan kesalapahaman itu bukan bersumber dari kata-kata Kitab Suci itu sendiri.17
Pada saat ini ketika pengetahuan terus bertambah dan
banyak kebenaran Surgawi sedang dipulihkan, semua orang harus merasa didorong
untuk mempelajari bagi diri mereka sendiri setiap prinsip dari keyakinan
mereka. Jika keyakinan itu salah, Roh Kudus telah berjanji untuk memimpin semua
orang yang mencari kebenaran ke dalam pengertian tentang kebenaran itu.
"Dan ketika Dia [Roh Kebenaran] telah datang, Dia akan menginsafkan dunia
akan dosa, dan kebenaran dan penghakiman." (Yohanes 16: 8, NKJV)
1 Semua ayat-ayat Kitab Suci yang digunakan berasal dari King James Version sampai itu dituliskan jika berasal dari sumber lain.
2 #4413, The New Strong's Expanded Dictionary of Bible Words.
3 Markus 14: 1; Lukas 22: 1.
4 Kisah Para Rasul 12: 3; 20: 6.
5 Matius 26: 17.
6 Ant[iquities], XVII.IX.3; B.II.I.3, dll.
7 B.V.III.1. Thackeray: "When the day of unleavened bread came round on the fourteenth," dll.
8 Grace E. Amadon, "The Johannine-Synoptic Argument," (original manuscript of the published article), Andrews University, James White Library,Collection 154, Box 2, Folder 1, hal. 1, penekanan ditambahkan.
9 Grace E. Amadon, "Important Passover Texts in Josephus and Philo," (original manuscript of the published article), Andrews University, James White Library, Collection 154, Box 2, Folder 1, hal. 1, garis bawah asli; kemiringan tulisan ditambahkan.
10 Terjemahan langsung oleh G. E. Amadon, s.d.a.,hal. 2.
11 Barry D. Smith, “The Chronology of the Last Supper,” Westminster Theological Journal 53:1 (1991), hal. 35 & 36.
12 Amadon, "The Johannine-Synoptic Argument," op cit., hal. 3.
13 Amadon, "Important Passover Texts in Josephus and Philo," op cit., hal. 9.
14 Oun "tidak selalu memberikan koneksi kausal yang ketat, tetapi dapat digunakan lebih longgar sebagai penghubung sementara dalam kelanjutan atau dimulainya kembali sebuah narasi" (A Greek Grammar of the New Testament and Other Early Christian Literature. F. Blass, A. Debrunner and Robert Funk. Chicago: University of Chicago Press, 1961, 234-5).
15 Untuk komfirmasi tambahan bahwa Yudas Iskariot adalah anak Simon, lihat Yohanes 13: 2-3 dan 13: 26.
16 Amadon, "The Johannine-Synoptic Argument," op cit., hal. 9.
17 Kyle Pope, “Dating Passover and the Last Supper,” Ancient Road Publications.