Nama-nama Yerusalem yang banyak dalam kitab Wahyu
Artikel ini bukan buatan WLC. Saat menggunakan sumber dari penulis luar, kami hanya mempublikasikan konten yang 100% selaras dengan Alkitab dan selaras dengan keyakinan Alkitabiah WLC pada saat ini. Jadi artikel semacam ini bisa dianggap seolah-olah bersumber langsung dari WLC. Kami sangat diberkati oleh pelayanan banyak hamba-hamba Yahuwah. Tetapi kami tidak menyarankan anggota kami untuk mengeksplorasi karya lain dari para penulis ini. Karya lain yang mengandung kesalahan tidak akan kami publikasikan. Sayangnya, kami belum menemukan pelayanan yang bebas dari kesalahan. Jika Anda dikejutkan oleh beberapa konten terbitan yang bukan buatan WLC [baik artikel maupun episode radio], ingatlah kitab Amsal 4:18. Pemahaman kita tentang kebenarannya akan berkembang, seiring bertambah banyaknya terang yang dicurahkan di jalan kita. Kita harus menghargai kebenaran lebih dari hidup itu sendiri, dan mencarinya di mana pun itu dapat ditemukan. |
Melalui pembelajaran dan doa saya meyakini bahwa isi Kitab Wahyu awalnya diberikan oleh Yahushua sebagai penglihatan (pasal 1:1) kepada Rasul Yohanes (pasal 1:1) untuk mendapatkan manfaat langsung (yaitu berkat yang tertulis dalam pasal 1:3) dari tujuh gereja-gereja bersejarah abad pertama (pasal 1:11), yang sekarang kita sebut sebagai Turki bagian barat, yang di zaman Kekaisaran Romawi disebut “Asia”.
Ketika Yohanes menerima penglihatan ini, dia menuliskannya pada sebuah gulungan (pasal 1:9-11). Rincian dari penglihatan tersebut menceritakan arahan khusus bagi masing-masing gereja lokal dari tujuh gereja bersejarah ini (pasal 2-3), bersama dengan banyaknya peristiwa yang akan terjadi terkait dengan kehancuran Yerusalem, lenyapnya hal-hal "tatanan lama" terkait banyak hal (seperti, pelayanan pengorbanan binatang di Bait Suci), pembentukan hal-hal "tatanan baru" melalui ibadah yang dilakukan dalam roh dan kebenaran (ibadah Kristen berfokus pada kehidupan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus) dan pemerintahan yang gemilang dan kekal dari Yahushua di masa depan.
Yerusalem sering dirujuk di seluruh kitab Wahyu dan diberi banyak julukan/nama/gelar apokaliptik.
|
Karena sebagian besar kitab Wahyu berkutat seputar penghancuran dan penghakiman (yang masih dalam proses) terhadap “tatanan lama” (yaitu, pelaksanaan korban bakaran di Bait Suci), maka tidak mengherankan jika lokasi markas besar dari “tatanan lama” ini menjadi fokus dari sebagian besar kitab Wahyu. Yerusalem sering dirujuk di sepanjang kitab Wahyu dan diberi banyak julukan/nama/gelar apokaliptik.
Yerusalem dirujuk melalui ukurannya dalam kitab Wahyu 11:1-2:
1 Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Yahuwah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya. 2 Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Bait Suci ini berada di Yerusalem pada abad pertama (sebelum tahun 70 M). Rujukan terhadap bait suci melalui referensi simbolis atau spiritual atau sebagai referensi fisik masih merupakan referensi yang mengingatkan kita pada kota dimana bait suci fisik tersebut berada. Ayat 2 selanjutnya mengatakan bahwa kota suci itu akan diinjak-injak selama 42 bulan. Jangka waktu ini serupa dengan total durasi Perang Yahudi Pertama, yang berlangsung antara tahun 66 hingga 70 M.
Yerusalem kemudian kembali dirujuk dalam pasal 11 di ayat 8:
8 Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuan mereka disalibkan.
"di mana juga Tuan mereka disalibkan" - Keempat Injil & kitab Kisah Para Rasul merujuk pada Yerusalem sebagai tempat di mana Kristus disalibkan.
|
Ada dua petunjuk yang perlu dipertimbangkan mengenai "kota besar" ini. Pertama, kota terakhir yang dirujuk adalah Yerusalem (dalam pasal 11:1-2). Oleh karena itu, kalimat ini adalah satu-satunya acuan untuk kota ini. Secara tata bahasa, kita harus melakukan trik sirkus Yunani untuk memutarbalikkan referensi ini ke lokasi selain Yerusalem. Kedua, teks memberikan rincian yang memperkuat lokasi yang dirujuk dalam penglihatan tersebut. Daerah tersebut adalah tempat yang sama "di mana juga Tuan mereka disalibkan" (ὅπου καὶ ὁ κύριος αὐτῶν ἐσταυρώθη). Keempat Injil & kitab Kisah Para Rasul merujuk pada Yerusalem sebagai tempat di mana Kristus disalibkan.
Yerusalem sekali lagi menjadi rujukan dalam pasal 11 di ayat 13:
13 Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan sepersepuluh bagian dari kota itu rubuh, dan tujuh ribu orang mati oleh gempa bumi itu dan orang-orang lain sangat ketakutan, lalu memuliakan Yahuwah yang ada di sorga.
Kota ini digambarkan sedang dilanda gempa dahsyat. Ketika gempa bumi disebutkan dalam Perjanjian Lama, sering kali diumpakan sebagai gambaran pergeseran geopolitik yang menyertai penghakiman Yahuwah. Yerusalem tentu saja mengalami penghakiman pada tahun 70 M dan mengalami perubahan geopolitik besar-besaran karena kalah dalam perang pemberontakan Yahudi melawan Roma.
Yerusalem tampaknya tidak dirujuk lagi pada beberapa peristiwa berikutnya, dan fokus selanjutnya muncul pada pasal 14:8:
8 Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya.”
Kita mungkin bertanya, bagaimana mungkin Yerusalem yang telah dirujuk di sini karena kota itu disebut “Babel Besar”? Jawabannya cukup sederhana. Kita harus menafsirkan referensi ini ke sebuah lokasi baru (yang sebelumnya tidak disebutkan) atau pada sebuah referensi sebelumnya di awal teks. Referensi terakhir mengenai sebuah kota ada di pasal 11:13, yang sudah kita ketahui adalah kota yang sama dari kota pada pasal 11:8 - kota dimana Tuan disalibkan: Yerusalem. Jika ini bukan referensi ke kota sebelumnya (Yerusalem) dan merupakan rujukan pada sebuah kota baru, maka tentu kita berharap kota ini memiliki referensi yang jelas di bagian selanjutnya dalam pasal ini.
Kota ini kembali diingat pada pasal 14:20:
20 Dan buah-buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil.
Tidak ada kota lain yang menjadi calon kota ini sebagai referensi. Kota ini sama seperti yang disebutkan dalam pasal 14:8. Jarak yang diukur (200 mil) bermakna karena mewakili sebuah wilayah yang sedikit lebih besar dari luas Israel dalam Alkitab. Pemandangan yang dijelaskan di sini adalah di mana pemerasan anggur berada di luar kota (Yerusalem), dan kehancuran meluap hingga ke perbatasan-perbatasan kota. Hal ini dapat dipahami sebagai gambaran nubuatan mengenai pertumpahan darah selama pemberontakan Yahudi pada tahun 66-70 M dan betapa luasnya dampak kehancuran dan kematian akibat perang tersebut.
Kesempatan berikutnya di mana sebuah kota disebutkan adalah pada kitab Wahyu pasal 17:5. Sekali lagi (seperti dalam pasal 14:8), rujukannya adalah ke Babel, kali ini dengan penjelasan yang lebih jelas di pasal 17:18.
Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia:
BABEL BESAR,
IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR
DAN DARI KEKEJIAN BUMI. (Wahyu 17:5)
Dalam pasal ini, digambarkan hubungan antara Binatang itu dan seorang Pelacur (17:3). Binatang dan Pelacur adalah dua entitas yang mandiri, menjalin sebuah hubungan bersama. Mereka berdua mempunyai agenda yang saling melengkapi (untuk sementara waktu), dan keduanya menikmati hasil sampingan dari hubungan mereka bersama (untuk sementara waktu). Si Pelacur, di sepanjang pasal ini, adalah sebuah kota, seperti yang kita ketahui dalam pasal 17:18:
18 Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi. (Wahyu 17:18)
Selalu menyenangkan ketika Firman Yahuwah memberi kita arahan yang jelas tentang bagaimana menafsirkannya! Mari kita kumpulkan apa yang sudah kita dapatkan sejauh ini:
- Kita tahu bahwa Yerusalem yang dimaksud adalah sebagai “kota suci” (pasal 11:1-2).
- Kita tahu bahwa Yerusalem mendapat julukan "Sodom" dan "Mesir" (pasal 11:8).
- Kita tahu bahwa Yerusalem merupakan subjek dari pergolakan besar (pasal 11:13).
- Kita belum sepenuhnya yakin, namun ada kemungkinan bahwa Yerusalem juga diberi julukan "Babel" (pasal 14:8 & 17:5, 17:18)
Poin terakhir di atas beranjak dari sebuah kemungkinan ke hampir menjadi sebuah kepastian dengan melihat ayat penjabaran dari kota tersebut. Wanita itu adalah sebuah kota yang besar; kota apa, kita mungkin bertanya? Kota yang memerintah raja-raja di bumi (pasal 17:18). Kota manakah itu? Kita hanya mempunyai beberapa pilihan. Apakah teks tersebut mengacu pada sebuah lokasi baru, yang sebelumnya tidak direferensikan atau disebutkan, atau apakah kita akan mendapati bahwa si Pelacur itu adalah sesungguhnya Yerusalem.
Apa yang teks kitab Wahyu beritahukan kepada kita tentang si Pelacur?
- Pelacur itu duduk atau ditopang oleh Binatang itu (pasal 17:3). Hal ini menunjukkan bahwa kota yang dimaksud tidak mandiri dalam kekuasaannya namun cukup bergantung pada sumber lain (Binatang itu) dalam pemerintahannya.
- Pelacur itu adalah gambaran kekayaan dan kemakmuran (17:4). Ken Gentry menulis kalimat berikut, di mana dia mengutip pernyataan dari seorang sejarawan awal:
“Tetapi bahkan para penulis kafir pun memuji Yerusalem sebagai kota kontemporer yang bermakna. Tacitus menyebutnya “kota yang terkenal.” Tetua Pliny menyatakan bahwa kota ini ”sejauh ini merupakan kota yang paling terkenal di Timur kuno”. Appian, seorang pengacara dan penulis Romawi (yang hidup pada tahun 160 M), menyebutnya “kota besar Yerusalem” (Tacitus, Histories 5:2; Fragments of the Histories 1; Pliny, Natural History 5:14:70; Appian, The Syria Wars 50). Gulungan-gulungan Sibylline, tulisan-tulisan Josephus, dan Talmud sependapat dengan menyebut Yerusalem sebagai “sebuah kota besar” (Sibylline Oracles 5:150–154, 408–413; Josephus, J.W. 7:1:1; 7:8:7."
Yerusalem didukung oleh otoritas Kekaisaran Romawi (sampai pemberontakan Yahudi yang dimulai pada tahun 66 M dan berakhir dengan kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M).
|
- Pelacur itu digambarkan telah "mabuk oleh darah orang-orang kudus milik Yahuwah" (pasal 17:6). Lihatlah daftar contoh-contoh di mana Yerusalem dipandang sebagai kekuatan pendorong utama yang menganiaya umat Yahuwah di zaman Perjanjian Baru: Kisah Para Rasul 4:3; 5:18–33; 6:12; 7:54–60; 8:1 dst; 9:1–4, 13, 23; 11:19; 12:1–3; 13:45–50; 14:2–5, 19; 16:23; 17:5–13; 18:12; 20:3, 19; 21:11, 27; 22:30; 23:12, 20, 27, 30; 24:5–9; 25:2–15; 25:24; 26:21. Lihat juga: 2 Kor 11:24; 2Tes 2:14–15; Ibr 10:32–34.
- Pelacur itu digambarkan menunggangi Binatang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh (17:7). Beberapa ayat kemudian, Binatang itu dijelaskan lebih lanjut (pasal 17:9) dengan perkataan: “Tujuh kepala itu adalah tujuh bukit yang di atasnya perempuan itu duduk.” Roma paling terkenal sebagai kota tujuh bukit di dunia kuno. Yerusalem didukung oleh otoritas Kekaisaran Romawi (sampai pemberontakan Yahudi yang dimulai pada tahun 66 M dan berakhir dengan kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M).
- Pelacur dan Binatang itu akhirnya saling bermusuhan (pasal 17:15-16). Sebelum terjadinya pemberontakan Yahudi, Yerusalem mempunyai hubungan politik yang spesial dengan Roma. Orang-orang Yahudi diizinkan untuk melanjutkan ibadah keagamaan mereka di Yerusalem, dengan syarat mereka (seperti bangsa-bangsa taklukan lainnya) membayar penghormatan dan pajak kepada Kaisar.
- Pelacur itu akhirnya dicirikan dengan bahasa yang sama dengan Yerusalem dalam pasal 11:8, 14:8, dan 17:5. Kota besar itu adalah Yerusalem; Pelacur dan Yerusalem adalah sama. Oleh karena itu, Sang Pelacur adalah sebuah julukan simbolis dan bersifat nubuatan yang diberikan kepada Yerusalem yang sudah terbentuk seperti itu. Alih-alih menjadi tetap setia kepada Tuan Yahuwah, Yerusalem malah menolak Anak Yahuwah dan malah melanjutkan pemberontakannya yang keji.
Dalam beberapa pasal terakhir kitab Wahyu, banyak dari gelar/julukan ini menggambarkan penggulingan, kejatuhan, dan kehancuran Yerusalem. Kita dapat memastikan julukan ini sebagai Yerusalem karena semuanya saling melengkapi dengan kota asal yang sama—tempat Tuan telah disalibkan. Seringkali, gelar yang digunakan di seluruh kitab ini digunakan kembali hingga ke pasal-pasal terakhir.
- Yerusalem disebut sebagai "kota besar" dalam pasal 18:10, 18:16, 18:19, dan 18:21.
- Yerusalem disebut Babel dalam pasal 18:2, 18:10, dan 18:21.
Nama Yerusalem hanya disebutkan beberapa kali (pasal 3:12, 21:2, 21:10) dalam kitab Wahyu. Dapat dibuat perbedaan menarik yang bisa di lihat antara Yerusalem "tua" bersejarah (yang merupakan kota yang dihakimi oleh Yahuwah atas kejahatan pelanggaran perjanjian saat Anak Yahuwah disalibkan) dan Yerusalem "baru".
Mengapa identifikasi Yerusalem ini penting? Jika kita memahami kitab Wahyu dengan benar (seperti yang dimaksudkan oleh Yahushua untuk kita pahami melalui pemberitaan Yohanes), kita melihat bahwa kitab ini memiliki banyak penerapan spiritual namun dengan mengingat peristiwa sejarah yang utama. Ini bukanlah kitab yang pada pokoknya membahas masa depan kita (walaupun itu adalah sesuatu yang termasuk dalam kitab ini). Sebaliknya, kitab ini terutama mengungkapkan melalui simbol-simbol nubuatan sebuah peristiwa dahsyat yang akan meninggalkan jejak abadi pada agama Kristen, agama Yahudi, dan dunia di sepanjang sejarah manusia.
Sebagai umat Kristiani, kitab ini merupakan sumber kekuatan lain tentang apa yang harus kita nantikan di masa depan, dan bahkan setelah kehidupan ini, berakar pada pekerjaan Yahuwah dalam waktu dan sejarah. Agama kita tidak didasarkan pada omong kosong filosofis, tidak juga pada takhayul supranatural, atau “tebakan-tebakan” yang membingungkan. Iman kita didasarkan pada kenyataan pekerjaan Yahuwah di dunia, sebagaimana diungkapkan dan dinyatakan dalam kitab-kitab suci baik Perjanjian Lama maupun Baru.
Ini adalah artikel non-WLC yang ditulis oleh Jacob Toman.
Kami telah mengeluarkan nama-nama dan gelar-gelar umum dari Bapa dan Anak yang ada di dalam artikel ini, dan menggantinya dengan nama-nama dan gelar-gelar asli yang sudah diberikan. Kami juga melakukan hal yang sama pada kutipan-kutipan Alkitab yang ada, dengan mengganti nama-nama dan gelar-gelar yang ada dengan nama-nama dan gelar-gelar asli sebagaimana yang dituliskan oleh para penulis Alkitab yang terilhami. -Tim WLC